Kumpulan Puisi Belgi Alhuda untuk Sambut Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan

Kumpulan Puisi Belgi Alhuda untuk Sambut Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan

Contoh puisi pendek berbagai tema | Sumber : detik.net.id

#JadiKontributorJadiInspirator #SobatHebatIndonesiaBaik #BerbagiMenginspirasi 

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi sangat digemari banyak orang karena menggunakan kata-kata indah penuh makna sehingga dapat memikat hati para pembacanya.

Kata-kata yang digunakan dalam puisi secara umum sangatlah berbeda dengan kata-kata yang digunakan dalam novel, cerpen, atau cerita. Puisi tidak membutuhkan banyak kata, berbeda dengan novel atau cerpen. Keindahan karya tersebut dapat dihadirkan melalui penerapan bahasa yang digunakan. Sementara, cerita pada umumnya dinikmati oleh pembaca melalui rangkaian peristiwa atau konflik.

Pada kesempatan ini, SohIB dapat membaca 6 Puisi karya Belgi Alhuda, yang dapat membangkitkan semangat cinta tanah air untuk menyambut hari sumpah pemuda 28 Oktober dan Hari Pahlawan 10 November mendatang. Selengkapnya, simak artikel ini sampai habis, ya!

1. Jejak Kemerdekaan dan Tantangan Masa Depan (Belgi Alhuda)

Berkibarlah merah putihku, membentang luas ke langit biru. Laksana semangatku, putihmu cahaya penerang kalbu.

Berkilaulah sinar mentari, sambut pagi ini buka harapan. Kemerdekaan telah singgah di negeri ini, sembuhkan luka, wujudkan segala tujuan.

Tapi satu hal yang tidak boleh kita lupakan, sejarah perjuangan dan segala bentuk pengorbanan. Para pahlawan yang gugur harus selalu di kenang, do'akan selalu agar tenang dan selalu hidup di keabadian.

Sesungguhnya mereka 'tak akan binasa, selalu hidup dalam sanubari dalam asa. Tepiskanlah segala bentuk duka dan nestapa, masa depan negeri kini di tanganmu Garuda.

Singsingkanlah semua awan pekat, buanglah semua sekat yang menjerat. Bhinneka Tunggal Ika adalah titipan, mewujudkannya adalah kesadaran.

Bonus demografi dan era revolusi industri menjadi tantangan, pada generasi muda Indonesia kini tersimpan harapan. Kita yakinkan pada nurani, negeriku selalu lahirkan pemimpin yang sejati.

Kita kuatkan pada iman, negeriku selalu menjaga kedaulatan dan kesatuan. Masa depan yang hakiki adalah janji, laksana pengantin yang saling mencintai.

Sudah saatnya kita tepiskan perbedaan yang 'tak berarti, bersatu padulah kita 'tuk gapai semua mimpi. Kemerdekaan Indonesia diraih dengan begitu banyak perih, jerit tangis dan air mata selalu merintih.

Segala kesengsaraan telah dibalut masa kelam, kilau cahaya mentari tetap menanti dimasa depan. Sejarah telah mencatat agar kita 'tak pernah melupakan kodrat.

77 tahun Indonesia merdeka, berjuanglah bersama agar pulih lebih cepat. G-20 menjadi awal kebangkitan, kesejahteraan rakyat membuat hidup berkelanjutan.

Bogor, 17 Agustus 2022

Puisi dengan judul 'Jejak Kemerdekaan dan Tantangan Masa Depan' menggambarkan bahwa kita tidak boleh sia-siakan pengorbanan dan perjuangan para pahlawan yang telah gugur dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

Dengan membacanya, SohIB bisa merasakan betapa banyak perih, jerit tangis, dan air mata yang telah dikorbankan. Selain itu, kita juga harus bersiap dalam menghadapi tantangan yang ada dalam menghadapi bonus demografi dan revolusi industri dan kesiapan Indonesia menjadi ketua presidensi KTT G-20. Puisi dengan tema Kemerdekaan karya Belgi Alhuda ini, masuk ke dalam buku berjudul Garuda Hinggap Dimana?.

2. Banggalah Pada Kain yang Cantik (Batik) (Belgi Alhuda)

Bukan sekedar kain yang terulur, batik telah menjadi simbol warisan leluhur. Penuh filosofi isyaratkan kekayaan negeri, corak dan motifmu maha karya abadi.

