Kepraktisan Teknologi dalam Mewujudkan Digitalisasi Informasi

Kepraktisan Teknologi dalam Mewujudkan Digitalisasi Informasi

Informasi Digital | Unsplash (Austin-Distel)

#SohibBerkompetisiArtikel

Kehidupan tidak statis, begitu juga dengan teknologi yang semakin berkembang. Semakin majunya sebuah zaman, semakin maju pula teknologi yang mengiringinya. Cara-cara lama yang digunakan manusia pun semakin lama semakin ditinggalkan karena kepraktisan tekonologi. 

Media konvensional yang eksis pada zaman dahulu | Freepik (Freepik)

Dalam kehidupan sehari-hari pun kita tidak bisa lepas dari peranan teknologi, mulai dari belanja secara online, penggunaan gawai, hingga kemudahan membaca berbagai informasi lewat internet, contohnya kamu yang sedang membaca artikel ini. Dahulu pemerolehan informasi didapatkan lewat tv analog, siaran radio, dan surat kabar. Namun, kini semua sudah bisa mudah diakses lewat koneksi internet. Bahkan, hal-hal kecil yang ingin kita tahu seperti resep membuat seblak tradisional atau mencari tahu cara top up e-money tanpa biaya admin pun mudah kita temukan di internet berkat adanya digitalisasi.

Digitalisasi itu bisa bermacam-macam. Segala cara lama atau tradisional yang berubah dengan memanfaatkan teknologi adalah digitalisasi. Peran ini bahkan sudah dicanangkan oleh pemerintah untuk membuat program "Making Indonesia 4.0" yang artinya membuat Indonesia menjadi lebih melek dengan dunia digital. Pengaruhnya sudah menjangkau berbagai sektor dan beberapa diantaranya hadir untuk efektifitas dan efisiensi. Beberapa sektor yang terpengaruh digitalisasi antara lain sektor industri, keuangan, informasi, dan layanan.

Transformasi persebaran informasi lewat media digital | Freepik (kaboompics)

Salah satu yang paling terasa di kehidupan sehari-hari adalah digitalisasi informasi. Berdasarkan survei mengenai perilaku pengguna Internet di Indonesia yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), diketahui jumlah pengguna Internet di Indonesia sudah mencapai 143,26 juta dari populasi penduduk Indonesia sejumlah 262 juta. Dampak perkembangan ini pun menciptakan masyarakat informasi. Perolehan informasi jadi semakin mudah dan menjangkau masyarakat secara keseluruhan.

Namun, karena kemudahan itu berbagai informasi yang beredar pun sering kali di luar kendali apalagi jika informasi tersebut merupakan informasi bohong (hoaks). Kasus ini banyak terjadi di media sosial yang menjadi sumber informasi paling banyak diakses oleh masyarakat. Menurut penelitian Rahmadhany A, dkk., (2021) media sosial menjadi tempat penyebaran utama hoaks dengan persentase sebanyak 92,40%. Jika tidak berhati-hati, hoaks atau berita bohong yang menyebar bisa menimbulkan kerugian bagi banyak orang. Selain media sosial, dari penelitian tersebut diperoleh juga sejumlah data bahwa ada 800.000 situs teridentifikasi menyebarkan informasi palsu. Dari survei yang dilakukan, sejumlah 14,7% dari 1.116 responden menerima berita hoaks lebih dari 1 kali sehari.

Tidak bisa dipungkiri lagi, ya, kalau media sosial itu jadi salah satu tempat untuk kita mencari dan membagikan informasi. Berkat cepatnya persebaran informasi ini beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkannya untuk menyebarkan informasi bohong atau hoaks. Namun, masih banyak orang yang menganggap hoaks adalah masalah kecil, padahal dapat menimbulkan kerugian bagi banyak orang. Sekarang, UU ITE juga sudah diberlakukan oleh pemerintah. Bagi siapa pun yang menyebarkan berita bohong akan dijerat segudang pasal. lho. Maka dari itu, bersikap kritis dan teliti setiap menerima informasi harus kita terapkan untuk mencegah fenomena ini semakin meluas. Tidak hanya di media sosial, berita hoaks juga kerap kali tersebar lewat aplikasi chat dan media daring yang mungkin tidak sengaja kita klik karena lewat di timeline. Selain untuk diri sendiri, kita juga harus memperingatkan hal ini kepada orang di sekitar. Manfaatnya tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi ke orang-orang terdekat agar tidak terkena dampaknya. Perlu diingat juga bahaw media sosial bisa eksis karena tujuannya untuk mempererat hubungan yang terbentang jarak, bukan untuk menyebarkan hal negatif dan merugikan banyak orang.

Media sosial menjadi sumber informasi yang paling banyak diakes masyarakat | Freepik (Freepik)

Sebagai masyarakat yang melek digital, tentunya kita harus bersikap bijak dengan informasi yang didapatkan lewat internet. Pengamat intelejen DR. Wawan Hari Purwanto, SH pun menyarankan agar masyarakat berpegang pada media mainstream karena lebih bisa dipertanggungjawabkan dibandingkan dengan situs abal-abal. Mungkin kamu merasa bosan dengan media yang menyampaikan berita dengan gaya lama. Sebagai alternatif kamu juga bisa mengakes situs indonesiabaik.id ini. indonesiabaik.id adalah satu media yang dikelola oleh pemerintah yang menyajikan berita, fakta, dan data dengan warna baru. Media tempat kamu sedang membaca ini dikelola Ditjen IKP Kementerian Komunikasi dan Informatika. Ada banyak informasi yang bisa kamu jelajah dengan sajian bahasa yang mudah dipahami.

Yuk, buat Indonesia lebih baik dengan menyajikan dan menyebarkan informasi digital berupa data dan fakta yang kredibel. Hal-hal yang disampaikan dengan baik maka akan menciptakan citra yang baik juga.