Youth Movement and Society 5.0 : Are You Ready?

Youth Movement and Society 5.0 : Are You Ready?

Society 5.0 | japan.go

SobatHebatIndonesiaBaik

#JadiKontributorJadiInspirator

#BerbagiMenginspirasi

#SohIBBerkompetisiArtikel 

https://www.japan.go.jp/abenomics/_userdata/abenomics/pdf/society_5.0.pdf
Society 5.0 | japan.go

Perkembangan teknologi yang kian pesat tidak bisa dihindari oleh manusia karena bagaimanapun manusia akan berkontribusi di dalamnya. Saat ini perkembangan teknologi di dunia digadang-gadang akan menyusul Jepang untuk memasuki era Society 5.0. Menurut Cabinet Office, Society 5.0 adalah era kehidupan bermasyarakat yang berdasar pada kehidupan manusia seutuhnya dengan meningkatkan kemajuan ekonomi  melalui penyelesaian masalah sosial menggunakan sistem yang mengintegrasikan antara dunia maya dengan dunia nyata. Revolusi Society 5.0 bertujuan untuk mempermudah kehidupan manusia dengan mengurangi beban yang ada, tanggung jawab sosial, dan berkembang berkelanjutan. Perbedaan yang cukup signifikan antara Society 4.0 dengan Society 5.0 adalah pada Society 4.0, masyarakat mengakses layanan database di dunia maya melalui internet kemudian manusia akan menganalisis sendiri informasi yang didapatkannya. Sedangkan pada Society 5.0, manusia, benda, dan sistem akan saling terintegrasi untuk memproses suatu informasi dan menghasilkan hasil analisis yang bernilai tinggi. Contoh paling mudah dari Society 5.0 adalah analisis menggunakan system Artificial Intelligence (AI) dan penggunaan mobil automatic-driving

https://medium.com/@aleksandar.mastilovic/smart-cities-the-path-to-smart-society-cb1fd9bf80a2
Smart City | Medium.com (Aleksandar Mastilovic)

Society 5.0 bertujuan untuk membentuk masyarakat super cerdas, berkarakter, dan manusiawi. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan Sumber Daya Manusia yang siap berkontribusi aktif di dalamnya. Peran pemuda menjadi salah satu harapan dalam perwujudan Society 5.0 sebagai salah satu cara untuk merealisasikan konsep hidup berkelanjutan bagi bangsa Indonesia. Dalam kehidupan Society 5.0, tidak cukup apabila pemuda hanya dibekali dengan pendidikan “Tree R” (reading, writing, and arithmetic) atau kemampuan baca, tulis, dan hitung. Akan tetapi, perlu dibekali dengan kompetensi masyarakat global atau dikenal sebagai kecakapan abad 21 yang meliputi pendidikan komunikasi, kreatif, berpikir kritis, dan kolaborasi.

Kemauan untuk berkembang mengikuti perubahan era harus tertanam dengan baik dalam otak pemuda-pemuda Indonesia. Society 5.0 bukanlah era dimana kita berperan pasif dengan hanya menjadi seorang penikmat atau konsumen saja, tetapi adalah era dimana kita sebagai pemuda dapat berperan aktif dan menjadi seseorang yang menginisiasi perubahan untuk hidup berkelanjutan yang lebih baik. Diperlukan kemauan yang besar untuk berkontribusi dalam Society 5.0 mengingat kompleksitas perkembangan teknologi yang akan dihadapi. Mengingat kembali bahwa tujuan dari Society 5.0 adalah menciptakan masyarakat yang super cerdas, maka dari itu penting bagi kita untuk mulai membekali diri kita dengan kompetensi-kompetensi masyarakat global.

Menurut Usmaedi (2020), model pembelajaran deduksi dengan proses transfer pengetahuan oleh guru kepada peserta didiknya tidak lagi mampu mencapai perkembangan yang terjadi untuk menghadapi Society 5.0. Model pembelajaran berbasis eksperimen untuk menemukan ide, teknologi, dan penemuan baru menjadi pilihan strategis untuk menciptakan pemuda yang mampu berkontribusi dalam Society 5.0. Pemuda benar-benar diharapkan mampu bergerak sendiri tanpa harus dipancing terlebih dahulu. Melalui proses berkembangnya sendiri, remaja diharapkan mampu menemukan hal-hal baru yang berguna dalam kehidupannya sebagai salah satu masyarakat Society 5.0. Perkembangan era ini tidak boleh dianggap sebagai tekanan tetapi harus menjadi suatu motivasi untuk melanjutkan hidup. Pemuda adalah harapan bangsa ini, jadi sudah sebaiknya kita yang melanjutkan perkembangan demi kehidupan bangsa ini.

https://unsplash.com/photos/pypeCEaJeZY?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditShareLink
Literasi Data | Unsplash (Campaign Creators)

Kita sebagai pemuda harus mulai menginisiasi literasi data yakni meningkatkan kemampuan untuk membaca, menganalisis, dan memanfaatkan data serta informasi yang diperoleh dari dunia digital. Kemudian, literasi teknologi yakni kemampuan untuk memahami cara kerja mesin dan aplikasi berbasis teknologi seperti penggunaan artificial intelligence. Tidak lupa juga, literasi manusia, yaitu kemampuan untuk memahami humanities, komunikasi efektif, dan kolaborasi antar sesama. Kemampuan tersebut dapat dicapai dengan mengasah skill yang kita miliki sesuai dengan bidang yang kita miliki. Dengan perkembangan zaman yang kian pesat dan informasi yang kian transparan sudah seharusnya memberikan motivasi bagi kita, pemuda Indonesia untuk mengembangkan diri kita guna kehidupan yang berkelanjutan. Jika bukan kita, siapa lagi?

https://unsplash.com/photos/0E_vhMVqL9g?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditShareLink
Artificial Itelligence | Unsplash (Andy Kelly)

Pertanyaannya adalah Are You Ready? Perkembangan zaman tidaklah berguna bagi suatu bangsa apabila tidak diikuti dengan perkembangan bangsa itu sendiri dan suatu bangsa dapat berkembang apabila pemudanya peduli dan memiliki kesadaran bahwa dirinya yang akan melanjutkan kehidupan bangsa tersebut. Dengan begitu pula, diharapkan pemerintah yang saat ini sedang menjabat atau yang akan menjabat di masa mendatang dapat mendukung pengembangan diri pemudanya dengan meningkatkan training, pembaruan kurikulum pembelajaran, perluasan akses informasi, pemerataan sarana dan prasarana, serta memberikan kesempatan para pemuda untuk mendapatkan dukungan mengenai ide dan penemuan teknologi terbarunya. Pencapaian masyarakat super cerdas dapat terealisasi apabila segala sektor yang ada di suatu bangsa dapat mendukung satu sama lain dan bekerja sama. Pemuda dapat bergerak membentuk perubahan, akan tetapi generasi tua tetap memegang peran dalam pencapaian generasi muda dalam mencapai mimpinya.