Deretan CEO Muda Indonesia Pemilik Bisnis dan Start Up Ramah Lingkungan, Dukung Perkembangan Ekonomi Hijau di ASEAN!

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMengisnpirasi

SohIB tentu tidak asing dengan organisasi resmi bernama Association of South East Asian Nation (ASEAN), bukan? Organisasi ini berfokus pada urusan geopolitik dan ekonomi serta pengendalian perubahan iklim di negara-negara wilayah Asia Tenggara. Secara rutin, ASEAN mengadakan pertemuan antara para kepala negara dengan perwakilan-perwakilan pemuda di ASEAN.

Dari data kemenpora.go.id, sebanyak tiga puluh empat persen populasi penduduk ASEAN merupakan generasi muda. Saat ini, di Indonesia banyak anak muda membanggakan yang menjadi CEO start up yang sukses membangun bisnisnya. Model bisnis dan start up tersebut tidak hanya berperan pada perkembangan ekonomi digital, namun juga berperan dalam perkembangan ekonomi hijau.

Mengutip dari laman kemlu.go.id, potensi ekonomi digital di ASEAN sangat besar yang mana diperkirakan pada tahun 2030, ekonomi digital ASEAN akan mencapai USD 2 triliun. Jumlah ini berkontribusi sebanyak 28 persen PDB ASEAN. Selain itu, berdasarkan Riset Bain and Company mencatat potensi keuntungan dari transformasi bisnis ekonomi hijau di Asia Tenggara sebesar USD 1 triliun per tahun pada 2030.

Dalam hal ini, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan, adanya dividen demografis menjadikan potensi ekonomi digital di ASEAN semakin menjanjikan. Hal ini disampaikannya ketika memberi sambutan dalam acara ASEAN Youth Dialogue 2023 yang dihadiri oleh para pemuda. Upaya untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital ASEAN dijelaskan lebih jauh oleh beliau, yakni dengan mendorong inovasi oleh pemuda, spirit kewirausahaan, dan mendorong tanggung jawab sosial.

Adapun menurut Desmond Lee, Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga Singapura, para pemuda harus mampu menggunakan teknologi terbaru dan berperan dalam masalah lingkungan hidup serta turut andil dalam menggerakkan ekonomi. Hal ini sejalan dengan implementasi yang telah dilakukan oleh start up dan bisnis ramah lingkungan milik CEO muda Indonesia, berikut ini daftarnya:

David Chrisitian

Pendiri Evoware, sebuah startup yang memproduksi gelas, wadah makan, dan peralatan makan yang terbuat dari rumput laut, sehingga ramah lingkungan.

Anugrah Pakerti

CEO muda lainnya, pendiri Avo Innovation Technology, menciptakan brand make up dan skincare Avoskin dari bahan utama yang alami dan dibeli dari petani lokal. Pada 2020, Anugrah Pakerti masuk ke dalam “30 Under 30 Asia” majalah Forbes.

Dino Johari

CEO Custombox Indonesia, sebuah perusahaan penyedia kemasan kotak yang eco-friendly berbahan kertas kraft daur ulang untuk berbagai bidang bisnis.

Helga Angelina

Ia adalah CEO dari Burgreens yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman yang menggunakan bioplastik terbuat dari singkong.

Arga Wicaksono

CEO dari Buangdisini, start up di bidang waste management ini mengubah limbah sampah plastik menjadi hal yang bernilai seperti uang, barang, maupun komoditas

Mohamad Bijaksana Junerosano

Seorang aktivis lingkungan sejak berkuliah di ITB ini merupakan CEO Waste4Change, yakni perusahaan yang bergerak dalam bidang layanan pengelolaan sampah untuk mengurangi sampah.

Putra Fajar Gumilang

CEO muda pendiri Smash.id yang merupakan sebuah aplikasi yang terintegrasi dengan sistem online untuk manajemen persampahan di Indonesia.

Itulah deretan CEO muda di Indonesia yang bergelut di bidang bisnis dan startup ramah lingkungan. Keterlibatan pemuda untuk perkembangan ekonomi digital dan ekonomi hijau di ASEAN bisa menjadi sangat potensial dan berkontribusi besar pada tercapainya tujuan-tujuan dan visi ASEAN.

SohIB dapat menjadikan mereka, para CEO muda sebagai sumber inspirasi untuk turut mengambil peran demi kemajuan ASEAN. Kenali ASEAN lebih jauh dengan membaca artikel-artikel lainnya tentang ASEAN dari Indonesiabaik.id ya, SohIB!