Workaholic Berbeda dengan Hard Worker, lo! Ini Dampak Buruknya!

Workaholic Berbeda dengan Hard Worker, lo! Ini Dampak Buruknya!

Workaholic sangat rentan melupakan waktu istirahatnya | Sumber: Unsplash (Glenn Diaz)

Banyak orang berpikir bahwa bekerja keras adalah hal yang baik. Karena sesuatu bisa tercapai saat kita berusaha mendapatkannya. Namun, faktanya menjadi orang yang terlalu keras dalam bekerja nggak sepenuhnya baik, lo, guys!

Mungkin beberapa dari kita ada yang cukup berbangga dengan dirinya karena sudah menjadi workalohic. Padahal, terdapat serentetan dampak buruk yang berpotensi mengikutinya. Waduh, kok bisa?

Yah, meskipun tak bisa kita pungkiri, ada juga orang yang justru lebih percaya diri dan ‘memprediksi’ keberhasilannya saat ia tahu sudah berusaha. Namun, sekali lagi, sesuatu yang over memang nggak baik, kan

Baca juga: Inspirasi Outfit Anak Muda Masa Kini untuk Perkuliahan

Definisi Workaholic

Sebuah tulisan dari American Psychology Association menuliskan bahwa workaholism menunjukkan situasi di mana kita merasakan tekanan atau berasal dari kebutuhan diri untuk terus bekerja tanpa bisa dikendalikan. Sehingga, bisa dibilang bahwa perasaan ini timbul dari dorongan internal. Dengan demikian, bisa kita simpulkan bahwa workaholic adalah julukan bagi seseorang yang punya sifat kecanduan dengan bekerja tanpa henti. Hmm.. seram juga, ya?

Biasanya, mereka yang gila kerja mempunyai beberapa alasan, guys, seperti punya masalah hidup yang ingin dilupakan, kebutuhan finansial yang tinggi, perfeksionis atau tekanan untuk menjadi lebih baik dari lingkungan sekitar.

Workaholic vs Kerja Keras, Apa Bedanya?

Hard worker masih memiliki batasan untuk kehidupan kerja dan pribadinya | Sumber: Unsplash (OPPO Find X5 Pro)

Sekilas, kedua hal ini tampak sangat serupa, padahal bermakna berbeda. Jika workaholic seperti adiktif terhadap aktivitas kerja yang bisa membuat orang lupa waktu dan dirinya, bekerja keras masih mengetahui batasan-batasan kapan ia harus fokus secara profesional dan kehidupan pribadinya.

Bekerja keras biasanya tahu cara membagi waktu secara seimbang, sehingga ia akan tetap merasa bahagia dengan dirinya. Misalnya, kamu bekerja selama delapan jam sehari, kemudian punya me time di malam hari untuk bermain game, bertemu sahabat, membaca buku, dan lainnya.

Sedangkan workaholic sering merasa apa yang dia kerjakan hanya untuk mencapai target yang terkadang bukan kemauannya. Perasaan untuk memaksakan diri terus muncul, sehingga nggak heran, mereka akan tampak sangat gigih dan sulit diganggu. Akan tetapi, sebenarnya penggila kerja nggak benar-benar menikmati kegiatannya tersebut. Bisakah kamu bayangkan, apa saja dampak buruk dari workaholic apabila terus dibiarkan? 

Baca juga: WFH vs WFO, Pilih Mana?

Dampak Buruk Gila Kerja, Hati-hati!

Sekali lagi, bekerja keras nggak ada salahnya ya, guys. Beberapa orang mungkin harus mencapai puncaknya dengan ‘berlari’ lebih kencang daripada lainnya. Namun, konsekuensi yang harus ditanggung jika melakukan sesuatu di luar batas wajar, tentu nggak bisa kita abaikan begitu saja.

Seorang workaholic sangat rentan terserang gangguan kejiwaan seperti depresi dan stres, hingga masalah kesehatan karena kurang memperhatikan dirinya sendiri. Mungkin, SohIB pernah memiliki teman atau kenalan yang bisa sampai lupa makan dan kurang tidur karena bekerja terlalu lama. Belum lagi, konsumsi kafein yang tergolong tinggi agar mata tetap melek seharian dan tidak sempat berolahraga. Bila pola ini menjadi kebiasaan, bahkan dalam hitungan bulan, seseorang bisa benar-benar jatuh sakit.

Dalam dunia pergaulannya, kondisi ini juga dapat mengganggu sosialnya, lo! Biasanya orang yang gila kerja bahkan tidak memiliki waktu untuk sekedar bersantai melepas pikiran. Hal ini menyebabkan tubuh dan mental menjadi kelelahan luar biasa dan membuat emosi kurang stabil. Pernahkah kamu dalam keadaan sangat letih setelah bekerja seharian, kemudian jadi mudah marah karena hal-hal yang sepele?

Kenali 6 Tanda Orang yang Workaholic!

Ada beberapa hal yang bisa SohIB jadikan acuan, apakah kamu seorang gila kerja atau hanya terlalu menyukai pekerjaanmu sekarang!

  1. Ketika mulai bekerja, perasaan menjadi kacau, mudah gugup, dan tidak bisa mengendalikan diri untuk menghentikan apa yang sudah kamu mulai. Bila pekerjaan kamu belum selesai, meskipun ada keringanan hari, perasaan buruk terus menghantui sebelum diselesaikan.
  2. Kesulitan istirahat karena terus bekerja sepanjang hari, bahkan malam sekalipun.
  3. Tidak memiliki waktu luang untuk beristirahat sejenak atau bersenang-senang. Baginya, time is money, sehingga tidak mau menyia-nyiakan untuk hal yang ‘kurang penting’.
  4. Mudah gelisah dan merasa tidak berguna apabila tidak bekerja.
  5. Menjadikan pekerjaan sebagai pelarian dari masalah yang dihadapi.
  6. Tidak mengindahkan saran dari keluarga, sahabat, rekan kerja, atau yang lainnya untuk tidak terlalu berlebihan dalam bekerja.

Seseorang tentu perlu pencapaian dan cara untuk mewujudkannya. Namun, sanggupkah kita apabila saat impian sudah ada di depan mata, justru tubuh terlalu lelah untuk merangkak menuju pintu kesuksesan itu? Menjaga diri adalah investasi untuk masa depan juga, lo!

Dengan penjelasan di atas, apakah SohIB merasa sebagai orang yang workaholic? Apabila benar, yuk, kita refleksi kembali, apakah situasi ini benar-benar yang kamu inginkan? Tanyakan pada diri sendiri, apa yang dicari dengan bekerja terus-menerus? Sesuatu yang berasal dari hati merupakan sebuah kejujuran, jangan biarkan faktor lain mempengaruhi apa yang tertulis pada dirimu, SohIB!

Baca juga: Zoom Fatigue di antara Kita, Kenali Gejalanya!

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca. Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Skuy, langsung gabung aja di sini! So, sampai berjumpa lagi dan salam Sobat Baik Indonesia Hebat! (AJ)