8 Tips Membangun Portofolio untuk Content Writer. Yuk, Segera Susun!

8 Tips Membangun Portofolio untuk Content Writer. Yuk, Segera Susun!

Salah satu tampilan website untuk portofoliomu | Sumber: Unsplash (Le Buzz Studio)

Profesi menulis saat ini tidak lagi ‘hanya’ berkarya melalui buku saja. Makin banyak pengembangan karier dari bidang yang satu ini, apalagi dengan adanya teknologi yang semakin canggih, salah satunya adalah content writer.

Dalam proses perekrutan karyawan di profesi tersebut, mengumpulkan CV dan bermodalkan IPK tinggi saja tidaklah cukup. Kamu memerlukan yang namanya portofolio atau bukti otentik karya tulismu demi menunjang pengalaman dan keahlianmu di content writer field. Namun, apakah kamu sudah tahu bagaimana cara menyusunnya?

1. Buat Secara Online

Eitss.. Ini bukan berarti portofolio fisik sudah dianggap kuno, ya! Namun, dengan memanfaatkan platform online, kemungkinan untuk dapat dilihat dan diakses banyak orang akan lebih besar. Kamu bisa ‘memasangnya’ di LinkedIn atau mencantumkan link url di dalam CV mu saat sedang melamar pekerjaan.

2. Tentukan Dulu Maksud Portofolionya!

Membuat sesuatu tentu harus ada maksud dan tujuannya, tak terkecuali portofolio. Biasanya, seseorang menyusun dokumen ini lebih banyak untuk kepentingan mencari pekerjaan dan mendapatkan atensi dari audiens. Dengan demikian, kamu tidak akan salah langkah untuk mengisi apa saja konten yang akan dicantumkan dalam “pameran karyamu” itu.

Baca juga: Sudahi Mimpi Burukmu! 4 Cara Hadapi Lingkungan Kerja Toxic

3. Desain Website yang Simple

membangun portofolio untuk content writer
Pilihlah desain portofolio yang simple dan tidak berlebihan corak warnanya | Sumber: Unsplash (Kelly Sikkema)

Pilihlah desain website atau tampilan portofolio yang menarik, tetapi tidak terlalu mencolok dari sisi warna layout-nya dan sederhana. Ingat, apa yang terpenting adalah tulisanmu, sedangkan tampilan ‘hanyalah’ pendukung agar khalayak tetap nyaman saat sedang menikmati halaman demi halaman karya SohIB.

4. Biografi Penulis yang Menjual

Tentu saja, kamu nggak boleh melupakan siapa pemilik konten-konten tersebut! Buatlah beberapa kalimat singkat yang benar-benar menggambarkan dirimu dan ‘menjual’ untuk menarik perhatian pengunjung. Pilihlah foto profil yang sopan dan lebih formal, ketimbang bergaya centil dan atau terlalu kaku.

SohIB bisa menuliskan nama lengkap, minat karier, jabatan atau kegiatan terakhir, dan pencapaian prestasimu, terutama yang masih relevan dengan profesi menulis. Menjadi kandidat karyawan yang idaman tidak perlu menonjolkan diri yang berlebihan saat mempresentasikan diri lewat biografi. Namun, tunjukkan saja karyamu yang keren dan biarkan kualitas yang berbicara.

5. Pisahkan Tulisan Per-Project

Memisahkan karya-karyamu sesuai dengan project-nya tentu sangatlah baik agar lebih rapi dan terlihat real. Apabila SohIB pernah bekerja di beberapa tempat sebelumnya, buat satu hingga dua halaman yang menampilkan tulisanmu untuk satu perusahaan. Kamu bisa menambahkan tanggal publikasinya dan di mana kita bisa mengaksesnya untuk mendapatkan tayangan aslinya.

Untuk yang fresh graduate atau masih belum punya banyak experience di bidang ini, mulai sekarang kamu dapat mencoba membuat blog sendiri sebagai sarana bagi karya tulismu di online platform. Bisa juga mengikuti magang, kegiatan, atau komunitas yang menawarkan wadah menulis untuk di-publish di media, salah satunya di kanal ini!

Baca juga: 5 Trik Mudah Menghadapi Pertanyaan Interview Kerja yang Sulit, Nggak Boleh Panik!

6. Pilih yang Terbaik

Portofolio memang sering digunakan sebagai ‘ajang’ memperkenalkan bukti karya sendiri, tetapi bukan berarti kamu harus flexing dengan memasukkan semua tulisan di dokumenmu ini!

Sortir beberapa karyamu yang paling baik untuk dimasukkan ke dalam portofolio, misalnya untuk satu project, maksimal mencantumkan dua karya saja. Jika tulisanmu memiliki jumlah kata yang terlalu panjang, tampilkan saja secara garis besar isi artikelnya dan tidak perlu meng-copy paste semuanya.

7. Jangan Typo!

Please deh, kamu mau membuat portofolio menulis lo, masa iya masih ada typo-nya! Salah satu keahlian seorang content writer yang harus kamu kuasai adalah teliti, termasuk melihat kesalahan dalam teknik penulisan. Jangan abaikan kesalahan minor seperti tanda baca, pengejaan kata, hingga penggunaan huruf kapital sebelum meng-apload hasil karyamu, ya!

8. Testimoni Orang Lain (Bila Ada)

testimoni di portofolio kita itu penting
Cantumkan review orang terhadap karya kita, biasanya HRD akan mempertimbangkan itu | Sumber: Unsplash (Glenn Carstens-Peters)

Cantumkan tulisan yang berisi review orang lain terhadap hasil karyamu. Hal ini sangatlah penting sehingga audiens atau HRD yang sedang berniat merekrutmu sebagai writer menjadi lebih teryakini karena adanya pengakuan orang lain padamu. Akan lebih beruntung lagi jika yang memberikan testimoni adalah penulis terkenal, atasanmu sendiri, atau rekan kerja yang satu profesi.

So, demikianlah 8 tips membangun portofolio untuk kamu yang ingin berkecimpung di dunia content writer. Adakah yang masih kurang? Jangan lupa kirim komentar di bawah, ya!

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Writer's Block, Bisa Lancar Nulis Lagi!

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca. Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Skuy, langsung gabung aja di sini! So, sampai berjumpa lagi dan salam Sobat Hebat Indonesia Baik! (AJ)