5 Cara Bijak Menangkal Hoaks pada Pemilu 2024

5 Cara Bijak Menangkal Hoaks pada Pemilu 2024

berita palsu | Unsplash (pixabay.com)

#SohIBBerkompetisiArtikel

Berita palsu atau hoaks telah menjadi masalah serius selama Pemilihan Presiden Indonesia 2019. Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkoinfo) menunjukkan bahwa dari Januari hingga Maret 2019, terdapat sekitar 130 hoaks politik yang beredar di media sosial. Namun, angka tersebut hanyalah sebagian kecil dari masalah yang lebih besar. Pada bulan April 2019, ditemukan sekitar 501 hoaks, diikuti oleh 453 hoaks pada bulan Maret dan 402 hoaks pada bulan Mei. Data ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam jumlah hoaks yang beredar di media sosial.

Selain data tersebut, penelitian dari Kajian Masyarakat Anti Fitnah Indonesia menunjukkan bahwa antara Desember 2018 hingga Januari 2019, jumlah hoaks di media sosial meningkat hingga 61%. Hal ini membuktikan bahwa hoaks telah menjadi masalah yang semakin memprihatinkan di Indonesia, khususnya pada masa pemilu. Pengaruh dari hoaks ini sangatlah membahayakan karena dapat menyebabkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan institusi lainnya. Selain itu, hoaks juga bisa memicu konflik dan memperkeruh suasana politik di Indonesia.

Hoaks terjadi karena saat di era digital akses informasi semakin mudah dan kemampuan teknologi dalam menyebarkan informasi juga sangat cepat. Karena itu, kita wajib memeriksa keakuratan berita sebelum membagikannya di media sosial. Sebagai warga negara negara yang baik, kita harus turut serta mengantisipasi hoaks menjelang Pilpres 2024. Jika hoaks tersebar dengan mudah dan cepat di media sosial, hoaks dapat merusak reputasi calon presiden dan bahkan dapat memicu kerusuhan.

Pencegahan dan pemberantasan hoaks tentunya bukan hanya tanggung jawab lembaga pemerintah. Kita sebagai masyarakat juga harus cerdas dan kritis dalam mengonsumsi informasi. Berikut tips yang bisa kita gunakan untuk mengecek keakuratan berita.

1. Jangan Terpancing Berita Sensasional

Jangan terpancing oleh berita sensasional yang bisa memicu emosi kita. Sehingga, kita dengan mudah terbawa suasana dan langsung membagikan berita tanpa mengecek kebenarannya terlebih dahulu. Hal ini sering terjadi pada masa kampanye pemilihan umum, di mana para kandidat akan saling mengkritik dan memaparkan kekurangan lawan politiknya.

Misalnya, ada berita politik yang menuduh seorang kandidat melakukan tindakan korupsi atau melanggar hukum tanpa menyediakan bukti yang jelas dan akurat. Berita semacam ini dapat memicu emosi pembaca dan mempengaruhi opini mereka terhadap kandidat tersebut tanpa mempertimbangkan fakta yang sebenarnya. Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak terpancing oleh berita sensasional dan selalu memeriksa kebenarannya terlebih dahulu sebelum membagikannya.

2. Verifikasi Sumber Berita

Verifikasi sumber berita dengan mengecek situs atau halaman yang membagikan berita tersebut. Pastikan bahwa sumber berita tersebut dapat dipercaya dan memiliki reputasi baik. Sebagai contoh, ketika kita menemukan sebuah berita yang tersebar di media sosial, sebaiknya tidak langsung percaya dan membagikannya. Kita harus melakukan verifikasi sumber berita dengan mengecek apakah terdapat media resmi yang mengkonfirmasi berita tersebut. Jika tidak ada, maka sebaiknya kita mencari tahu terlebih dahulu tentang sumber berita tersebut, apakah dapat dipercaya atau tidak, dengan mencari informasi tentang media tersebut dan reputasinya. Kita harus berhati-hati dengan situs atau halaman yang hanya mencari perhatian dan tidak peduli dengan kebenaran fakta.

