Teknologi Alternatif untuk Penghijauan Bumi Kita

Teknologi Alternatif untuk Penghijauan Bumi Kita

(Udara yang sangat panas di hari idul Fitri)

(Pola distribusi pohon di lihat dari foto udara. Kredit foto:Visit Wei/Uinsplash)

#SobatHebatIndonesiaBaik

#JadiKontributorJadiInspirator

#BerbagiMenginspirasi 

#SohIBerkompetisiArtikel

Pada lebaran idul fitri tahun 2022 ini udara sangat terasa lebih panas dari lebaran sebelum-belumnya. Bahkan hawa panas sudah bisa kita rasakan mulai dari jam 10 siang sampai 2 sore hari, banyak masyarakat yang berbondong-bondong menggunakan sunscreen agar kulit terhindari dari panasnya ultra violet matahari. Lebih lagi ini musim idul fitri yang mau tidak mau semua orang harus berkeliling ke rumah saudara, tentangga untuk silatuhrahmi. Fenomena udara yang sangat panas ini tidak hanya di keluhkan oleh masyarakat saja tapi pihak BMKG juga, dimana pada lebaran tahun ini bertepatan dengan mulainya masuk puncak kemarau. Yang bisa saja teriknya panas matahari berlangsung sampai musim kemarau selesai. Dimana menurut pihak BMKG (miming.2022) menjelaskan kalau matahari berada di posisi wilayah utara ekuator, lebih tepatnya berada pada lintang 140 Lintang Utara dan bisa terus bergerak ke utara sampai bulan juni.

(Indeks kenyamanan dengan temperatur suhu udara panas di Indonesia. Foto:Dok.BMKG)

Selain karena sudah waktunya datangnya musim kemarau, udara yang sangat panas ini di sebabkan oleh lapisan ozon yang semakin hari menipis. Menurut BMKG bahwa gas rumah kaca mampu menyebabkan menipisnya lapisan ozon, di karenakan gas yang berada di atmosfer bumi tersebut memerangkap suhu panas. Yang artinya dimana sinar matahari di biarkan melewati atmoster, namun mencegah suhu panas yang di bawa sinar matahari untuk bisa meninggalkan atmosfer bumi. Dari fenomena di atas, pentingnya penghijauan global untuk memperbaiki bumi kita yang semakin hari semakin rusak. Dengan kegiatan penghijauan global di harapkan bisa memperbaiki lapisan ozon, suku iklim dunia dan bisa mengurangi gas rumah kaca. Untuk kegiatan penghijauan global, banyak ilmuwan yang berlomba-lomba untuk menciptakan teknologi terkini untuk penghijauan global. 

Diantara nya yaitu profesor (Torben Deaneka.2022) dari Institut Teknologi Melbourne yang mampu mencegah emisi CO2 pada sebuah proses produksi secara instan dan dapat mengguncinya secara permanen untuk keadaan padat. Teknologi ini kolaborasi dari multi-disiplin lintas teknik serta sains yang di publikasikan pada sebuah jurnal Energy & Environmental Science dan berjudul Direct conversion of CO2 to solid carbon by Ga-based liquid metals. Selain teknologi di atas ada juga teknologi yang di gunakan di Indonesia khusus nya di Jakarta untuk mendukung kegiatan penghijauan di perkotaan, yaitu deep learning. Deep learning adalah bagian pada ilmu algoritma machine learning yang mampu mengekstraksi fitur dengan otomasis. Kita mampu meberikan sebuah sampel data lokasi pada pohon serta luas tajuk, otomatis algoritma berlaps di deep leraning segera mengolah dengan menggunakan transformasi non-linearnya dan mampu mendapatkan basis lokasi serta luas tanjuk pada seluruh kota jakarta. Agar kita bisa mendapatkan akurasi yang baik pada deep learning, di butuhkan beberapa sampel data pada pohon yang lengkap.

(Tim Dinas Kehutanan DKI Jakarta melakukan pendataan pohon dengan survei lapangan. Kredit foto:Ahmad Sahab )

Dari dua teknologi di atas adalah contoh upaya penghijauan dengan teknologi terkini yang di lakukan baik dari ilmuwan maupun pemerintah. Dengan menggunakan dua teknologi tersebut bisa menjadi solusi aternatif untuk memulihkan dunia dari dampak rumah kaca, dan suhu di atmosfer bisa kembali menjadi stabil lagi seperti sebelumnya. Serta dari inovasi dua teknologi di atas mampu memperlihatkan bahwa penghijauan itu sangat penting di lakukan untuk kelangsungan hidup manusia. Karena penghijauan adalah kunci utama untuk pemulihan bumi yang semakin mengkhawatirkan dari ancaman gas-gas rumah kaca. Dan untuk masa sekarang yang dimana teknologi terus berkembang, di harapkan akan terus bermunculan inovasi teknologi untuk kegiatan penghijauan global serta bisa di gunakan untuk menyelamatkan bimi kita.