Melihat Kriya Karya Teman Tuli Tasikmalaya dan Potensi Kerajinan yang Mendunia

Melihat Kriya Karya Teman Tuli Tasikmalaya dan Potensi Kerajinan yang Mendunia

Menteri Kemenparekraft Membeli Peci Salumpir karya Teman Tuli Tasikmalaya | jabarinews.id (istimewa)

#SohIBBerkompetisiArtikel

“Berkarya dengan Isyarat Cinta.“ Kalimat magis penuh makna mendalam ini saya temukan ketika tengah menonton salah satu youtube channel Madrasah Tuna Rungu Assabikunal Awalun di Tasikmalaya. Dalam video tersebut diperlihatkan salah satu kegiatan esktrakurikuler pembuatan kerajinan tradisional yang diikuti murid-murid teman tuli asuhan Yadi Mulyadi. Dalam video berdurasi 2 menit 29 detik tersebut terlihat teman-teman tuli anak asuhan Yadi begitu bersemangat dan telaten dalam membuat kriya atau kreasi kerajinan tangan handmade.

Mereka berkarya dalam sunyi dengan gembira dan menjalin isyarat cinta sebagai satu-satunya pintu komunikasi untuk berdiskusi satu sama lain ketika membuat karya. Siapa yang menyangka melalui tangan-tangan dingin anak-anak teman tuli asuhannya lahir berbagai macam kerajinan tangan unik dan bernilai jual. Berkat keterampilan dan kegigihan teman-teman tuli dalam membuat kerajinan tradisional yang unik dan memiliki nilai jual tersebut, Yadi Mulyadi dan murid-muridnya berkesempatan mengikuti workshop “KaTa (Kabupaten/Kota) Kreatif“ yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2022 lalu.

Dalam kesempatan tersebut Yadi Mulyadi, pengurus sekaligus pengajar di madrasah Assabikunal Awalun sangat tidak menyangka karya murid-muridnya bisa mendapatkan apresiasi yang begitu luar biasa dalam kegiatan workshop. Salah satu produk karya teman tuli asuhan Yadi berupa Peci Salumpir yaitu peci yang terbuat dari pelepah kelapa yang baru pertama kalinya dipromosikan ternyata banyak diminati oleh pengunjung yang hadir dalam kegiatan yang dihadiri tokoh-tokoh kreatif seluruh kota yang terkenal dengan kuliner nasi tutug oncomnya tersebut. Menteri Kemenparekraft, Sandiaga Uno yang turut hadir dalam kegiatan tersebut bahkan menjadi pembeli pertama kerajinan peci tradisional, Peci Salumpir karya teman tuli anak-anak asuhannya.

Menteri Parekraft, Sandiaga Uno ketika menghadiri Workshop KaTa Kreatif di Tasikmalaya | kemenparekraft.go.id

Dalam siaran pers-nya Sandiaga Uno menyampaikan, pentingnya membangun ekosistem ekonomi kreatif  agar bisa membuka peluang usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat Tasikmalaya. Beliau juga menekankan pentingnya pemasaran produk pelaku ekonomi kreatif Tasikmalaya serta dukungan penuh pemerintah terutama di era digital seperti sekarang ini. Pihaknya berjanji akan membantu pemasaran produk melalui gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia dimana 30 juta UMKM bisa masuk ke dalam platform dan wajib dibeli oleh pemerintah karena masuk dalam e-katalog (kemenparekraft.go.id). Sandi Uno sangat tidak menyangka teman tuli asuhan Yadi Mulyadi di Tasikmalaya bisa menghasilkan produk berkualitas tinggi meskipun di tengah keterbatasan.

Potensi Kriya yang Mendunia

Secara kultural masyarakat kota Tasikmalaya memang tidak bisa dipisahkan dalam kemampuannya membuat kerajinan tradisional. Berbagai kerajinan tradisional yang ikonik tumbuh subur di kota yang sering disebut sebagai Mutiara Priangan Timur ini. Berdasarkan daerah pengembangannya industri unggulan Tasikmalaya mencakup industri Batik, konveksi atau pakaian jadi (tekstil), Anyaman Mendong, alas kaki Kelom Geulis, pakaian jadi Sulaman dan Bordir, dan juga Payung Geulis yang ikonik (Heryana Heri, 2022).

