Solusi Untuk Mengatasi Kesenjangan Digital Dalam Rangka Mendukung Program SDGs, Apa, Ya?

Solusi Untuk Mengatasi Kesenjangan Digital Dalam Rangka Mendukung Program SDGs, Apa, Ya?

Setiap Orang Memiliki Kesempatan Yang Sama Dalam Memanfaatkan Teknologi Digital | Sumber : Unsplash (Royhan Firdaus

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi

Dalam Ejournal Unair, kesenjangan digital atau digital divide merupakan suatu gap antara individu, rumah tangga, bisnis, dan area geografi pada level sosial-ekonomi yang berbeda terkait kemampuan mereka untuk mengakses TIK (tekonologi informasi dan komunikasi), serta dalam hal penggunaan internet untuk berbagai aktivitas (OECD, 2001).

Nah, jika ditilik lagi dari definisi tersebut, SohIB bisa menyimpulkan lo, bahwa kesenjangan digital adalah kesenjangan dalam penggunaan teknologi digital antar wilayah atau daerah yang dimana kesenjangan digital ini dapat memengaruhi wilayah tersebut dari segi penerimaan informasi, mata pencaharian, serta pembangunan.

Kesenjangan digital ini cukup luas dan mencakup berbagai hal, mulai dari akses internet, akses perangkat digital, kemampuan masyarakat disuatu daerah dalam menggunakan perangkat digital, dan sebagainya. Dalam hal ini, akses digital yang rendah dapat menjadi salah satu faktor utama dalam menghambat pembangunan di berbagai sektor, terutama dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Definisi SDGs

Memanfaatkan teknologi untuk pembangunan berkelanjutan | Sumber : Unsplash (Fauzan)

Apa sih program SDGs itu? Dilansir dari Bappenas, Sustainable Development Goals (SDGs) adalah pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Terdapat 17 tujuan dari program SDGs ini yang dimana salah satunya adalah berkurangnya kesenjangan. Nah, dengan kata lain, semakin banyaknya daerah yang memiliki keterbatasan akses dengan infrastruktur dan teknologi akan memperbesar kesenjangan di Indonesia, yang berimplikasi pada terhambatnya tujuan SDGs. Wah, berisiko banget ya!

Oleh karena itu, penting bagi kita dalam membahas kemudahan akses digital untuk daerah tersebut. Agar dapat membantu negara untuk mencapai tujuan SDGs serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Data Pengguna Internet Di Indonesia Tahun 2021

Dilansir dari Kompas, provinsi dengan jumlah pengguna internet terendah di Indonesia 2021 adalah: Papua: 26,49 persen, Maluku Utara: 42,68 persen, NTT: 43,14 persen, Sulawesi Barat: 48,73 persen, Aceh: 49,23 persen, Maluku: 49,74 persen, Sulawesi Tengah: 50,15 persen, NTB: 52,96 persen, Papua Barat: 54,61 persen, Kalimantan Barat: 54,80 persen. Sementara, provinsi pengguna internet tertinggi di Indonesia 2021: DKI Jakarta: 85,55 persen, Kepulauan Riau: 81,03 persen, Kalimantan Timur: 74,47 persen, DI Yogyakarta: 74 persen, Kalimantan Utara: 66,01 persen, Jawa Barat: 68,37 persen, Bali: 67,75 persen Banten: 67,14 persen, Kalimantan Selatan: 66,01 persen, Riau: 62,83 persen.

Berdasarkan, data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kesenjangan atau gap antara provinsi pengguna internet tertinggi dan terendah cukup besar. Lalu, bagaimana ya, cara untuk mengurangi gap atau kesenjangan antara provinsi dengan pengguna internet tertinggi dan terendah?

Peran Pemerintah

Dalam mengatasi hal tersebut, terdapat beberapa peran pemerintah yang dapat dilakukan, yaitu :

1. Pelatihan Dan Pemberian Bantuan Perangkat Digital

Nah, solusi pertama adalah pemerintah dapat turun tangan dengan menjalanlan program pelatihan dan pemberian bantuan perangkat digital lo! Nah, salah satu tahap pertamanya adalah pemerintah dapat melakukan survey terlebih dahulu dan juga pendataan di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan akses digital mengenai masyarakat yang kurang mampu dan kurang memahami tentang perangkat digital.

