Pemudi Indonesia, Ini Caranya Sukses dalam Ekonomi Digital!

Pemudi Indonesia,  Ini Caranya Sukses dalam Ekonomi Digital!

Pemudi Indonesia, Investasi Masa Depan

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel 

Ekonomi digital Indonesia berkembang secara masif sejak pandemi Covid-19 melanda. Hampir seluruh transaksi barang dan jasa hingga kini dilakukan secara online. Berdasarkan riset berjudul Roaring 20s: The SEA Digital Decade oleh Google dan Temasek Insights, hasil transaksi online tersebut membuat total nilai pembelian barang secara online tahun 2021 di Indonesia meroket 49% dengan valuasi hingga $70 triliun. Semua sektor digital bertumbuh sebesar dua digit pada tahun 2021 dengan platform e-commerce sebagai platform dengan pertumbuhan terbesar (52%). Luar biasa, bukan?

Bertumbuhnya sektor digital tentunya akan berdampak pada kebutuhan talenta digital yang semakin meningkat. Perusahaan dan start-up nasional berlomba-lomba merekrut talenta terbaik untuk menggerakkan ekosistem digital. Di sisi lain, perusahaan nonteknologi juga membutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM) mumpuni untuk membantu transformasi digital perusahaan.

Kesenjangan Gender dan Ketimpangan Jumlah Talenta Digital

Di mana talenta digital muda kita? | Unsplash: https://unsplash.com/photos/5QgIuuBxKwM

Sayangnya, ternyata pertumbuhan konsumen daring yang drastis belum proporsional dengan jumlah talenta digital berkualitas di negara kita. Pada kaum perempuan muda, tantangan makin bertambah dengan adanya isu kesenjangan gender dalam akses internet dan peran kepemimpinan dalam sektor digital. 

Berdasarkan hasil penelitian berjudul Women’s Participation in Digital Economy oleh  Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA),  proporsi wanita yang bekerja di bidang komputasi di Indonesia hanya sekitar 21% pada tahun 2015. Selain itu, perempuan yang merupakan pelaku usaha miko, kecil, dan menengah (UMKM) dan tinggal di pedesaan masih memiliki limitasi dalam kepemilikan perangkat digital dan akses internet. Padahal, menurut laporan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), mayoritas pemilik usaha mikro dan kecil di Indonesia adalah perempuan. 

Ketimpangan gender dan jumlah talenta digital dapat menjadi masalah besar dalam transformasi digital negara kita. Apabila situasi ini dibiarkan, laporan Bank Dunia pada tahun 2018 menyatakan bahwa Indonesia disinyalisasi akan mengalami kekurangan 9 juta talenta digital pada tahun 2030. SDM yang tidak terampil dalam bidang digital dan berada dalam usia produktif pun terancam akan tergantikan otomatisasi di masa depan. Dalam hal ini, posisi pemudi Indonesia menjadi lebih riskan mengingat masih adanya kesenjangan gender di sektor digital.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, sudah sepatutnya kualitas talenta digital perempuan ditingkatkan secara inklusif, terutama pada generasi muda. Pemudi Indonesia tak hanya akan menjadi roda penggerak ekosistem digital, namun juga akan menjadi calon - calon ibu yang mengadvokasi keterampilan digital generasi mendatang. Revitalisasi kemampuan dan literasi digital perempuan menjadi salah satu agenda prioritas dalam G20 EMPOWER dengan tema utama Recover Together, Recover Stronger.

Nah, apa saja, ya, cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesetaraan dan kualitas talenta digital muda kita? Mari, kita simak beberapa faktanya!

Cara Pemerintah Meningkatkan Partisipasi Pemudi dalam Ekonomi Digital

Secara umum, pemerintah telah mengupayakan beberapa langkah untuk meningkatkan peran perempuan dalam ekonomi digital Indonesia. Hal krusial pertama yang dilakukan adalah pemerataan infrastruktur internet hingga ke pelosok negeri melalui pembangunan kabel serat optik dan penambahan satelit komunikasi. 