Mak Iyah, salah satu maestro pelukis kerajian Payung Geulis Tasikmalaya | kemenparekraft.go.id

Menariknya, produk kerajinan tradisional Tasikmalaya ini tidak hanya moncer di pasar domestik, tapi juga mulai merambah pasar internasional. Misalnya, kerajinan Anyaman Mendong yang banyak berproduksi di wilayah Kecamatan Purbaratu berhasil menembus pasar Korea dan Amerika Serikat. Berbagai macam produk Anyaman Mendong berupa keranjang, storage, topi, sendal hotel, maupun tatakan/alas untuk gelas banyak diminati baik di pasar dalam negeri maupun di pasar luar negeri. Salah satu pengusaha Anyaman Mendong bernama Abah Jeje mengatakan rata-rata dalam waktu satu bulan ia bisa mengirim 2 kontainer kerajinan anyaman mendong ke Amerika Serikat (Amiruddin Faizal, 2022). Ada juga Payung Geulis yaitu kerajinan payung tradisional ikon Tasikmalaya yang sudah diproduksi sejak Indonesia belum merdeka berhasil menembus pasar Malaysia, Singapura, Thailand dan Florida Amerika Serikat.

Produk kriya Tasikmalaya lainnya yang juga mendunia adalah Kelom Geulis. Yaitu alas kaki tradisional berbahan dasar kayu. Motif-motif yang diukir cantik dan indah menjadi daya tarik Kelom Geulis sehingga produk kerajinan ini bisa berhasil merambah pasar internasional seperti Italia, Jepang, dan Kanada serta negara Eropa lainnya.

Kerajinan Mendong Tasikmalaya | detik.com (istimewa)

Pesatnya pertumbuhan bisnis kerajinan tradisional di Tasikmalaya tentu saja tidak bisa dilepaskan dari pesatnya dukungan digital yang mulai diimplementasikan oleh pelaku ekonomi kreatif UMKM Tasikmalaya. Adanya dukungan pemerintah baik itu dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat yang diwakili oleh Kemenparekraft sedikit banyak membantu para pelaku UMKM Tasikmalaya untuk mulai mengenal penjualan produk secara online melalui lokapasar (marketplace).

Pesatnya transaksi elektronik di pasar e-commerce Indonesia sendiri terus meningkat mencapai Rp476,3 triliun dari tahun sebelumnya. Pemerintah mencatat sampai dengan tahun 2022 jumlah UMKM yang sudah melek digitalisasi berjumlah 20.997.131 UMKM, meningkat sebesar 17 persen dari tahun sebelumnya. Salah satu bentuk digitalisasi tersebut adalah cashless payment yang menjadi salah satu bukti konkret penerapan digitalisasi dalam kegiatan transaksi usaha. Karena itu, digitalisasi UMKM juga membutuhkan sinergi yang solid antara pemerintah daerah, pihak swasta, dan tentu saja pemerintah pusat (kominfo.go.id, 2023).

4 Pilar Kolaborasi Digitalisasi UMKM

Sangat menarik menyimak empat pilar dalam upaya membangun ekosistem digital UMKM dengan berbagai pemangku kepentingan yang digagas Kementerian Perdagangan. Pilar Pertama, para pelaku UMKM harus memiliki keinginan untuk  berkembang, berinovasi, dan bersikap terbuka terhadap berbagai perubahan. Pilar kedua, bekerja sama dengan lokapasar (marketplace) dalam sinergi membangun dan meningkatkan kapasitas melalui bantuan tatakelola, packing kemasan, sampai dengan peningkatan nilai barang untuk mengefisienkan rantai pasokan dan distribusi. Pilar ketiga, bekerja sama dengan ritel besar dan modern agar produk UMKM bisa memiliki jangkauan konsumen yang lebih luas dan setiap daerah bisa memasarkan produk lokal khas daerahnya. Pilar keempat, bantuan pembiayaan modal usaha melalui skema Kredit Usaha Rakyat atau KUR (kominfo.go.id, 2023).

Bagaimanapun, kolaborasi menjadi kata kunci dalam menggali potensi-potensi daerah yang unik dan berdaya saing di era adaptasi digital yang semakin pesat. Besarnya potensi daerah bisa maju dan bisa mengimbangi perkembanggan ekosistem ekonomi kreatif yang semakin digital bisa terwujud jika semua stakeholder mau bekerja sama dan berkolaborasi menghadapi tantangan digital yang terus berkembang di masa depan.***