Dukung Perekonomian ASEAN 2023 Melalui Ketahanan Pangan dan Laut, Petani dan Pelaut Kaya, Negara Jaya

Dukung Perekonomian ASEAN 2023 Melalui Ketahanan Pangan dan Laut, Petani dan Pelaut Kaya, Negara Jaya

Jokowi didampingi Menlu Retno Marsudi, Menko Polhukam Mahfud MD, dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. | Dok. BPMI Setpres

Presiden Joko Widodo secara resmi membuka KTT ke-42 Asean 2023 di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, NTT pada Rabu (10/5 - 2023). Jokowi didampingi Menlu Retno Marsudi, Menko Polhukam Mahfud MD, dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. | Dok. BPMI Setpres

#SohIBBerkompetisiArtikel

Dalam tulisannya, mengenai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 di Phnom Penh bulan November 2022 lalu, Kemensetneg menyampaikan bahwa Indonesia Kembali memegang kepemimpinan internasional yaitu menjadi keketuaan ASEAN periode 2023. Dengan tema yang diangkat yakni “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth". Menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan, baik dari segi pengembangan kesehatan, ketahanan pangan, ketahanan energi maupun perekonomian dengan pengendalian pertumbuhan yang cepat, inklusif dan berkelanjutan merupakan harapan yang disampaikan oleh ASEAN pada konferensi tingkat tinggi kemarin.

Tentunya dengan tema yang diangkat pada periode keketuaan Indonesia saat ini, terdapat elemen penting terlepas dari bagaimana menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dari sektor ekonomi, ketahanan pangan dan kesehatan, yaitu dari negara pemimpin itu sendiri. Sebelum menjadikan ASEAN sebagai pemain sentral, Indonesia haruslah memperkuat pertumbuhan negaranya. Maka peran utama Indonesia terhadap harapan ASEAN ialah memperkuat pertumbuhan negara, baik dari sektor ketahanan pangan, kesehatan maupun ekonomi. Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, mengatakan bahwa ada berbagai cara dalam memperkuat pertumbuhan negara, salah satunya dengan memperkuat di bidang kesehatan. Ini tentu selaras dengan tujuan ASEAN saat ini. Selain itu beliau juga mengatakan bahwa pengembangan akan dilakukan di bidang energi, bidang pangan, dan melakukan penguatan untuk kerjasama keuangan.

Upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif berkeadlian yang kuat dan berkelanjutan bermuara pada upaya mengembangkan green economy dan blue economy. Memperkuat kedua sektor perekonomian tersebut untuk memastikan ketahanan ekonomi yang kokoh, sehingga ASEAN mampu menjadi motor penggerak dan berkontribusi juga bagi stabilitas dan perdamaian kawasan, hingga ke Indo-Pasifik.

Family Photo pertemuan Pejabat Senior ASEAN (ASEAN Senior Officials' Meeting/SOM) | (Foto: Kemlu)

Green economy sendiri merupakan sebuah langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk memulihkan perekonomian nasional dengan mementingkan aspek permasalahan lingkungan. Pada praktiknya, kemandirian dalam pangan menjadi salah satu upaya yang dapat Indonesia lakukan. Membuat pertanian pangan yang mapan, modern dan sustainable merupakan tujuan jangka panjang yang mampu memperkuat pertumbuhan Indonesia dan negara-negara di ASEAN. Dalam sektor pertanian sendiri dapat dimulai dengan menyiapkan ketahanan pangan dengan mulai menanam padi yang berkualitas sebagai bahan pangan utama masyarakat Indonesia juga negara-negara Asia Tenggara. Pertanian ini merupakan sebuah emas hijau yang mana inilah yang akan mampu membangkitkan ketahanan perekonomian negara. 

Kemensetneg, menyampaikan bahwa ASEAN menduduki peringkat ekonomi terbesar ketiga di Asia dan kelima di dunia setelah Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, dan Jerman. Indonesia merupakan negara maritim dan tropis dengan luas wilayah yang dimiliki tentu mampu juga untuk menciptakan perekonomian yang luar biasa apabila dikembangkan dengan baik seluruh potensi SDM dan alam nya, untuk itulah hadirnya green economy yang kemudian disusul dengan blue economy dihadirkan untuk menjawab tantangan ekonomi mendatang dan menjadikan kawasan ASEAN sebagai world’s engine of sustainable growth seperti yang Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi ucapkan pada acara KTT ASEAN 2023 lalu.