Kedua, pemerintah menyelenggarakan berbagai pendidikan digital kepada beragam kelompok masyarakat, termasuk perempuan. Salah satu program tersebut telah dijalankan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Digital Talent Academy. SoHIB dapat mengikuti puluhan pelatihan teknis digital tematik seperti kecerdasan buatan, software engineering, hingga cloud computing secara gratis di sini. Kominfo juga secara khusus menyediakan program Women in Digital Entrepreneurship dalam akademi ini untuk kelompok ibu rumah tangga pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). 

Revitalisasi perempuan sebagai agenda prioritas G20 Indonesia 2022| Wikimedia Commons: G20 Indonesia

Selain itu, pemerintah telah membangun aliansi dengan sektor swasta  untuk memberdayakan perempuan sebagai penggerak ekonomi digital dan pemimpin perusahaan. Dalam Presidensi Indonesia G20 misalnya, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bersama dengan XL Axiata dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) akan mempromosikan praktik baik dari perusahaan maupun pemerintah dalam mendorong kepemimpinan perempuan. 

Dukungan dari Para Srikandi Muda

Kekuatan dan keanggunan perempuan muda Indonesia| Pixabay: https://pixabay.com/images/id-4271941/

Upaya memajukan perempuan dalam ekonomi digital tentunya juga membutuhkan peran aktif dari target pemberdayaannya. Sebagai generasi muda perempuan Indonesia, berikut kontribusi yang dapat kita tingkatkan dalam era ekonomi digital.

Pertama, bersikap adaptif dan siap untuk belajar. Kita memiliki akses tak terbatas kepada setiap pelatihan digital yang tersedia di sekitar kita, baik secara formal melalui perguruan tinggi atau pun informal. Tugas kita adalah memanfaatkannya dengan baik dan terus meng-upgrade diri. SoHIB, mari buang jauh-jauh steorotype ketidakmampuan perempuan menggunakan teknologi. Laki-laki dan perempuan menjalankan peran yang komplementer dalam transformasi digital. Selain itu, carilah lingkungan yang dapat mengasah kemampuan digital kita.

Kedua, integrasi digitalisasi dalam kehidupan sehari - hari. Kita dapat menerapkan keilmuan teknis teknologi digital dalam bidang yang dekat dengan sehari - hari, seperti membuat cashflow keuangan pribadi dengan Microsoft Excel, mengolah bookmark Twitter kita dengan HTML, hingga menjual produk kita dengan mengoptimasi kemampuan digital marketing. 

Contoh UKM milik perempuan yang berhasil dengan memanfaatkan platform digital adalah Warung Abah. UMKM asal Bandung yang  dikelola Titin Supartini ini dapat meraih omset sekitar Rp 90 juta sebulan hanya dengan menjual produk sembako dan sayur di marketplace.

Membangun ketajaman bisnis online | Pixabay: https://pixabay.com/images/id-561388/

Ketiga, membangun business acumen atau ketajaman bisnis. Bagi yang ingin berkarir dalam sektor digital, SoHIB perlu memahami proses bisnis digital perusahaan yang kamu tuju. Bagaimana perusahaan itu menghasilkan profit secara digital? Siapa target konsumennya? Bagaimana cara SoHIB sebagai back-end engineer, misalnya, dapat mengakselerasi profit dengan memperhatikan kebutuhan user atau konsumen? Pertanyaan - pertanyaan tersebut mengarahkan kita dalam berinovasi sesuai kebutuhan perusahaan dan masyarakat. Dengan demikian, kita pun mampu menjadi talenta digital unggul dan berkontribusi memajukan ekonomi internet Indonesia.

Penutup

Pada akhirnya, pemudi Indonesia akan menjadi investasi penting dalam memajukan ekonomi digital di masa depan. Peran kita tak terbatas sebagai konsumen, namun juga sebagai talenta digital unggul dan calon orang tua yang berwawasan digital. Di samping upaya pemerintah, cara pikir individu yang adaptif, modern, dan penguasaan business acumen yang mumpuni akan mengakselerasi transformasi dan ekonomi digital di masa mendatang.