Mewujudkan Harapan ASEAN Menuju Epicentrum of Growth Melalui Peran Besar Anak Muda Sebagai Future Leader

Mewujudkan Harapan ASEAN Menuju Epicentrum of Growth Melalui Peran Besar Anak Muda Sebagai Future Leader

Representatives of ASEAN Youth attend an interface meeting with ASEAN leaders at the ASEAN Summit 2023 in Labuan Bajo. Sumber: asean2023.id

#SohIBBerkompetisiArtikel

Tahun ini Indonesia resmi memegang tampuk keketuaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN yang diselenggarakan di Labuan Bajo, NTT, dengan mengusung tema  ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.”

(President Joko Widodo officially opens the 42nd ASEAN Summit at Meruorah Hotel Labuan Bajo | Media Sumber Foto: asean2023.id)

Dipertemuan kali ini, ada berbagai macam agenda yang diperbincangkan diantaranya seperti rivalitas antara kekuatan besar yang masih tajam, masalah ekonomi di berbagai kawasan, masalah di Indo-Pasifik serta konflik Myanmar. Maka tak heran apabila KTT ASEAN ini dihadiri banyak orang penting. 

Menariknya, pada salah satu pertemuan dengan perwakilan pemuda ASEAN yaitu ASEAN Leaders’ Interface with Representatives of ASEAN Youth pada Rabu (10/05/2023), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti mengenai peran generasi muda dalam menciptakan kawasan ASEAN yang stabil dan damai serta sebagai pusat pertumbuhan atau epicentrum of growth.

Dalam sambutannya beliau mengutarakan bahwa para pemuda merupakan calon pemimpin masa depan yang memiliki energi positif, ide-ide kreatif, dan ide-ide inovatif untuk memajukan kawasan. 

Presiden RI juga mengungkapkan kegembiraannya dapat bertemu generasi muda ASEAN, calon pemimpin masa depan.

“[Sebanyak] 34% populasi ASEAN adalah pemuda. Oleh sebab itu, generasi muda ASEAN perlu merumuskan langkah-langkah terbaik untuk memaksimalkan potensi tersebut,” ujar Presiden, seperti dirilis setkab.go.id

Pada kesempatan itu, beliau menyampaikan harapan besar terhadap peran generasi muda untuk keberlangsungan Asia Tenggara sebagai kawasan yang stabil dan damai, serta menjadi epicentrum of growth.

Lalu yang menjadi sebuah pertanyaan bagi kita sebagai generasi muda saat ini, sudahkah kita memberikan kontribusi untuk kemajuan ASEAN?

Tentunya di masa depan hal ini akan menjadi tantangan dan peluang tersendiri dimana kita dihadapkan pada berbagai masalah global seperti tantangan ekonomi kawasan, perubahan iklim dan keberlanjutan lingkungan, teknologi dan digitalisasi, kesenjangan sosial, kesetaraan gender dan inklusivitas, dan masih banyak lagi.

Dikutip dari ekon.go.id, “Tiga fokus utama ASEAN dalam menghadapi tantangan ekonomi kawasan yakni penguatan fiskal negara ASEAN, penguatan dukungan keuangan internasional, dan perdagangan dunia yang diatur dengan mempertimbangkan hak pembangunan negara berkembang.” Ungkap Presiden Jokowi dalam KTT ASEAN ke-41, Kamboja (13/11/2022).

“Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi rata-rata masih terus positif, namun ke depannya, tantangan ekonomi kawasan akan makin berat apalagi dengan ancaman resesi. Untuk itu, saya ingin fokus pada tiga hal tersebut,” tambahnya.

Lain hal nya dengan isu perubahan iklim dan keberlanjutan lingkungan.

Perubahan iklim dan keberlanjutan lingkungan merupakan dua isu yang saling terkait dan membutuhkan perhatian serius.

Dalam forum publik ASEAN Youth Economic Forum (AYEF), Jumat (17/03/2023), dipaparkan bahwa seluruh dunia saat ini menghadapi 3 krisis planet yang mengacu pada tiga masalah utama yakni perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

(Public Forum ASEAN Youth Economic Forum (AYEF), Jumat  (17/03/2023) | Media Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi)
(Forum Publik ASEAN Youth Economic Forum (AYEF), Jumat (17/03/2023) | Media Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi)

Data menunjukkan bahwa tingkat sirkularitas global mengalami penurunan signifikan dari 8,6% pada tahun 2022 menjadi 7,2% di 2023 akibat meningkatnya ekstraksi material. 

Dan akan semakin mengkhawatirkan, karena diperkirakan pada tahun 2100, sekitar 50-75% populasi global akan terkena kondisi iklim yang mengancam jiwa. Selain itu, polusi udara juga memberikan kontribusi hingga 4,2 miliar kematian setiap tahunnya.

Jika seperti ini, lantas bagaimanakah cara kita kaum-kaum muda sebagai future leader dalam menghadapi perubahan dan tantangan tersebut? 

Dalam mengatasi tantangan global ini memang membutuhkan proses dan waktu yang lama, dan dalam pengimplementasiannya dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, sektor swasta, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan generasi muda itu sendiri. Kolaborasi ini dapat melibatkan penyediaan sumber daya, mentorship, pelatihan, dan dukungan yang diperlukan untuk memfasilitasi kemajuan generasi muda. Selain itu, kita juga bisa membangun jaringan dengan pemuda dari negara-negara ASEAN lainnya.

Penting bagi kita untuk lebih proaktif dan aware terhadap isu-isu global, seperti isu krisis ekonomi, pangan, energi, isu kemanusiaan, isu perubahan iklim, isu ketimpangan sosial dan ketidaksetaraan gender, isu pendidikan dan kesehatan, dan isu-isu global lainnya.

Lebih dari itu, mulai sekarang kita juga bisa mengambil peran dalam mengampanyekan ekonomi sirkular sebagai sarana pembangunan rendah karbon dengan menggunakan prinsip 9R yaitu Refuse, Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Refurbish, Remanufacture, Repurpose, Recycle, dan Recover, demi untuk tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

(Circular Economy | Media Sumber Foto: cleanfarms.ca)

(Circular Economy | Media Sumber Foto: cleanfarms.ca)

Mari berdampak untuk dunia yang lebih baik, karena tindakan kecilmu dapat berdampak besar bagi manusia dan lingkungan.