QRIS Wujud Implementasi Transformasi Digital Guna Menjadikan ASEAN Sebagai Epicentrum of Growth

QRIS Wujud Implementasi Transformasi Digital Guna Menjadikan ASEAN Sebagai Epicentrum of Growth

KTT ASEAN ke-42 | Bank Indonesia (bi.go.id)

 

#SohIBBerkompetisiArtikel

Pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan dan perilaku di masyarakat. Salah satunya adalah perilaku dalam berbelanja. Menurut Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki yang dilansir dari Liputan 6, terjadi peningkatan belanja online selama pandemi Covid-19 sebesar 26% dengan 3.1 juta transaksi per hari. Sehingga transaksi yang terjadi Rp632 triliun, bahkan diprediksi akan terus naik hingga Rp 4.531 triliun.

Perubahan perilaku masyarakat Indonesia dalam berbelanja juga mempengaruhi dalam hal pembayaran yang akan lebih sering berbasis digital. Hal ini bisa dilihat dari semakin maraknya perusahan fintech di Indonesia. Oleh sebab itu, dikarenakan semakin banyaknya perusahaan penyelenggara jasa sistem pembayaran seperti contohnya OVO, Gopay, Dana, dll, pemerintah melalui Bank Indonesia menerbitkan QRIS.

ilustrasi QRIS | Youtube Channel Bank Indonesia
ilustrasi QRIS | Youtube Channel Bank Indonesia

QRIS (dibaca KRIS), merupakan akronim dari Quick Respons Code Indonesia Standar. Menurut Bank Indonesia QRIS merupakan penyatuan berbagagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP). Dengan kata lain QRIS digunakan sebagai QR Code yang menyatukan berbagai macam QR, sehingga konsumen tetap bisa bertransaksi meskipun aplikasi pembayaran yang dimiliki berbeda dengan aplikasi pembayaran milik penjual.

Dengan QRIS semua pembayaran akan lebih praktis, efisien, dan aman karena masyarakat tidak perlu lagi membawa uang tunai yang berpotensi menimbulkan tindak kriminalitas dan sebagai penjual tidak perlu khawatir akan penggunaan uang palsu. Selain itu, konsumen juga tidak perlu mengunduh banyak aplikasi untuk pembayaran digital.

QRIS Membantu Peningkatan Ekonomi Digital Indonesia

ilustrasi QRIS | Bank Indonesia (bi.go.id)
ilustrasi QRIS | Bank Indonesia (bi.go.id)

Sejak mulai diefektifkan secara nasional pada 1 Januari 2020 hingga Februari 2023, pengguna QRIS menurut data dari BI sudah mencapai 30,87 juta pengguna dengan jumlah pedagang/merchant yang mendaftar QRIS higga mencapai angka 24,9 juta dan nominal transaksi yang terjadi mencapai Rp12,28 triliun.

Hal ini sesuai dengan Studi Google Temasek, Bain & Company (2022) yang dikutip dari laman website Kemenko RI di mana menyatakan pertumbuhan ekonomi digtal Indonesia tumbuh 22% hingga mencapai USD77 miliar, sehingga membuat Indonesia menjadi pemain utama dalam ekonomi digital ASEAN karena 40% dari nilai total transaksi ekonomi digital ASEAN berasal dari Indonesia.

Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan saat ini di Indonesia memiliki lebih dari 2.400 perusahaan start-up yang membuat Indonesia menjadi negara ke-6 dengan jumlah perusahaan start-up terbanyak di dunia, penetrasi internet yang sudah mencapai 76.8%, serta dominasi generasi milenial dan generasi Z di Indonesia.

Konektivitas Pembayaran Digital di ASEAN melalui QRIS

Jokowi di KTT ASEAN | Bank Indonesia (bi.go.id)

KTT ke-42 ASEAN 2023 yang diselenggarakan di Labuan Bajo sekaligus menjadi forum untuk membahas mengenai konektivitas pembayaran regional ASEAN (Regional Payment Connectivity/RPC) dan Transaksi Mata Uang Lokal masing-masing negara (Local Currency Transaction/LCT). Melansir dari Tempo.co, Jokowi menuturkan bahwa pembahasan mengenai pengembangan QRIS ini menjadi bagian penting dalam KTT ASEAN tahun ini.

Pada Agustus 2022, Indonesia telah sepakat menjalin konektivitas pembayaran regional dengan Thailand menggunakan QRIS. Selanjutnya Indonesia juga akan mengajak negara ASEAN lain seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina untuk meningkatkan konektivitas pembayaran regional melalui QRIS. Meskipun bukan hal yang mudah untuk mengimplementasikan hal ini, tetapi apabila konektivitas pembayaran digital ini bisa diterapkan di seluruh negara ASEAN, maka ASEAN akan menjadi kawasan regional yang lebih kuat dan mandiri.

Jokowi dalam pidatonya pada Festival Keuangan Ekonomi Digital 2023 yang dilansir dari Bisnis.com mengatakan harapannya agar QRIS antarnegara dan Kartu Kredit Indonesia bisa menjadi pendorong kenaikan transaksi UMKM baik melalui penjualan produk, maupun perluasan akses ke pasar internasional.

Dengan kerjasama ini, para pemimpin ASEAN berkomitmen untuk memperdalam integerasi dan stabilitas keuangan sebagai fondasi integritas kekuatan ekonomi regional ASEAN.