Transformasi Digital : “Mewujudkan Pemilu Yang Tertib dan Anti Hoax”

Transformasi Digital : “Mewujudkan Pemilu Yang Tertib dan Anti Hoax”

Transformasi digital dalam pemilu I Pixabay

#SohIBBerkompetisiArtikel

Indonesia adalah negara yang besar, terdiri dari berbagai macam agama, suku/ras dan budaya. Sehingga tidak heran Indonesia diharapkan mampu menjadi negara yang berkeadilan dan demokratis. Menjadi sebuah negara besar khususnya di kawasan ASEAN maka tidak dipungkiri Indonesia harus berbenah dalam hal teknologi. Salah satunya yaitu transformasi pada dunia digital. Digitalisasi tidak hanya merambah dalam aspek ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya. Tetapi, perlu adanya transformasi digital dalam sistem informasi ke publik. Salah satunya informasi tentang dunia politik di tanah air. Tentunya demi mewujudkan pemliu yang tertib dan anti hoax.

Untuk mewujudkan sebuah pemilu yang tertib, adil, berintegritas, dan transparan pada zaman teknologi ini maka perlu adanya sebuah inovasi dalam merubah sistem pemilu konvensional menjadi pemilu digital. Yaitu dengan menggunakan sistem elektronik dalam pemungutan suara maupun penghitungan suara. Hal ini dapat berkaca pada negara-negara maju yang terbukti sukses dalam melaksanakan pemilu dengan menggunakan sistem elektronik. Tetapi, menggunakan sistem elektronik ini juga harus diimbangi dengan sumber daya manusia dan infrastruktur serta sistem keamanan data yang kuat agar terhindar dari serangan siber dan manipulasi data. Dengan transformasi digital dalam pemilu ini juga diharapkan dapat menciptakan efisiensi, baik dari segi anggaran maupun sumber daya manusia.

Selain itu dunia digital pada zaman sekarang ini sudah menjadi tempat atau wadah masyarakat dalam berinteraksi maupun dalam mencari informasi. Salah satunya informasi dalam dunia politik. Pada tahun-tahun pemilu banyak informasi yang beredar di masyarakat tentang dunia politik. Baik itu informasi yang mencerahkan publik maupun informasi hoax. Oleh karena itu, informasi hoax menjadi tantangan besar Indonesia dalam pemilu. Sehingga perlu adanya transformasi digital dalam hal literasi di masyarakat untuk mendorong sebuah ekosistem digital yang demokratis.

Transformasi digital bukan hanya kemajuan dalam menciptakan sebuah teknologi. Tetapi, harus diimbangi dengan pendidikan literasi digital kepada masyarakat. Agar masyarakat terdidik dalam mengakses maupun menangkap sebuah informasi yang beredar di media sosial. Pemahaman dalam mencari informasi dari sumber yang kredibel dan sikap kritis dalam menyaring informasi yang diterima adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Dengan peningkatan literasi digital ini maka akan menjadikan masyarakat yang berwawasan digital.

Pemerintah dan stakeholder terkait juga perlu ada upaya untuk mengantisipasi dan menangkal penyebaran hoax. Yaitu dengan pengawasan dan penindakan kepada platform maupun konten yang beredar di media sosial yang terindikasi menyebarkan informasi hoax ke publik. Karena informasi hoax seperti ini apabila tidak ditanggulangi dengan cepat maka akan cepat tersebar dan mempengaruhi masyarakat di kalangan bawah secara masif. Hal ini akan berdampak besar bagi bangsa Indonesia karena bisa mengakibatkan polarisasi di masyarakat dan menjadikan pemilu yang tidak bersih.

Jadi, untuk mewujudkan transformasi digital demi menciptakan pemilu yang tertib dan anti hoax ini memang diperlukan kerjasama dari berbagai pihak. Baik itu dari pemerintah, otoritas terkait maupun dari masyarakat khususnya kalangan generasi muda. Untuk generasi muda diharapkan agar untuk tidak hanya menjadi penonton dalam dunia politik, tetapi juga berperan aktif dalam menambah wawasan baik itu pada dunia digital maupun dunia politik. Salah satunya berperan serta dalam menangkal penyebaran infomasi hoax di media sosial. Misalnya dengan melaporkan postingan atau konten di media sosial yang menyesatkan dan menyebarkan berita bohong ke masyarakat.