Dampak Digitalisasi Terhadap Wisata Masa Kini

Dampak Digitalisasi Terhadap Wisata Masa Kini

Kampung Warna-Warni Jodipan (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

#SohIBBerkompetisiArtikel

Pada abad ke-21 ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berjalan begitu cepat. Tanpa kita sadari, berbagai aspek kehidupan semakin mengikuti arus globalisasi utamanya dalam bidang teknologi. Dengan berkembangnya dunia teknologi, maka tidak asing lagi bagi kita mendengar istilah “Era Digital”. Menurut qwords.com Era Digital adalah suatu masa yang sudah mengalami perkembangan dalam segala aspek kehidupan menjadi serba digital. Perkembangan ini akan terus berjalan tanpa dapat dihentikan. Dengan adanya digitalisasi dapat membawa dampak perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Dampak yang ditimbulkan pun berbagai macam, ada dampak positif dan juga dampak negatif.

Beberapa dampak negatif dari adanya era digital adalah orang-orang lebih sering menggunakan gadget, bahkan betah untuk berlama-lama. Mereka lebih senang hidup di dunia maya daripada bersosialisasi dengan orang-orang yang ada disekitar. Selain itu banyak diantara mereka yang cenderung meniru budaya barat bahkan anak-anak mampu melihat dan mengakses gambar, music, video, bermain games baik secara offline maupun online. Pada usia pertumbuhan rasa keingintahuan seorang anak begitu besar, apa yang mereka lihat dan dengar tak jarang untuk menirunya. Maka sangat diperlukan pengawasan dari orang tua terhadap anak tentang bagaimana menjadikan alat teknologi sebagai media edukasi, sehingga anak bisa selektif ketika menggunakan alat teknologi.

Selain dampak negatif yang ada, digitalisasi juga membawa dampak positif bagi kehidupan manusia, contohnya adalah memudahkan seseorang untuk mencari informasi, hiburan, dan pengetahuan. Kali ini kita akan membahas dampak adanya digitalisasi terhadap terbukanya potensi diberbagai daerah. Diantaranya sebagai berikut:

  1. Kampung Warna-Warni Jodipan
Kampung Warna-Warni(Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Siapa yang tidak tahu dengan kampung satu ini, kampung yang sudah dikenal banyak orang bahkan telah menjadi destinasi wisata di Kota Malang. Kampung warna-warni ini berada di Jalan Ir. H. Djuanda No. 9 RT 9 RW 2, Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Menurut Liputan6.com kampung ini dulunya terlihat kumuh, banyak sampah yang menumpuk, karena belum adanya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, mereka membuang sampah ke belantaran sungai Brantas. Melihat kondisi tersebut, pada tahun 2016 sekelompok mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang membuat program Corporate Social Responsible (CSR) yang bekerja sama dengan perusahaan cat dan juga warga sekitar.

Semenjak adanya kerja sama itu, kampung Jodipan yang awalnya kumuh kini menjadi lebih berwarna dan ramai dikunjungi wisatawan. Warga setempat pun kini lebih sadar terhadap kebersihan lingkungan mereka, tidak ada lagi sampah yang menumpuk di belantaran sungai Brantas.

  1. Goa Jegles
Suasana di dalam Goa Jegles(Foto-foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)

Di sisi timur Kabupaten Kediri terdapat tersimpan potensi wisata yang luar biasa. Salah satunya adalah Goa Jegles. Goa yang terletak di Jalan Jegles, Desa Keling, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri ini dibuka pada tahun 2019 oleh pemerintah desa setempat dan para pemuda untuk mengembangkan sector perekonomian melalui destinasi wisata.

Sebagaimana Kampung Jodipan, Goa ini dulunya dijadikan sebagai bank sampah oleh masyarakat sekitar. Ketika dilakukan penelusuran, warga menemukan banyak sekali sampah, seperti baju bekas, pecahan kaca, dan sampah rumah tangga. Tempat ini dulunya dikenal angker karena dijadikan sebagai tempat pertapaan atau semedi sebelum akhirnya menjadi tempat sampah.

Sejak saat itu, pemerintah desa bersama warga bergotong-royong membersihkan goa. Sehingga kini tampak eksotis dan menjadi destinasi wisata baru. Lokasinya yang instagramable, menarik perhatian pengunjung. Apalagi suasana asri dan sejuk di dalam goa semakin memikat banyak wisatawan untuk datang ke Kabupaten Kediri.

  1. Ranu Gumbolo
Ranu Gumbolo (instagram.com/kacamata_tulungagung)

Ranu Gumbolo adalah salah satu dari banyaknya wisata unggulan yang ada di Tulungagung yang berupa danau dengan panorama perairan berwarna hijau dengan hamparan hutan pinus yang luas. Sekilas namanya mirip dengan danau di jalur pendakian Gunung Semeru yaitu Ranu Kumbolo. Hal itu dikarenakan Ranu Gumbolo disebut-sebut memiliki pemandangan yang mirip dengan danau Ranu Kumbolo.

Ketika datang ke tempat ini wisatawan akan dimanjakan dengan pemandangan danau yang airnya berwarna hijau. Barisan perbukitan yang nampak mengelilingi area danau dan kehadiran hutan pinus yang menambah kesan asri yang menenangkan. Selain menikmati pemandangan wisatawan bisa mencoba beberapa wahana yang ada disana seperti wahana air di sekitar danau, flying fox, memancing, atau menyewa hammock untuk sekedar bersantai.

Informasi tentang beberapa destinasi wisata tersebut menyebar sangat cepat, hal ini merupakan dampak positif adanya digital. Informasi tersebut dapat diakses dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Orang-orang akan dengan mudah menemukannya lewat sosial media mereka seperti instagram, facebook, twitter, dll. Dengan begitu daerah wisata akan semakin terkenal dan semakin banyak wisatawan yang berkunjung, sehingga akan memajukan sektor ekonomi yang ada.

Oleh karena itu, di era digitalisasi ini kita harus bijak dalam menggunakan teknologi. Kita harus meminimalisir dampak negatif adanya digitalisasi dan mengembangkan dampak positif yang ada agar kedepannya kita tidak menjadi budak digital.