Menilik Digitalisasi Pariwisata Desa, Sebuah Potensi untuk Menarik Wisatawan

Menilik Digitalisasi Pariwisata Desa, Sebuah Potensi untuk Menarik Wisatawan

Kemudahan memperoleh informasi dan mengakses pariwisata secara daring dapat meningkatkan minat kunjungan wisatawan | Freepik

#SohIBBerkompetisiArtikel

Teknologi kini telah menjadi bagian dari solusi yang menjawab banyak sekali permasalahan yang ada. Penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari semakin masif dari waktu ke waktu. Mengingat, tidak sedikit penyedia jasa teknologi yang ada saat ini. Maraknya penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada hampir seluruh aspek kehidupan telah membawa pengaruh baik yang cukup signifikan

Kini, mendigitalisasi berbagai aspek yang ada sangat mempermudah dan menyingkat proses yang ada. Di dunia industri, digitalisasi sistem yang ada membantu meningkatkan efisiensi. Sedangkan pada sektor ekonomi, penerapan teknologi berkontribusi pada peningkatan penjualan lantaran keterjangkauan akses informasi. Adapun pada sektor pelayanan publik, digitalisasi berperan penting dalam mengefisiensikan sistem yang ada.

Tak henti di situ, penerapan teknologi pada sektor pariwisata juga berpotensi tinggi dalam meningkatkan jumlah pengunjung. Digitalisasi pariwisata desa dapat ditujukan untuk unjuk kebolehan dan kecantikan yang ditawarkan sebagai upaya promosi pariwisata. Hal tersebut dibuktikan oleh Bagus Putu Wahyu Nirmala, dkk dalam penelitiannya pada 2020 yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kunjungan langsung lantaran promosi melalui website dan memanfaatkan teknologi yang secara khusus dikembangkan untuk desa tersebut, seperti augmented reality.

Kemudahan memperoleh informasi dan mengakses pariwisata secara daring dapat meningkatkan minat kunjungan wisatawan | Freepik

Lebih lanjut, penerapan teknologi untuk meningkatkan potensi pariwisata desa juga dibuktikan oleh Raul Ilma Rajasa, dkk. Mengutip dari ITS News, Raul dan timnya menggagas Bitrado, sebuah platform permainan daring dengan konsep petualangan di berbagai daerah di Indonesia. Permainan ini dilengkapi dengan fitur toko makanan dan pakaian yang mana merupakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) daerah yang eksis. Dengan demikian, potensi daerah tersebut secara tidak langsung dipromosikan.

Penerapan teknologi sebagai upaya digitalisasi pariwisata desa terbukti berimplikasi pada meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan. Beberapa hal sederhana, misalnya website, peta daring lokasi, rekomendasi kuliner, dan lain sebagainya bisa diaplikasikan melalui implementasi teknologi. Selain itu, digitalisasi proses pembayaran maupun registrasi yang mempermudah pengunjung juga dapat meningkatkan minat wisatawan. Kemenparekraf mengungkapkan bahwa pembayaran cashless dan akses informasi yang baik dapat menjadi strategi yang baik untuk menggaet wisatawan.

Umumnya, digitalisasi pariwisata desa telah menjadi strategi pemasaran yang cerdas. Melalui digitalisasi ini, pengunjung dapat dengan lebih mudah memesan tiket, melakukan pembayaran, memeriksa status wisata, hingga merencanakan perjalanan dengan lebih baik dan efektif. Melalui digitalisasi pula, pengalaman yang diperoleh pengunjung dapat ditingkatkan melalui penggunaan teknologi augmented reality dan/atau virtual reality.

Ilustrasi digitalisasi pembayaran non tunai yang dapat diterapkan pada desa wisata | Freepik 

Dalam jangka panjang, digitalisasi pariwisata desa akan membuahkan hasil yang memuaskan. Hanya saja, beberapa hal perlu diperhatikan agar peningkatan jumlah pengunjung akibat digitalisasi pariwisata ini terwujud. Di antaranya adalah partisipasi peran pengelola wisata dan masyarakat sekitar, hingga manajemen teknologi yang baik. Selain itu, keamanan data pengunjung juga harus diperkuat demi menciptakan rasa aman dan nyaman selama berwisata.

Inisiasi yang baik untuk memulai digitalisasi pariwisata harus segera dilakukan. Meskipun pengimplementasian hal tersebut membutuhkan waktu yang tak singkat, pengelola sebaiknya optimis dalam menapaki langkah untuk mewujudkannya. Beberapa tantangan juga harus dihadapi, seperti salah satunya adalah kurangnya sumber daya manusia yang melek teknologi. Guna mengatasi hal tersebut, diperlukan pelatihan-pelatihan berbasis teknologi.

Memang, inisiasi digitalisasi pariwisata desa membutuhkan insentif yang tak sedikit. Hanya saja, manfaat yang akan diraih akibat penerapannya akan jauh lebih besar dibanding insentif yang dikeluarkan di awal apabila diikuti dengan pengelolaan manajemen yang baik. Selain berkontribusi pada jumlah pengunjung, aplikasi teknologi dan digitalisasi pariwisata desa akan berkontribusi pada meningkatnya perekonomian daerah tersebut.

Tampilan website Desa Wisata Nglanggeran, salah satu desa wisata di Yogyakarta yang berhasil digitalisasi pariwisatanya | Gunungapipurba.com

Terakhir, upaya pengimplementasian teknologi sebagai wujud digitalisasi pariwisata desa sepatutnya disambut dengan optimis. Kini, teknologi hadir untuk membantu dan mempermudah sistem pengelolaan sekaligus mempromosikan pariwisata desa. Sehingga pemanfaatannya harus dilakukan dengan optimal.