Keindahanmu diakui dunia, meski sempat di-claim negara tetangga. Betapa kita tidak boleh sia-siakan, jagalah selalu budaya dan keanekaragaman.

Wahai generasi muda tentu kita harus berbangga, tengoklah kain batik ini yang lahir dari tangan-tangan suci. Berbahagialah saat kau mengenakannya, sambut dengan suka cita wujudkan Indonesia lestari.

Jadilah generasi emas yang berbudi luhur, peduli kelestarian ditanah yang mahsyur. Dua Oktober Hari Batik Nasional, Indonesia pemilik kekayaan yang semakin dikenal.

Kaya akan bahasa, seni budaya, dan alamnya. Pesona Indonesia tetap pancarkan sinarnya. Menggoda siapapun yang melihatnya, padamu negeri semoga selalu dalam lindungan-Nya.

Bogor, 8 Oktober 2022

Puisi berjudul 'Banggalah Pada Kain yang Cantik (Batik)' merupakan salah satu karya Belgi Alhuda, yang dibuat pada tanggal 8 Oktober 2022 untuk memperingati Hari Batik Nasional. Lewat puisi ini, SohIB diingatkan untuk menjaga warisan budaya agar tidak diklaim negara tetangga dan tetap dilestarikan. Selain itu, SohIB diajak pula untuk bangga terhadap produk lokal, bangga buatan Indonesia.

3. Semangat Pancasila (Belgi Alhuda)

Bendera merah putih adalah simbol keberanian dan kesucian jiwa, terbanglah tinggi bersama garuda, lintasilah zamrud khatulistiwa. Cengkaramanmu yang kuat menjadi cerminan bangsa yang merdeka.

Kesaktian pancasila 'tak pernah diragukan, mengisi semangat jiwa nasionalis dalam setiap insan.

Wujudkanlah dan amalkan dalam setiap tindakan, sertakan lima butir mutiara yang menjadi pedoman.

Walau berbeda-beda suku dan agama, bahasa dan juga budaya. Kita semua bersatu-padu dibalut bingkai ke-bhineka-an.

Entah sampai kapan dan 'tak terbatas ruang, para pejuang selalu kita rindukan. Masa penjajah dan awan kelam telah hilang, kuucapkan terima kasih pahlawan.

Kemerdekaan diraih dengan penuh darah dan air mata, mari kita isi pembangunan dengan semangat gotong royong membangun bangsa.

77 tahun Indonesia merdeka, pulih bersama bersatulah bangsa. 77 tahun Indonesia merdeka, bangkit lebih kuat, bulatkanlah tekad. 77 tahun Indonesia merdeka, hidup berkelanjutan, wujudkanlah segala bentuk harapan.

Bogor, 4 Agustus 2022

Puisi di atas, dengan judul 'Semangat Pancasila' mengajak pembaca untuk mengamalkan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan ucapan Dirgahayu Republik Indonesia Ke 77.

4. Garuda dan Legenda 1 (Belgi Alhuda)

Waktu terang bulan, orang-orang sumpek di dalam ruangan, bergegas berhamburan, berebut tempat di pelataran.

Di bawah terang sinar bulan, bayang-bayang bertebaran. Sepanjang jalan berdesakan impian, penuh bisikan, dan godaan kekuasaan.

Setan dalam hati tertawa, mereka senang, merasa senang, mereka kenyang. Malaikat di jiwa terbelenggu, semua kebenaran terpaku akibat bujuk rayu.

Kini, Garudaku, kuserahkan semua padamu! Bersama kepak sayapmu, bawalah terbang menjauh semua hal yang menjadi candu.

Garudaku, singkaplah semua awan pekat yang melekat, agar sinar rembulan masuk kedalam rongga penuh sekat, hancurkan jarak.

Terang bulan menjadi saksi, bahwa kedaulatan yang hakiki masih menjadi misi. Terang bulan menjadi saksi, bahwa harapan mereka harus segera teratasi. Terang bulan menjadi saksi, harapan para pahlawan yang gugur mempertahankan NKRI harus selalu mengandung arti.

