Soft Selling, Cara Ampuh Tingkatkan Promosi

Soft Selling, Cara Ampuh Tingkatkan Promosi

Ilustrasi promosi penjualan | Sumber: Unsplash (Markus Spiske)

“Sebuah adegan dalam film memperlihatkan dua remaja yang sedang mengerjakan tugas. Tak lama kemudian, salah satu di antaranya memijit ringan lehernya dan mengeluh sangat lelah. Sahabat lainnya lalu pergi mengambil koyo merek ABC dari tasnya dan diberikan kepada remaja yang tadi merasa letih. Tak lupa, kamera diarahkan ke koyo ABC tersebut dalam jarak dekat dan jelas. Setelah itu, mereka belajar kembali dengan bersemangat.”

Bila kita sedang membuka koran atau majalah, biasanya beragam promosi akan ada di beberapa halaman. Di antara iklan ini, ada yang justru tidak menawarkan produknya secara langsung, melainkan menulis tips-tips yang berguna bagi pembaca. Tak lupa, nama produk dicantumkan, tetapi fokus utama ada pada isi informasinya. Misalnya, brand dengan produk mentega memberikan resep praktis cara memasak nasi goreng.

Atau baru-baru ini, mungkin SohIB pernah melihat tayangan televisi atau film yang di beberapa adegannya, terselip promosi yang bisa dibilang, sangat halus dan nggak terang-terangan. Nah, ilustrasi di atas bisa kita sebut sebagai soft selling.

Baca juga: SohIB Berkelas" TikTok Marketing: Membuat Konten TikTok untuk Pemasaran

Definisi Soft Selling dan Fungsinya

Bisnis adalah dunia yang sangat dinamis. Oleh karenanya, perlu banyak cara yang kreatif dan tepat sasaran, sehingga produk kita terus diminati masyarakat dan tidak ketinggalan oleh perkembangan zaman. Terdapat dua metode yang digunakan dalam membuat promosi, yakni hard selling dan soft selling.

Hard selling bisa dikatakan lebih old style ketimbang soft selling. Mengapa? Sebab, saat ini orang kurang suka dengan konsep ‘dipaksa untuk membeli sesuatu’. Sedangkan seperti namanya, soft selling dinilai lebih strategis dan berjangka panjang. Hal tersebut dikarenakan pendekatannya yang dinilai tidak agresif dan dapat membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen.

Strategi periklanan ini bisa dibilang lebih nyaman untuk calon pelanggan kita, karena mereka diberikan kesempatan untuk memahami produk yang ditawarkan tanpa dipaksa membeli saat itu juga.

Memang sih guys, barang kita bisa jadi tidak langsung laku saat itu juga dan jangka waktu yang dihabiskan untuk beriklan menjadi lebih lama. Namun, SohIB bisa menjaring pengikut yang lebih loyal karena mereka ‘datang’ kepada kita bukan hanya karena ingin beli saja, tetapi juga mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Dengan demikian, minimal jangkauan kita akan semakin luas, viewers meningkat, dan action untuk pembelian juga berpotensi tinggi.

Baca juga: SohIB Berkelas: Belajar Membuat Iklan di Facebook dan Instagram

Contoh Soft Selling dalam Kehidupan Sehari-hari

|

Salah satu contoh promosi soft selling | Sumber: Unsplash (Jarritos Mexican Soda)

Iklan di Platform E-Commerce

Di hampir semua marketplace, terdapat fitur memasukkan produk yang kita incar di ‘keranjang’ sebelum dibeli. Pernahkah SohIB mendapatkan notifikasi yang mengingatkan kamu untuk segera checkout, barang akan segera habis, atau menanyakan kemungkinan ada kendala dengan proses pembelianmu? Nah, ini adalah satu contoh bagaimana soft selling diterapkan, lebih keren lagi karena tidak menyebutkan merek yang spesifik sama sekali, lo!

Memberikan Sample

Jika SohIB sedang membeli skincare di store ternama, biasanya dalam setiap pembelian dengan nominal tertentu, kamu akan diberikan mini trial kit untuk dicoba di rumah. Bahkan, beberapa perusahaan bisa memberikan sampel secara cuma-cuma. Tak hanya itu, paling banyak brand kecantikan, sering menyediakan satu set produknya di stand mereka untuk kita coba langsung, bahkan mendapatkan saran bagus dari beauty advisor.

Cara ini tidak hanya bagus untuk memberikan eksperimen secara langsung kepada calon pelanggan.Namun, hal tersebut juga membuat mereka lebih tertarik untuk membeli produk di gerai resmi, ketimbang di penjual nonresmi yang bisa kurang terjamin keasliannya.

Iklan Terselubung

Selain ilustrasi pertama yang tadi dijelaskan, masih banyak lagi lo, contoh iklan yang menerapkan soft selling tanpa kita sadari! Contohnya, seorang pembawa acara di YouTube-nya yang menampilkan sebuah produk makanan untuk dia suguhkan dan dinikmati di sepanjang videonya tanpa menyensor nama brand tersebut.

Iklan di Koran atau Majalah

Cara yang terakhir ini bisa dibilang lebih senior dibandingkan strategi soft selling lainnya, sebab sudah diterapkan sejak dahulu kala. Contohnya, sebuah merek pelicin pakaian  menampilkan informasi berupa tips melipat hijab tanpa meninggalkan bekas lipatan di area dahi.

Nah, itu dia serba-serbi soft selling secara singkat! Bagaimana SohIB, apakah kamu sudah punya bayangan tentang strategi ini? 

Baca juga: 7 Skill Ini Bisa Bikin Kamu Digaji Mahal di Tahun 2022

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca. Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Skuy, langsung gabung aja di sini! So, sampai berjumpa lagi dan salam Sobat Baik Indonesia Hebat! (AJ)