Dan tentunya, pendataan ini dapat bermanfaat dalam memetakan bantuan yang akan diberikan dan juga pelatihan yang akan diberikan agar bisa berjalan lebih efektif, karena pendataan tersebut dapat memudahkan pemerintah untuk mencari tahu lebih dalam ke mana harus memberikan bantuan dan berapa jumlah yang harus diberikan bantuan.

2. Subsidi Pemerintah Terhadap Provider Internet

Yap, solusi kedua yang paling masuk akal adalah dengan memberikan subsidi kepada provider internet, salah satu faktor bahwa akses internet yang rendah atau kurang memadai dikarenakan hanya sedikit atau bahkan belum ada provider yang menyediakan pelayanan internet di daerah tersebut.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam membangun dan menyediakan akses digital disuatu daerah membutuhkan dana yang cukup besar bagi provider tersebut, oleh karena itu peran pemerintah semakin dibutuhkan dalam kasus ini dengan memberikan dana tambahan atau subsidi kepada para provider agar bisa menunjang dan mengurangi kesenjangan akses digital

Peran Generasi Muda Sebagai Agent Of Change

Nah, SohIB, tentunya bukan hanya pemerintah saja, tetapi peran generasi muda juga cukup penting. Apa aja sih, peran generasi muda untuk mengatasi ini?

1. Menyumbangkan Ide Kepada Pemerintah atau Swasta

Ide sebagai senjata generasi muda | Sumber : Unsplash (Mika Baumeister)

Solusi pertama adalah dengan menyumbangkan ide kepada pemerintah/swasta terkait dengan solusi untuk mengatasi kesenjangan digital, yang dimana penyumbangan ide yang paling umum adalah dengan berpartisipasi dalam lomba esai yang diadakan pemerintah ataupun swasta.

Generasi muda sebagai agent of change memiliki kreativitas, dan inovasi yang sangat unik dan berbeda dengan generasi sebelumnya, oleh karena itu generasi muda harus mau untuk berpartisipasi memberikan ide yang inovatif serta realistis dalam mendukung program SDGs.

2. Mengikuti Kegiatan Kesukarelaan

Volunteer Dalam Membantu Mengatasi Kesenjangan Digital | Sumber : Unsplash (ray sangga kusuma)

Dan solusi terakhir bagi generasi muda adalah mengikuti kegiatan kesukarelaan dalam rangka memberikan pendidikan atau pelatihan kepada masyarakat di suatu daerah yang memiliki keterbatasan akses. Generasi muda memiliki kemampuan yang jauh lebih kompeten dalam memanfaatkan dan mengoperasikan perangkat digital, sehingga wajib bagi mereka untuk diikutsertakan sebagai sukarelawan dalam pemberian edukasi serta pelatihan di wilayah yang mayoritas masyarakatnya memiliki keterbatasan akses dan pengetahuan terkait perangkat digital.

Selain itu, generasi muda sebagai agent of change dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya memanfaatkan perangkat digital dalam kehidupan sehari-hari mereka, yang didalamnya sudah mencakup berbagai hal seperti resiko dalam penyalahgunaan perangkat digital, waktu ideal dalam menggunakan perangkat digital, dan sebagainya.

Sampai saat ini, kesenjangan digital masih menjadi masalah yang kompleks yang harus dihadapi karena masih terdapat banyak daerah yang memiliki keterbatasan akses digital. Jika, hal ini dibiarkan secara terus menerus maka sangat sulit untuk memastikan keberhasilan program SDGs, oleh karena itu, diperlukan solusi serta kerja sama antara pemerintah dan generasi muda dalam rangka mengatasi kesenjangan digital. Jika kamu ingin membantu program SDGs maka jangan lupa untuk berpartisipasi dalam bentuk apa pun, ya!