5 Penyebab Utama Overthinking pada Mahasiswa Akhir dan Solusinya

5 Penyebab Utama Overthinking pada Mahasiswa Akhir dan Solusinya

tanggung jawab yang semakin bertambah seringkali menjadikan mereka terperangkap pola berpikir yang berlebihan | Sumber: freepik (jcomp)

Overthinking atau berlebihan dalam berpikir, adalah masalah yang tidak asing bagi banyak mahasiswa akhir di seluruh dunia. Saat menjelang akhir perjalanan kuliah, tekanan dan tanggung jawab yang meningkat seringkali membuat mereka terjebak dalam siklus berpikir yang berlebihan dan berlarut-larut. Mereka mungkin merasa khawatir tentang pekerjaan akhir, mencari pekerjaan, atau mencapai harapan orang lain.

Dalam artikel ini, kita akan menggali 5 penyebab utama mengapa mahasiswa akhir sering mengalami overthinking, serta solusi praktis yang dapat membantu mengatasi masalah ini dan menjalani kehidupan kuliah dengan lebih seimbang serta damai.

1. Kesehatan Mental yang Kurang Terjaga

Kesehatan mental yang terjaga adalah pondasi utama untuk menjalani kehidupan yang seimbang dan produktif, terutama bagi mahasiswa akhir yang seringkali menghadapi tekanan dan tantangan berat dalam perjalanan akademik mereka.

Sayangnya, kesehatan mental yang terabaikan seringkali menjadi penyebab utama mengapa mahasiswa akhir rentan terhadap overthinking, kondisi yang dapat mengganggu kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

wanita muda yang emosional tertekan di sofa
Ilustrasi wanita muda yang emosional tertekan di sofa | Sumber: freepik (jcomp)

Overthinking seringkali merupakan gejala dari masalah kesehatan mental yang lebih besar, seperti kecemasan atau depresi. Mahasiswa akhir yang merasa tegang, gelisah, atau terlalu khawatir tentang masa depan mereka mungkin perlu mengambil langkah-langkah untuk merawat kesehatan mental mereka.

Solusinya adalah mencari bantuan dari konselor universitas atau profesional kesehatan mental, berbicara terbuka dengan teman atau keluarga, dan melibatkan diri dalam aktivitas yang meningkatkan kesejahteraan mental, seperti meditasi, yoga, atau olahraga. Merawat kesehatan mental bukanlah tanda kelemahan, tetapi sebuah langkah bijak menuju kehidupan yang lebih sehat, bahagia, dan produktif.

2. Merasa Salah Jurusan

Merasa salah jurusan adalah persoalan serius yang sering menghantui mahasiswa akhir, dan dampaknya bisa sangat memengaruhi kesejahteraan mental mereka. Overthinking seringkali timbul ketika mahasiswa akhir meragukan pilihan jurusan mereka.

Pertanyaan seperti "Apakah ini yang saya inginkan?" atau "Apakah saya memilih jalur yang benar?" dapat merayap ke pikiran mereka, memicu kecemasan yang berlarut-larut. Ketika mahasiswa akhir merasa telah membuang waktu dan upaya dalam studi yang mungkin tidak sesuai dengan minat mereka, itu bisa menjadi beban berat yang menumpuk.

Merasa salah jurusan bisa sangat memengaruhi kesejahteraan mental mahasiswa akhir
Merasa salah jurusan bisa sangat memengaruhi kesejahteraan mental mahasiswa akhir | Sumber: freepik (stockking)

Namun, ada solusi yang bisa membantu mengatasi perasaan salah jurusan ini. Pertama-tama, penting untuk berbicara dengan penasihat akademik atau konselor karier yang dapat memberikan panduan dan wawasan tentang pilihan jurusan alternatif atau perubahan jalur akademik.

Membuat daftar kelebihan dan kelemahan dari jurusan saat ini serta jurusan alternatif yang diminati juga bisa membantu mahasiswa akhir merenung secara mendalam. Selain itu, melakukan magang atau praktek di lapangan yang relevan dengan minat mereka dapat memberikan pengalaman praktis yang dapat membantu mereka memutuskan langkah selanjutnya dengan lebih yakin.

Melalui pemikiran yang matang dan dukungan yang tepat, mahasiswa akhir dapat mengatasi perasaan salah jurusan dan mengarahkan diri mereka menuju jalur akademik yang sesuai dengan visi dan potensi mereka.

3. Harapan Orang Tua

Harapan orang tua adalah aspek penting dalam kehidupan mahasiswa akhir, namun terkadang dapat menjadi salah satu penyebab utama overthinking. Mahasiswa akhir sering merasa tertekan untuk mencapai standar yang diberlakukan oleh orang tua mereka.

