SohIB Berkelas: “Seni Membuat Artikel Storytelling, 'Berdongeng' Profesional Masa Kini”

SohIB Berkelas: “Seni Membuat Artikel Storytelling, 'Berdongeng' Profesional Masa Kini”

SohIB Berkelas: “Seni Membuat Artikel Storytelling, 'Berdongeng' Profesional Masa Kini” | Sumber: SohIB

Dalam satu peristiwa yang terjadi, setiap orang memiliki sudut pandangnya masing-masing. Caranya untuk menangkap kejadian tersebut bisa beragam, hingga kemudian dituangkan ke dalam sebuah tulisan. Ada yang tertarik menyajikan berita yang lebih banyak menekankan pada data, angka, dan informasi yang runtut, ada pula yang lebih menyukai artikel yang dikemas untuk menggugah sisi humanisme lewat storytelling.

Sebenarnya, apa sih, kekuatan dari bercerita? Bagaimana teknik dasar membuatnya agar karya kita lebih diapresiasi pembaca?

Nah, SohIB Berkelas mengadakan sesi workshop menarik tentang “Seni Membuat Artikel Storytelling, ‘Berdongeng’ Profesional Masa Kini” yang telah diselenggarakan pada Kamis, 7 Juli 2022 lalu. Acara ini diisi oleh Kak Dadi Krismatono, seorang Senior Managing Editor dari Good News From Indonesia (GNFI). Event tersebut berlangsung selama kurang lebih 90 menit. Yuk, kita simak keseruannya!

Baca juga: SohIB Berkelas: Content Writing 101: Melakukan Riset dan Membuat Konten Berdasarkan Tren

Untuk Apa Kita Menulis?

Kak Dadi membuka perbincangan dengan sebuah kalimat menarik, “Judul workshop ini diadopsi dari cara storytelling yang identik dengan komunikasi lisan. Hanya saja, kita menerapkannya di dalam menulis.”

Ketika kita akan menulis, ketahui terlebih dahulu, apa sih, tujuan SohIB yang ingin dicapai dari tulisan tersebut? Sebagai seorang individu, biasanya kita memiliki target untuk membangun personal branding, butuh pengakuan, kepentingan pekerjaan, ingin menumbuhkan skill, dan lainnya.

Berbeda dengan komunitas, yang mungkin ingin membuat karya yang bisa menggugah kesadaran, mencari simpati, mempromosikan agenda, dan advokasi. Pun juga dengan perusahaan yang selain membagikan informasi, mereka ada target dalam penjualan produk dan build reputasi. Media sendiri hadir sebagai ‘storyteller’ sebagai kontrol sosial atau memiliki target bisnis tertentu.

Intinya, kita perlu memahami, apa yang mau didapatkan dari menulis. Dengan demikian, SohIB bisa melahirkan karya yang baik dan menarik.

Baca juga: Melakukan Riset dan Membuat Konten Berdasarkan Tren

Manusia Suka Bercerita

Sejak dulu, manusia selalu menyenangi cerita, meskipun kala itu medianya berbeda-beda, misalnya melalui relief, lukisan kuno, gambar di gua, pahatan, dan banyak lagi. Fakta yang menarik adalah kita lebih mudah lupa dengan informasi dan data, tetapi selalu ingat apabila dituangkan dalam bentuk gambaran dan ringkasan.

“Contohnya, saat bulan puasa lalu kita memasuki musim liburan. Bila dimintai data, grafik, atau angka kematian yang terjadi akibat kecelakaan, mungkin kita cenderung tidak ingat. Namun, bila sudah disuruh bercerita tentang apa yang dilakukan selama mudik berlangsung, pasti kita akan lebih mudah mengeluarkannya dan akan berbekas. Karena itulah, skill menulis dan berbicara sangat penting dalam oral dan written communication.”

Rasionalitas Pada Storytelling

Ketika bertutur dalam storytelling, kita perlu menguatkan dua sisi, yakni dari segi rasional dan emosional. Mengapa? Karena penting bagi seorang penulis menyajikan pengalaman yang dapat dipercaya sehingga pembaca bisa menerima, mempercayai, dan menyetujui tujuan penulis. Namun, catatan yang penting adalah perasaan yang kita hadirkan dalam tulisan itu, harus juga sesuai dengan kenyataannya.

Banyak saat ini orang mengekspresikan kesukaannya dengan kata-kata yang berlebihan, seperti “Wow, enak banget pengen koprol 3 kali,” atau “Bakso ini enak banget sampai mau meninggal.”

Menyusun storytelling harus dimulai dengan merencanakan sisi emosional apa yang mau kita sentuh kepada pembaca kita dan tentunya didukung dengan fakta-fakta yang sifatnya rasional. Lewat untaian kata yang kita buat, mereka seolah-olah hadir di dalam story tersebut. Kak Dadi memberikan gambaran sebagaimana berikut ini,

“Ketika datang, pengunjung disuguhkan oleh pemandangan soto dengan asap yang mengepul dan bau harum dari daging kambing yang dimasak dengan bumbu. Narasi ini akan memberikan pengalaman yang berbeda apabila deskripsinya hanya seperti, ‘Soto ini terdiri dari 100 gram daing kambing, 3 sendok makan garam, 3 siung bawang, dan sebagainya.’”

Baca juga: SohIB Bercerita: Inspirasi Perempuan Berani Bawa Perubahan

Jika kamu melewati kesempatan menghadiri SohIB Berkelas: “Seni Membuat Artikel Storytelling, 'Berdongeng' Profesional Masa Kini”, kamu dapat menonton materinya kembali pada kanal YouTube IndonesiaBaikID.