3. Cek Keaslian Berita

Cek keaslian berita dengan memeriksa sumber informasinya dan apakah berita tersebut fakta atau opini. Pastikan bahwa berita tersebut didasarkan pada fakta yang dapat dipertanggungjawabkan dan bukan hanya berdasarkan opini subjektif. Dalam dunia politik, seringkali terdapat berita yang hanya berdasarkan pada opini subjektif dari seorang analis politik atau individu tertentu, tanpa didasarkan pada fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, sebelum menyebarkan atau mempercayai sebuah berita, pastikan bahwa berita tersebut memiliki sumber informasi yang jelas dan didukung oleh fakta yang dapat diverifikasi. Hindari berita yang hanya berdasarkan opini semata atau pandangan subjektif dari seseorang tanpa didukung oleh data atau bukti yang konkret.

4. Periksa Tautan Sumber Berita

Periksa tautan ke sumber berita untuk memastikan bahwa itu adalah sumber yang valid dan dapat dipercaya. Dalam era digital, banyak situs palsu yang meniru situs-situs berita populer, sehingga kita perlu berhati-hati. Sebelum mempercayai atau menyebarkan berita, pastikan untuk memeriksa URL atau tautan yang tercantum pada berita tersebut dan memastikan bahwa itu berasal dari situs yang memiliki reputasi baik dan terpercaya. Selain itu, kita juga bisa mencari informasi lebih lanjut tentang situs tersebut, seperti kebijakan editorial dan pengalaman pengguna lain. Hal ini dapat membantu kita menilai apakah sumber berita tersebut dapat dipercaya atau tidak. Kita juga harus berhati-hati terhadap tautan yang menyesatkan atau mengarahkan kita ke situs yang berbahaya, seperti situs phishing atau malware.

5. Bandingkan Berita

Jika kita menemukan berita yang terdengar mencolok atau kontroversial, carilah informasi serupa dari beberapa sumber yang berbeda guna memastikan kebenarannya. Kita dapat mencari berita dari berbagai media, termasuk media tradisional dan online untuk memperoleh pandangan yang lebih luas dan objektif.

Misalnya, dalam kasus berita tentang peristiwa penting seperti pemilu atau demonstrasi, sebaiknya mencari informasi dari sumber yang berbeda agar mendapatkan sudut pandang yang beragam. Berita dari media tradisional seperti koran atau televisi mungkin memberikan perspektif yang berbeda dari media online seperti blog atau situs berita alternatif. Dengan membandingkan berita dari beberapa sumber, kita dapat memeriksa kebenaran fakta dan mengetahui jika ada informasi yang hilang atau salah dalam satu sumber tertentu.

Menghadapi berita tentang pemilu presiden memang gampang-gampang susah. Oleh sebab itu, sebagai netizen yang cerdas, kita harus berhati-hati agar tidak terjebak oleh informasi yang tidak akurat atau propaganda yang merugikan. Sangat penting bagi kita untuk memeriksa kebenaran dari berita yang kita baca dengan membandingkan sumber yang berbeda dan mempertimbangkan sudut pandang yang beragam. Jadilah netizen yang bertanggung jawab dengan memilih informasi yang objektif dan terpercaya. Hindari menyebarkan berita yang tidak terverifikasi atau tidak benar.

Semoga Pilpres 2024 diwarnai dengan iklim pemilu yang positif agar kelangsungan proses demokrasi yang adil dan terbuka tetap terjaga. Kita harus bekerja sama untuk membangun budaya politik yang sehat, di mana semua pihak dapat berpartisipasi dengan sopan dan saling menghargai perbedaan pendapat. Dengan begitu, kita dapat menciptakan suasana pemilu yang kondusif dan memegang teguh prinsip-prinsip demokrasi.