Tekanan ini bisa sangat berat, karena mereka berusaha memenuhi ekspektasi yang mungkin tidak selalu sesuai dengan minat atau visi mereka sendiri.

Harapan orang tua, penting dalam kehidupan mahasiswa akhir, dapat menjadi penyebab utama overthinking
Harapan orang tua, penting dalam kehidupan mahasiswa akhir, dapat menjadi penyebab utama overthinking | Sumber: freepik

Untuk mengatasi beban ini, komunikasi terbuka dengan orang tua sangat penting. Mahasiswa akhir perlu berbicara dengan mereka tentang harapan, ketakutan, dan ambisi mereka sendiri. Pemahaman yang jujur dari kedua belah pihak bisa membantu mengurangi ketegangan dan memberikan kesempatan untuk mencapai kesepakatan yang lebih seimbang.

Selain itu, mahasiswa akhir perlu mengingatkan diri sendiri bahwa karier dan kebahagiaan mereka adalah milik mereka sendiri, dan keputusan akhir tetap berada di tangan mereka. Dengan mengejar impian mereka sendiri dan mencari dukungan yang sehat dari keluarga, mahasiswa akhir dapat mengatasi overthinking yang disebabkan oleh harapan orang tua dan menjalani kehidupan yang lebih memuaskan.

4. Skripsi yang Tak Kunjung Usai

Skripsi yang tak kunjung usai adalah mimpi buruk bagi sebagian besar mahasiswa akhir. Ini merupakan salah satu penyebab utama overthinking yang dapat merusak kesejahteraan mental mereka.

Proses penelitian yang panjang dan kompleks seringkali membuat mahasiswa akhir merasa tertekan dan gelisah. Mereka khawatir tentang penyelesaian tepat waktu, kualitas hasil penelitian, dan apakah mereka dapat memenuhi ekspektasi dosen pembimbing mereka. Overthinking mulai merayap ketika mereka terjebak dalam siklus pertanyaan dan keraguan yang berlarut-larut.

Skripsi yang terus tertunda merupakan mimpi buruk yang seringkali menghantui sebagian besar mahasiswa akhir
Skripsi yang terus tertunda merupakan mimpi buruk yang seringkali menghantui sebagian besar mahasiswa akhir | Sumber: freepik

Untuk mengatasi tantangan ini, penting untuk merencanakan penelitian dengan matang dan membuat jadwal yang realistis. Mahasiswa akhir juga harus berkomunikasi secara teratur dengan dosen pembimbing mereka untuk mendapatkan panduan dan dukungan yang diperlukan.

Jangan ragu untuk mencari bantuan tambahan, seperti konselor akademik, jika perasaan overthinking semakin berat. Selain itu, melibatkan diri dalam kelompok studi atau forum penelitian dapat membantu meredakan tekanan dan memberikan perspektif yang berharga.

5. Persaingan masuk dunia kerja

Persaingan masuk dunia kerja merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh mahasiswa akhir. Saat mereka menghadapi akhir perjalanan kuliah mereka, ketidakpastian tentang bagaimana bersaing di pasar kerja yang kompetitif seringkali menjadi pemicu overthinking.

Mahasiswa akhir merasa tekanan untuk membangun karier yang sukses dan mencari pekerjaan yang sesuai dengan jurusan mereka. Mereka mungkin bertanya-tanya apakah keterampilan dan pengalaman mereka cukup untuk bersaing, dan perasaan ketidakpastian ini bisa memicu overthinking yang berlebihan.

Ketika mereka mendekati akhir perjalanan kuliah, keraguan tentang bagaimana bisa bersaing di pasar kerja yang sangat kompetitif seringkali memicu overthinking
Ketika mereka mendekati akhir perjalanan kuliah, keraguan tentang bagaimana bisa bersaing di pasar kerja yang sangat kompetitif seringkali memicu overthinking | Sumber: freepik (jcomp)

Salah satu solusi untuk mengatasi overthinking terkait persaingan masuk dunia kerja adalah dengan merencanakan langkah-langkah karier yang bijaksana. Ini termasuk mencari peluang magang atau pekerjaan sambilan selama masa kuliah, membangun jaringan profesional, dan memperbarui resume secara teratur.

Selain itu, mengembangkan keterampilan lunak seperti kemampuan berkomunikasi dan kepemimpinan dapat meningkatkan daya saing di pasar kerja. Mahasiswa akhir juga dapat mencari bantuan dari penasihat karir universitas atau alumni yang sudah berada di dunia kerja untuk mendapatkan wawasan yang berharga tentang persiapan karier.