Alami 5 Tanda Ini, Mungkin Kamu Perlu ke Psikolog!

Alami 5 Tanda Ini, Mungkin Kamu Perlu ke Psikolog!

Kadang, kita perlu seseorang yang bisa mendengarkan kita tanpa men-judge diri kita | Sumber: Unsplash (Green Chameleon)

Banyak orang berpikir bahwa pergi ke psikolog hanya diperuntukan untuk mereka yang memiliki gangguan kejiwaan. Faktanya, tidak semuanya adalah benar, lo!

Setiap dari kita tentu akan melewati ujian kehidupan. Terkadang, situasi tersebut membuat kita punya kegelisahan atau perasaan yang mengganjal. Nah, bila kita dapat menyelesaikan problem dalam kehidupan dengan baik, maka kamu bisa dikatakan beruntung. Namun, nggak semua orang bisa survive dengan masing-masing situasi. Oleh sebab itu, tidak sedikit yang kemudian rentan mengalami stres berkepanjangan dan bisa mengganggu kualitas hidupnya.

Btw lagi, berkonsultasi kepada ahlinya belum tentu untuk mereka dengan diagnosa gangguan jiwa berat seperti skizofrenia, PTSD, gangguan makan, dan lainnya, ya! Sebelum SohIB benar-benar terlambat menyadari bahwa sebetulnya kamu membutuhkan pertolongan psikolog, kenali 5 tanda ini dalam dirimu!

Baca juga: 5 Film Netflix Tentang Pengembangan Karier, Ada yang Cerita Nyata, lo!

Emosi Tidak Stabil

Memang sih, dalam menjalani hari, ada banyak hal yang berpotensi membuat kita bahagia, bersedih, atau marah. Namun, bila tidak segera sembuh dan berkepanjangan, kayaknya udah nggak normal lagi nggak sih, guys?

Emosi tidak hanya berarti perasaan marah semata, tetapi juga ceria, riang, bahagia, sedih, cemas, khawatir, dan lainnya. Kenali dirimu baik-baik, apakah akhir-akhir ini SohIB mudah sekali mengalami mood swing (perubahan suasana hati secara ekstrim dan cepat)? Bila iya, luangkanlah waktumu untuk segera menangani masalah ini. Jika dibiarkan, selain akan mengganggumu, hal tersebut juga akan membuat SohIB sulit bersosialisasi dengan orang lain.

Melukai Diri Sendiri Secara Fisik

Tahukah kamu, bahwa di Jepang tingkat bunuh diri sangat tinggi? Bahkan, di sebuah surat kabar menyebutkan bahwa selama bulan Oktober 2020, kematian akibat suicide jauh melebihi rekor kematian akibat COVID-19 di Negeri Sakura tersebut?

Bila kamu ada perasaan atau bahkan sudah bertindak menyakiti diri sendiri, ini sudah bisa dikatakan red alarm ya, guys, untuk segera pergi ke psikolog. Selagi itu, hindarkan diri dari benda-benda tajam yang berpotensi melukai, mintalah sahabat atau orang kepercayaanmu untuk mendampingi, dan lakukan banyak aktivitas yang bisa membuatmu tetap berpikir sehat.

Baca juga: 5 Hal Berharga Ini Nggak Bisa Dibeli dengan Uang

Pikiran Penuh dengan Negative Thinking

Orang yang penuh dengan pikiran negatif sering bikin orang nggak nyaman di sekitarnya | Sumber: Unsplash (Arun Sharma)

Pernah nggak sih, SohIB bertemu dengan orang yang rasanya hanya menularkan perasaan negatif saja? Rasanya benar-benar nggak nyaman di dekat mereka lama-lama, apalagi mendengar keluh kesahnya yang sangat panjang, tidak memotivasi, bahkan jadi ikut-ikutan merasa anxiety.

Bayangkan apabila dengan orang semacam ini saja tubuh dan pikiran merespon sedemikian rupa, bagaimana jika kita sendiri yang menjadi orang negatif tersebut? Jika ini yang sedang terjadi dengan SohIB dan sulit keluar dari perasaan itu, mungkin pergi ke psikolog dapat membantu kamu agar lebih termotivasi kembali.

Kualitas Hidup Menurun

Ya, saat suasana hati sedang terasa sedih, hampa, dan penuh masalah, biasanya tubuh secara fisik juga akan ikut lemas. Makan menjadi kurang nafsu, sulit tidur atau ingin tidur lebih banyak, hingga melampiaskan diri pada perbuatan yang tidak sehat, seperti minum minuman keras, merokok, memakai obat-obatan terlarang, dan lain sebagainya.

SohIB, percayalah bahwa dirimu adalah yang paling berharga, setidaknya untukmu sendiri. ‘Merusak diri’ dengan hal seperti itu tidak akan menyelesaikan apapun. Justru akan menimbulkan masalah kesehatan yang baru. Jangan biarkan tubuh yang sehat ternodai oleh ulah ‘bodoh’ kita yang sebenarnya sangat bisa diatasi.

Kehilangan Gairah Hidup

Mager alias males gerak memang lazim digunakan oleh generasi milenial. Kata ini berarti malas melakukan sesuatu dan hanya ingin berdiam diri selama mungkin, atau setidaknya hingga rasa malas tersebut hilang.

Namun, kamu mungkin perlu pertolongan psikolog apabila perasaan itu tidak kunjung reda dan justru membuatmu kesulitan bersosialisasi. Hal ini bisa juga disebabkan karena paranoid atau ketakutan berlebih pada sesuatu yang nggak mendasar, seperti takut dikhianati, kehilangan, dan lainnya.

Kita memang tidak selalu harus mendengarkan kata orang tentang diri kita. Namun, apabila orang-orang terdekatmu berkata bahwa perubahan dirimu terlalu jauh dan mengkhawatirkan, coba gali kembali dan tanyakan dalam hati yang terdalam. “Apa yang terjadi padaku? Apa yang aku inginkan? Apakah aku bisa menolong diriku sendiri?”

Di luar dari itu, berkonsultasi ke psikolog tidak hanya untuk kamu yang merasa bermasalah. Bisa saja, SohIB memang benar-benar butuh didengarkan oleh orang yang bisa memberikanmu masukan yang baik. Jangan takut untuk mengakui saat diri memang perlu pertolongan, sebaliknya, takutlah apabila kamu tak lagi bisa mengenali dirimu lagi.

Baca juga: Mengenal Toxic Positivity dan Cara Menghindarinya

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca. Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Skuy, langsung gabung aja di sini! So, sampai berjumpa lagi dan salam Sobat Baik Indonesia Hebat! (AJ)