Jepang sendiri mampu menduduki peringkat ekonomi terbesar ketiga di dunia walaupun dengan kondisi geografis dan SDM yang terbatas, dalam artian tidak sebanyak dan seluas Indonesia. Maka peran Indonesia saat ini adalah harus mampu untuk menjadi bangsa yang mandiri, baik pangan nya maupun pendidikan. Bedasarkan data yang terjadi hari ini, di Jepang yang meraih peringkat ekonomi terbesar ketiga di dunia bahkan mengalami kekurangan anak muda, berbeda dengan Indonesia yang bahkan Kita memiliki keunggulan berupa bonus demografi pada 2045 mendatang. Namun pada faktanya kesempatan emas ini justru masih terhalang oleh gizi. Sebanyak 68% dari anak muda Indonesia mengalami kekurangan gizi, maka efek yang terjadi apabila kekurangan gizi adalah kesulitan dalam berpikir dan memperbaiki kehidupan yang kurang gizi itu jauh lebih sulit dibanding mempersiapkan bangsa yang memiliki kecukupan gizi.

Pertanian Modern | (Prasetia Fauzani / ANTARA FOTO)

Hubungan antara ketahanan pangan dengan ekonomi dunia saling berkesinambungan. Memiliki ketahanan pangan yang rendah menyebabkan timbulnya masalah berupa kekurangan gizi, hal ini berkaitan dengan pembentukan kepemimpinan bangsa kita kelak, jika penerus bangsa kekurangan gizi, maka cara dia berpikir pun akan terbatas, kesehatan terbatas, dan tentu akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi yang ada. Maka dimulai dari bangsa yang sehat akan mampu membawa negara-negara lainnya di ASEAN sebagai epicentrum of growth dunia.

Ini harus dipersiapkan dengan matang, karena ketahanan pangan akan mampu membawa SDM yang berkualitas, tentu momentum ini harus diisi oleh anak muda/SDM yang berkualitas supaya mempercepat implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs), meningkatkan ketahanan energi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sehingga dapat menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia.

Jadi, momentum untuk mewujudkan ASEAN sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia harus kita isi dengan menyiapkan ketahanan pangan yang kuat. Mulai dari menata pendidikan, menata pertanian agar memproduksi pangan yang berkualitas untuk menyiapkan gizi seimbang bagi bangsa ini. Ini bisa diterapkan mulai dari saat ini, sehingga Kita mampu mencapai bangsa yang mandiri dan sejahtera, namun sekaligus mampu mengambil momentum terbaik tadi untuk menghasilkan bangsa yang lebih besar, kuat dan tangguh lagi dalam memikul keketuaan ASEAN 2023. Dengan begitu harapan ASEAN untuk menjadi epicentrum of growth dapat terimplementasi dengan cepat dan baik.

Kemudian memasuki blue economy, dalam tulisannya yang berjudul "Motivasi Indonesia Dalam Menerapkan Model Kebijakan Blue Economy Masa Pemerintahan Joko Widodo" Faisyal Rani dan Wulandari Cahyasari mengatakan blue economy diperkenalkan pertama kali oleh Gunter Pauli, seorang pendiri dan aktivis Zero Emission Reaserch Inotiative (ZERI). Model blue economy dimaksudkan untuk menunjukkan kepada para intreprenenur, bahwa the blue economy business model memberikan peluang untuk mengembangkan investasi dan bisnis yang lebih menguntungkan secara ekonomi dan lingkungan.

Pada bahasan sebelumnya, bahwa ketahanan pangan mampu membawa bangsa menjadi lebih besar dan cerdas, utamanya kemajuan dalam pendidikan yang kemudian menjadi penuntun Kita dalam memasuki era blue economy ini. Melalui pendidikan, bersama anak bangsa dan SDM berkualitas Kita implementasikan pemahaman blue economy di seluruh penjuru Indonesia. Menjadi bangsa yang mandiri, baik dalam pangan, pendidikan dan ekonomi yang visi, misi dan gagasannya dapat diimplementasikan secara menyeluruh di negara-negara ASEAN.

Sehingga dapat membantu dunia untuk menjawab tantangan ekonomi dan permasalah yang ada. Adapun menurut Kemensetneg, suksesnya rangkaian KTT ASEAN 2023 pada keketuaan Indonesia tentu akan semakin menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peran yang strategis dalam memimpin Kawasan secara konkrit dan mampu memberikan kontribusi dan manfaat yang besar pada masyarakat serta menjadikan Kawasan ASEAN sebagai world engine of sustainable growth.

"LOMBA ARTIKEL SOHIB 2023" Peran Indonesia dalam Mewujudkan Harapan ASEAN