5 Vaksin COVID-19 yang Paling Sering Digunakan di Indonesia, Apa Saja?

5 Vaksin COVID-19 yang Paling Sering Digunakan di Indonesia, Apa Saja?

Terdapat 5 vaksin yang secara resmi digunakan di Indonesia, apa saja? | Sumber: Unsplash (Towfiqu barbhuiya)

Program vaksinasi COVID-19 kepada masyarakat di Indonesia dicanangkan sejak akhir 2020 silam. Hal ini memiliki tujuan agar tercapainya herd immunity atau kekebalan tubuh manusia terhadap bahaya dan penularan virus ini. Hal tersebut telah ada berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Hingga hari ini, tercatat negara kita telah melaksanakan program vaksin dalam tiga tahap, yaitu pemberian dosis pertama, kedua, dan booster. 

Di awal tahap pemberian vaksin ini, warga Indonesia mendapatkan vaksin yang bernama Sinovac. Sedangkan mengikuti perkembangan setelahnya, beredar berbagai macam vaksin lainnya, seperti Pfizer, Novavax, Sinopharm, Convidencia, hingga yang terbaru, yaitu Zifivax. Bahkan, tahukah kamu bahwa tanah air kita juga memproduksi vaksin yang bernama Merah Putih dari PT Bio Farma?

Nah SohIB, di antara yang disebutkan di atas, vaksin mana yang telah kamu dapatkan? Berikut ini adalah 5 vaksin yang paling sering digunakan di Indonesia. Mari kita simak bersama-sama, yuk!

Baca juga: 7 Prospek Kerja di Jurusan Keperawatan, Sudah Tahu?

Sinovac

SohIB pasti tidak asing lagi dengan yang satu ini, bukan? Menjadi salah satu vaksin yang paling lazim di negara kita, buatan Sinovac Biotech Ltd. ini memiliki nama asli CoronaVac. Vaksin tersebut memiliki jenis inaktivasi, artinya berisikan patogen yang sudah dimatikan.

Eitss.. Meskipun demikian, kamu tidak perlu takut, ya! Hal ini justru bisa merangsang terbentuknya sistem immunity tanpa mengakibatkan penyakit.

Jumlah dosis untuk pemberian Sinovac adalah 2 x 0,5 ml per dosis dengan jeda penyuntikan 28 hari lamanya. Setelah Sinovac masuk ke dalam tubuh kita, biasanya terdapat beberapa efek samping seperti demam, sakit kepala, meriang, hingga gangguan kulit. Bagaimana pengalaman SohIB dengan vaksin ini?

AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca dibuat oleh sebuah perusahaan farmasi di Inggris dengan nama yang sama. Berbeda dengan Sinovac yang memiliki platform virus mati, pada AstraZeneca, ia bekerja dengan membawa protein lonjakan ke dalam sel tubuh kita, agar sel kemudian bisa membaca protein tersebut dan membuat salinannya. Pada akhirnya, sistem kekebalan tubuh kita akan mempelajari dan mengenali virus yang penyebabkan COVID-19. Wah, keren banget, ya?

Sebuah uji coba dari Oxford University dilakukan dan AstraZeneca diperkirakan memiliki nilai efektif hingga 70%, lo! 

Dosis yang diberikan kepada kita sama dengan Sinovac, tetapi memiliki jeda suntik yang lebih lama, yaitu sekitar 12 hari. Saat ini, AZ juga menjadi vaksin booster alias ketiga kepada masyarakat. Beberapa efek samping yang sering terjadi adalah nyeri dan pembengkakan pada bekas suntik, kemerahan, sakit kepala, demam hingga mual.

Pfizer dan BioNTech

Selain AZ, Pfizer adalah salah satu vaksin booster yang sedang digunakan di negara kita, lo! Produk ini berasal dari perusahaan farmasi Amerika Serikat bernama Pfizer dan menggandeng perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech.

Berbasis mRNA, vaksin ini bekerja dengan memberi informasi kepada sel tubuh tentang cara membuat protein yang memicu imun agar menghasilkan antibodi pelindung virus SARS-CoV-2. Penyimpanan Pfizer memerlukan temperatur yang sangat rendah, yaitu -90 derajat hingga -60 derajat celcius. Diklaim memiliki persentase hingga 95% efektif terhadap corona, virus ini tidak akan mempengaruhi DNA manusia meskipun berbasis teknologi genetik.

Gejala yang umum dirasakan oleh mereka yang mendapatkan suntikan Pfizer adalah demam, merasa kaku dan nyeri di bagian bekas suntikan, meriang, dan sakit kepala.

Baca juga: 5 Cara Sederhana Merawat Rambut Agar Sehat dan Berkilau, Sudah Tahu?

Moderna

Sempat dijuluki sebagai “vaksin sultan”, Moderna pada awal masuk di Indonesia diprioritaskan pemberiannya untuk tenaga medis. Hal ini disebabkan ketangguhannya sebagai anti virus corona yang mencapai 94.5%.

Menyadur dari Halodoc, vaksin ini berbasis mRNA, bekerja dengan cara menginstruksikan sel untuk membuat protein linjakan, sehingga tubuh bisa menghasilkan respons kekebalan dan kemudian menyimpan informasi tersebut.

Pemberian dosis vaksin Moderna sama dengan Sinovac, yaitu 2 x 0,5 ml dalam jeda 28 hari. Adapun efek samping yang biasanya dirasakan adalah lemas, menggigil, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot.

Sinopharm

Merupakan vaksin yang dibuat oleh China National Pharmeceutical Group Corporation, Sinopharm tergolong sebagai vaksin inaktivasi. Keefektifannya mencapai 79% meskipun setiap negara dapat berbeda-beda hasilnya.

Penerima Sinopharm wajib berusia di atas 18 tahun ya, SohIB! Penyuntikan vaksin tersebut sebanyak 2 dosis dengan interval 3-4 minggu. Saat ini, WHO telah menetapkan Sinopharm sebagai salah satu daftar penggunaan darurat dan dipastikan aman.

Dari beberapa vaksin yang sudah beredar di Indonesia, mana yang menurut kamu paling memberikan efek tidak nyaman setelah disuntik?

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca. Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Skuy, langsung gabung aja di sini! So, sampai berjumpa lagi dan salam Sobat Baik Indonesia Hebat! (AJ)