Yuk Berani Lakukan Transisi Energi !

Yuk Berani Lakukan Transisi Energi !

Jelajah Energi Jateng Kampanyekan Transisi Energi | Humas Jateng

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

 

Zaman sudah maju. Teknologi pun berkembang setiap detik. Tetapi apa yang ada di pikiran SohIB ketika berbicara soal kebutuhan energi? Sebagian besar masyarakat kita, masih terpaku pada pemenuhan dengan sumber energi fosil. Padahal, ada banyak sumber energi baru terbarukan di Indonesia. Apalagi, negeri kita dilintasi garis khatulistiwa.

 

Di Jawa Tengah misalnya, kaya akan energi surya. Secara geografis, letak astronomis Jawa Tengah berada pada 100 Lintang Selatan. Pada letak astronomis itu, Jawa Tengah mendapat intensitas penyinaran matahari 3,5 kwh/m2/hari sampai 4,67 kwh/m2/hari. Dengan intensitas penyinaran tersebut, maka bisa dibangun PLTS hampir di seluruh wilayah Jawa Tengah.

 

Sejumlah gedung di Jawa Tengah sudah memanfaatkan energi surya ini. Seperti gedung DPRD Jawa Tengah, Kantor Dinas Energi Sumberdaya Mineral dan Kantor Bappeda Jateng. Di samping itu, sejumlah lembaga pendidikan-pun sudah menggunakan tenaga surya sebagai sumber energinya. Contohnya di Pondok Pesantren Tanhibul Ghofilin Kabupaten Banjarnegara dan Ponpes Al Azizah di Puryokalangan Kecamatan Gabus Kabupaten Pati.  

Pemanfaatan PLTS Atap
Industri seni ukir relief kayu di Jepara merasakan manfaat PLTS Atap yang mengurangi beban tagihan listrik | Humas Jateng 

Mengutip dari Jepara.go.id, tujuh industri seni ukir relief kayu di Desa Senenan, Kecamatan Tahunan, Jepara, juga telah memanfaatkan PLTS Atap.  Tujuh industri itu adalah Oval Jati, Bumi Hijau, Tropical Etnic, Carving Art, Mulyo Indah Putra, Ega Jati, dan Fisikabo.  Penggunaan PLTS atap, berdampak pada pengurangan tagihan listrik bulanan. Penghematannya bervariasi, antara 30 sampai 60 persen, tergantung dengan besar kecilnya energi yang dihasilkan dari pemasangan PLTS Atap. Penghematan ini tentu akan berpengaruh pada harga jual produk yang semakin berdaya saing di pasaran.

 

Sumber energi baru terbarukan lainnya di Jawa Tengah adalah panas bumi. Berdasarkan informasi dari Dinas Energi Sumberdaya Mineral Jawa Tengah, potensi panas bumi daerah yang berpenduduk sekitar 35 juta jiwa ini sebesar 2.500 Megawatt. Angka ini 5,7% persen dari seluruh cadangan energi nasional yang sebesar 29.000 Megawatt. Panas bumi yang sudah beroperasional terdapat di Dieng Kabupaten Banjarnegara, dengan total kapasitas 1 x 60 Megawatt.

 

Energi baru terbarukan lainnya yang bisa dijumpai di Jawa Tengah adalah biogas.  Sudah ada ratusan demplot biogas di Jawa Tengah. Rata-rata, masyarakat memanfaatkan kotoran ternak.  Desa Kalisidi di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang punya kemandirian energi berkat kotoran ternak. Informasi dari https://www.timesindonesia.co.id/, Desa Kalisidi merupakan penghasil susu terbesar di Kabupaten Semarang.  Maka, potensial untuk menghasilkan biogas dari kotoran sapi. Warga di Desa Kalisidipun, beberapa tahun terakhir sudah tidak lagi repot membeli LPG. Ini artinya, warga bisa mengurangi beban pengeluaran keluarga.

