Pelajaran PKLH/PLH, Wujud Kesadaran Peduli Lingkungan

Pelajaran PKLH/PLH, Wujud Kesadaran Peduli Lingkungan

Peduli Lingkungan | Sumber: Unsplash.com @noah buscher

Ternyata Indonesia sudah darurat sampah plastik, lo! Mengutip Indonesia Baik dari data World Population Review, Indonesia menempati posisi kelima dengan menyumbang sampah plastik di lautan sebanyak 56.333 ton tiap tahunnya. Ironi banget ya, dengernya?

Sadar enggak sadar, kita emang banyak menggunakan plastik untuk membungkus atau menampung barang belanjaan di keseharian. Namun, kita kadang terlupa gimana mengelola sampah plastik dan mengurangi kebiasaan penggunaan sampah plastik.

Penulis juga masih belajar dan terus belajar gimana mengkreasikan sampah plastik agar tidak dibuang sembarangan. Untungnya, penulis pernah memperoleh pelajaran muatan lokal Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup atau PKLH di Kota Balikpapan sejak SD hingga SMA.

Kesadaran lingkungan tumbuh dari diri sendiri melalui dukungan orang sekitar, seperti orang tua, guru, teman, dan masyarakat. Dilansir dari Merdeka.com, kesadaran lingkungan sangat baik diterapkan sedari dini melalui PKLH sebagai bentuk pengetahuan awal peduli terhadap lingkungan.

Zero waste | Sumber: Unsplash.com (@annaoliinyk)

Muatan lokal PKLH telah dibahas pada lokakarya UNESCO, Bangkok, adalah tentang kependudukan dan lingkungan tahun 1977 bernama "Deklarasi Tbilisi". Isinya adalah menjelaskan bahwa PKLH sebagai ‘suatu proses untuk membangun populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan total (keseluruhan) dan segala masalah yang berkaitan dengannya, dan masyarakat yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan tingkah laku, motivasi serta komitmen untuk bekerja sama, baik secara individu maupun secara kolektif, untuk dapat memecahkan berbagai masalah lingkungan saat ini, dan mencegah timbulnya masalah baru.'

Terlihat pada deklarasi tersebut, PKLH juga mengajarkan dan mengenalkan sejarah kota dan letak geografis kota. Hal ini sekaligus sebagai bentuk kesadaran pada lingkungan PKLH.

Btw, PLKH sendiri berubah singkatan menjadi PLH atau Pendidikan Lingkungan Hidup lebih memfokuskan pada penerapan kesadaran lingkungan secara nasional dengan menyesuaikan domisili siswa.

Sebenarnya, apa sih, yang diperoleh selama belajar PLH, baik bagi penulis maupun orang lain? Well, banyak banget manfaat yang bisa kamu peroleh selama belajar PLH yang sangat relebvan dengan kehidupan sehari-hari. Untuk lebih lengkapnya, simak manfaat belajar PLH berikut!

Menambah Wawasan Peduli Lingkungan

Orang bijak pernah berkata, “Hal kecil berdampak besar”.

Mendasari diri dengan wawasan terkait peduli lingkungan melalui PLH dapat meningkatkan rasa cinta dan wujud menciptakan lingkungan bersih. Kita juga dapat mempelajari contoh penerapan peduli lingkungan dari berbagai UMKM dan komunitas sosial.

Meningkatkan Kepekaan dan Kesadaran Peduli Lingkungan

Sebelumnya, SohIB mungkin mengabaikan sampah di sekitar, tetapi akan terasa berbeda ketika kita sudah mulai peka dan menyadari akan kebersihan dan kerapian lingkungan. Kita otomatis akan merasa risih apabila ada sampah berserakan dan tidak segan untuk memungutnya.

Memilah sampah | Sumber: unsplash.com @nareetamartin

Melatih Tanggung Jawab pada Lingkungan

Sudah semestinya seseorang akan merasa malu apabila sampah yang dibuang mengganggu sekitar. Budaya tanggung jawab, baik kepada lingkungan maupun orang lain, dapat terbangun dengan sendirinya melalui PLH.

Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis

Nggak sampai di situ, ternyata PLH juga bisa bantu ngembangin berpikir kritis, lo! Permasalahan lingkungan tidak ada habisnya untuk dibahas. Misalnya saja pelarangan warga untuk membuang sampah sembarangan yang memerlukan analisis kondisi lingkungan, mengetahui alasan warga membuang sampah, mengevaluasi kebijakan, dan memberikan solusi.

Membantu Pemerintah Daerah Mencapai Tujuan

Setiap Pemerintah Daerah mendapatkan mandat, salah satunya menjaga kebersihan masing-masing daerah. Kita yang sudah menyadari pentingnya peduli pada lingkungan menjadi sumbangsih kecil bagi pemerintah untuk mewujudkan mandat tersebut. Toh, kalau bukan kita, siapa lagi?

Daerah yang sudah mengurangi plastik belanja

Per tahun 2018, banyak sejumlah titik di Indonesia yang sudah mulai menerapkan pengurangan sampah plastik. Aksi ini berupa penggantian kantong plastik belanja dengan bahan alternatif dari singkong yang selalu kita temui di toko, swalayan, dan supermarket.

Pengurangan kantong plastik belanja juga digantikan dengan membawa sendiri totebag atau tas dari rumah masing-masing. Secara tidak langsung, upaya ini mengingatkan masyarakat untuk sadar dan peduli lingkungan, dimulai dari aksi 'kecil' tetapi konsisten.

Dilansir dari Okezone.com, kita coba intip yuk, daerah mana saja yang sudah mulai menerapkan dan tetap konsisten untuk mengurangi penggunaan plastik belanja. Bahkan, mereka melarang warga menggunakan plastik sekali pakai, lo!

  1. Kota Banjarmasin.
  2. Kota Balikpapan.
  3. Kota Bekasi.
  4. Kota Bogor.
  5. Provinsi Bali, termasuk Kota Denpasar.
  6. Provinsi DKI Jakarta.
  7. Kota Semarang.

Dari data di atas, apakah kotamu termasuk salah satunya? Jika belum, SohIB masih bisa kok, untuk berkontribusi mewujudkan pengurangan sampah plastik yang telah dibahas pada event G20 Indonesia di Bali akhir tahun 2022 lalu. Yuk, kita ciptakan lingkungan bersih dan budayakan peduli lingkungan!