5 Trik Mudah Menghadapi Pertanyaan Interview Kerja yang Sulit, Nggak Boleh Panik!

5 Trik Mudah Menghadapi Pertanyaan Interview Kerja yang Sulit, Nggak Boleh Panik!

Tips mudah menjawab pertanyaan HRD yang sulit di interview kerja | Sumber: Unsplash (Christina @ wocintechchat.com)

Interview merupakan salah satu tahap penting yang harus kita jalani dalam proses melamar kerja. Bisa dibilang, inilah momen besar di mana menjadi penentu terakhir apakah kamu layak diterima di perusahaan tersebut. Nggak heran, banyak yang cukup ketar-ketir saat menghadapi HR di step tersebut.

Dari beberapa cerita teman-teman yang pernah menjalani wawancara kerja, sesekali perekrut akan memberikan pertanyaan yang ‘menjebak’ dan sulit untuk dijawab seketika. Sudah semakin gugup dan gelisah, rasanya mungkin seperti bodoh mendadak dan ingin pura-pura pingsan saja di tempat. Apakah kamu juga pernah merasakan hal yang sama?

Eh, tenang saja ya, SohIB! Kamu tidak sendirian, kok! Jangan sampai karena situasi tersebut malah membuatmu patah semangat dan trauma, dong. Semua selalu ada solusinya, termasuk bagaimana cara menghadapi pertanyaan sulit dari HR. Apakah itu?

Baca juga: CV vs Resume Ternyata Berbeda, lo! Sudah Tahu?

Panik Bisa Dikelola

Merasa gelisah dengan ‘serangan’ pertanyaan yang menyulitkan itu valid ya, guys! Namun, hal tersebut bisa dikelola, lo! Berusahalah untuk tetap bersikap tenang dan tidak tampak ‘terancam’.

Perekrut biasanya juga akan menilai kandidatnya dari attitude-nya selama wawancara berlangsung. Mereka juga manusia kok, SohIB, pun pasti pernah merasakan hal tersebut. Oleh sebab itu, pertanyaan yang menjebak biasanya ditujukan ‘hanya’ untuk melihat bagaimana cara kita menghadapi masalah atau tekanan.Jika SohIB tampak sulit mengontrol emosi (terlalu tampak panik, takut, kebingungan, dan lainnya), bisa jadi mereka akan menganggap kamu orang yang kurang siap. Memangnya kamu mau, apabila sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelumnya, tetapi hanya karena satu pertanyaan saja, lantas dianggap tidak niat?

Tarik napas yang dalam dan berikan jeda sesaat sebelum mulai menjawab. Ingat, jangan pernah memulai berbicara sebelum kamu tahu apa yang ingin disampaikan. Memiliki sedikit gambaran jauh lebih baik daripada tidak sama sekali dan tetap nekat ‘membuka mulut’. 

Pahami Pertanyaannya

Jangan ragu untuk menanyakan kembali pertanyaan yang diajukan apabila kamu memang kurang paham. Selain memperjelas ‘soal’ yang diberikan, pengulangan tersebut dapat memberikanmu waktu sedikit lebih panjang untuk berpikir sembari mendengarkan HR berbicara.

Satu hal lagi, ketika kita meminta perekrut mengulangi pertanyaannya, terkadang mereka mengubah susunan kalimatnya agar lebih mudah dimengerti. Bisa jadi, HR mengira SohIB kurang paham maksudnya karena merekalah yang mungkin kurang jelas dalam memberikan ‘soal’. Cara yang cerdas, bukan?

Baca juga: Prospek Bekerja Untuk Kamu Yang Jurusan Fisika. Apa Saja, ya?

Berikan Jawaban Pada Fokus yang Kamu Lebih Kuasai

Jangan jawab dengan hal yang kamu sendiri nggak paham | Sumber: Unsplash (LinkedIn Sales Solutions)

Sesuatu yang lebih dikuasai biasanya akan membuat kita lebih maksimal saat menerangkannya. Apa itu? Yakni menjawab sesuai pengalamanmu sendiri. Oleh sebab itu, berikan intro yang bisa menggiring SohIB untuk ‘masuk’ ke dalam topik yang kamu pahami. Daripada menolak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, lebih baik berdiplomasi sedikit untuk masuk ke ‘zona nyaman’ kita, bukan? Berikut adalah ilustrasinya!

Perekrut: Perusahaan kami menggunakan tool A untuk pengerjaan desain sehari-hari. Namun, saya lihat anda tidak menyantumkan software A itu ke dalam daftar keahlian. Bagaimana anda melihat seberapa cepat nantinya diri anda akan beradaptasi dengan hal baru tersebut?

Kamu: Terima kasih untuk pertanyaannya. Memang di pengalaman saya sebelumnya, saya lebih akrab dengan tool B untuk desain. Namun, berdasarkan pengalaman saya…

Pertolongan Terakhir: Balas dengan Pertanyaan Kembali!

Memang sedikit beresiko ya, karena membalas pertanyaan dengan pertanyaan kembali bisa saja terasa aneh atau berpotensi tidak disukai. Namun, sebenarnya cara ini bisa mengulur waktu sejenak untuk kamu berpikir, selagi HR berusaha menjelaskan maksudnya. Btw, nggak banyak lo, kandidat yang berani melakukan hal tersebut, sehingga perekrut bisa jadi juga belum mempersiapkan diri akan adanya ‘serangan balasan’.

Poin terakhir ini sebenarnya hampir mirip dengan poin kedua. Perbedaannya adalah sebenarnya kamu sudah mulai siap untuk membalas, tetapi ingin kembali mematangkan jawabanmu. Bonus-nya adalah SohIB akan dinilai sebagai orang yang kritis dan memiliki taktik cerdas. Keren nggak, tuh?

Okay, gimana nih, dengan artikel di atas, adakah yang sudah membantu kamu dalam menghadapi pertanyaan sulit di interview kerja? Intinya, kita harus tetap tenang dan self-confidence! Ingat, SohIB-lah yang memegang kendali atas diri, jangan biarkan orang menilai kamu kurang baik ‘hanya’ dalam tatap muka satu di waktu yang singkat pula. You can do, do your best, you will be the best!

Baca juga: 5 Manfaat Vitamin C untuk Tubuh Kita, Nomor 3 Belum Banyak yang Tahu

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca. Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Skuy, langsung gabung aja di sini! So, sampai berjumpa lagi dan salam Sobat Baik Indonesia Hebat! (AJ)