Kini, di tangan pemuda harus menjadi sebuah bukti, bahwa perubahan itu pasti dan akan terjadi. Di tangan pemuda harus menjadi bukti, bahwa berkarya dan aksi nyata adalah siasat dalam menjawab bonus demografi.

Kini, di akhir ceritaku! Ingin kuucapkan selamat ulang tahun padamu. Pada negeriku, Republik Indonesia, Dirgahayu!

77 tahun Indonesia merdeka, Indonesia bisa.

Merdeka.... Merdeka.... Merdeka....

Bogor, 5 Juli 2022

Garuda merupakan lambang dan simbol negara, legenda lahir dari sejarah yang menghasilkan negara ini dapat berdiri sampai saat ini dan kedepan tugas itu semua akan di emban oleh pemuda sebagai tonggak estafet dalam mengisi kemerdekaan. Itu merupakan makna yang tertuang di dalam puisi berjudul 'Garuda dan Legenda 1'.

5. Garuda dan Legenda 2 (Belgi Alhuda)

Dari Sabang sampai Merauke, Garuda tertanam dalam dada dan terpatri di setiap jiwa. 

Kesaktian pancasila tak pernah diragukan, menjadi pedoman di setiap insan. 

Walau berbeda-beda suku dan agama, berbeda-beda pula bahasa dan budaya. 

Kita semua bersatu padu menjadi satu, dibalut bingkai Bhinneka Tunggal Ika. 

Entah sampai kapan dan tak terbatas ruang, kurindukan dirimu wahai pejuang. 

Kemerdekaan diraih penuh pengorbanan, mari kita isi pembangunan wujudkan segala harapan. 

77 tahun Indonesia Merdeka, pulih bersama bersatulah bangsa. 

Bangkit lebih kuat bulatkan semua tekad, hidup berkelanjutan, wujudkan segala impian! 

Bogor, 3 Agustus 2022 

Puisi di atas menggambarkan tentang Kesaktian Pancasila, dengan 5 butir mutiara yang menjadi pedoman hidup bernegara.

6. Merdeka Berkarya (Belgi Alhuda)

Barangkali, kita memang harus berkarya, berani ambil peran wujudkan sebuah aksi nyata.

Mungkin sejenak kita harus menutup telinga, membiarkan orang yang memandang dirimu rendah berbicara.

Lahirnya karya akan sempurna jika memiliki rahsa, maka keluarlah dari sangkar yang menjeratmu baka, dan wujudkanlah mimpi raihlah asa.

Akan tetapi, semak dan belukar siap menjeratmu di depan. Tak ada perjalanan mulus tanpa ombak dan ujian, yang kita butuhkan bukanlah sebuah pengakuan. Berjalan melangkah pasti 'tuk ikuti alur kehidupan, hanya do'a dan harapan yang memberikanmu kekuatan 'tuk wujudkan segala impian.

Kelak, hasil karyamu akan menjadi legenda, temani langkahmu hiasi jalan cerita. Kau akan ditemani gemerlap bintang, meski harus diawali sedikit remang cahaya kehidupan.

Ini Merdekaku! 

Kita harus menjadi pemuda merdeka dengan aksi nyata. Kita harus percaya di tangan kita perubahan itu ada, kita harus siap dengan bonus demografi yang menunggu di depan mata.

Bogor, 29 Agustus 2022. 

Puisi berjudul 'Merdeka Berkarya' adalah karya Belgi Alhuda. Dengan membaca puisi tersebut, kita diyakinkan untuk menjadi pemuda sebagai agen perubahan dan sebagai bagian dari kesiapan para pemuda dalam mengisi bonus demografi yang ada di depan mata dengan sebuah karya.

Puisi dengan judul 'Merdeka Berkarya' adalah wujud ekspresi untuk berani berkarya untuk Indonesia. Puisi ini masuk dalam buku kumpulan puisi dengan judul Ini Merdekaku.

Nah, SohIB! itulah beberapa puisi karya Belgi Alhuda. Jangan ragu untuk mengungkapkan perasaan dan semangat persatuan, wujudkan dengan karya positive bagi para pemuda sebagai bagian dari ekspresi kecintaan dan rasa bangga terhadap Negara Indonesia.

Yuk, SohIB, gunakan puisi di atas dan sebarkan di dunia maya dalam menyambut Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan! Semoga menginspirasi, ya!"