RDF Tritih Lor Cilacap
Tumpukan sampah yang siap disulap menjadi sumber energi pengganti briket batubara menggunakan teknologi RDF | Humas Jateng 

 

SohIB, Jawa Tengah juga memiliki RDF (Refuse Derived Fuel) loh. Apa itu RDF? RDF merupakan teknologi pengolahan sampah untuk dimanfaatkan menjadi sumber energi terbarukan pengganti batubara. Fasilitas yang berada di Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap ini menjadi tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) berbasis RDF pertama di Indonesia. Peletakan batu pertama pembangunan RDF, dilakukan pada Juli 2017 lalu. RDF dibangun atas kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Cilacap, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, PT  Solusi Bangun Indonesia serta Kedutaan Besar Denmark.

 

Pengolahan sampah RDF, menjadi solusi dalam menanggulangi masalah tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir. TPA Tritih Lor seluas 6,3 hektar, pada saat awal dimanfaatkan pada tahun 1995, cukup untuk menampung sampah. Namun di tahun 2017, lahan aktif yang tersisa hanya 1,4 hektar. Sehingga, butuh terobosan untuk mengatasi persoalan sampah.

 

RDF tersebut mampu mengolah sampah sebanyak 120 ton per hari. Lalu, berapa ton briket yang bisa dihasilkan? 30 sampai 40 ton briket setiap harinya. Briket ini kemudian dikonsumsi oleh PT Solusi Bangun Indonesia sebagai sumber energi dalam memproduksi semen. Pemanfaatan briket ini memangkas penggunaan batubara antara 5% sampai 6% per hari. SohIB tahu kan kalau harga batu baru itu bisa sangat fluktuatif? Dengan menggunakan energi dari hasil pengolahan sampah ini, perusahaan bisa melakukan efisiensi yang nilainya lumayan.

Inagurasi Boiler Biomassa
Boiler Biomassa menggunakan limbah sekam yang dioperasionalkan PT Sarihusada Generasi Mahardika | Humas Jateng

Industri swasta di Jawa Tengah pun, ada yang sudah mengambil langkah untuk menggunakan energi baru terbarukan dengan teknologi biomassa untuk operasional boilernya. Perusahaan yang menggunakan teknologi biomassa itu adalah Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia. Boiler biomassa dibangun di PT Sarihusada Generasi Mahardika Prambanan Kabupaten Klaten. Perusahaan memanfaatkan limbah sekam sebagai bahan bakarnya, yang bisa menghasilkan energi hingga 6 ton steam. Dengan size tersebut, boiler biomassa Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia menjadi boiler biomassa berbahan sekam padi yang pertama di Jawa Tengah, dan terbesar di Indonesia. Per tahun, pabrik membutuhkan 10.500 ton sekam. Artinya, petani bisa memeroleh tambahan pendapatan dari penjualan limbah sekam padi. Pabrik pun memeroleh manfaat berupa efisiensi pembelian batu bara.  Bagi lingkungan, aktivitas bioler biomassa tersebut bisa mengurangi jejak karbon atau 8.300 ton karbondioksida, yang setara dengan penanaman 120 ribu pohon.

 

Bisa dibayangkan kan SohIB jika kita semua mau melakukan transisi energi? Banyak sekali manfaat yang nantinya bisa kita rasakan. Menggunakan energi yang lebih ramah lingkungan, tentu membuat stok energi fosil kita menjadi lebih aman. Udara yang kita hirup akan lebih sehat dan mengurangi pemanasan global. Ketika kondisi lingkungan lebih baik, maka bencana seperti rob dan banjir, juga akan berkurang. Bumi pun menjadi hijau.

 

Energi yang bersumber dari energi baru terbarukan, lebih murah biayanya, sehingga memberikan banyak dampak positif bagi sektor ekonomi. Di tingkat keluarga, akan menekan pengeluaran keluarga. Bagi yang memiliki usaha, dapat mengurangi biaya operasional sehingga harga produk yang dihasilkan menjadi lebih kompetitif. Dengan begitu, kesejahteraan masyarakat pun meningkat dan ujungnya mengurangi kemiskinan. Negara juga mendapat menerima dampak positif yang domino. Jadi, yuk berani lakukan transisi energi !