Petani Millenial Hadapi Krisis Pangan

Petani Millenial Hadapi Krisis Pangan

Ilustrasi Teknologi Pertanian (http://dinasketahananpangan.okukab.go.id/index.php/life-styles/item/58-5-teknologi-pertanian-hasil-inovasi-anak-bangsa)

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

Pada tahun 2050 penduduk dunia diprediksi akan meningkat menjadi 9,8 miliyar jiwa. Hal ini tentu berpengaruh kepada sektor kebutuhan pangan. Dengan pertumbuhan penduduk yang begitu cepat harus diimbangi dengan kebutuhan pangan yang cukup juga. Hal itu dapat menciptakan kesempatan bisnis besar. Disisi lain, jika kebutuhan pangan tidak terpenuhi bisa jadi akan terluang kembali peperangan untuk kebutuhan pangan.

Sementara untuk pemenuhan kebutuhan pangan ini harus didorong lewat pertanian. Karena hasil pertanianlah yang menjadi bahan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Namun yang menjadi titik persoalannya adalah kurangnya orang-orang yang berminat dalam pengembangan pertanian. 

Hal itu diakibatkan oleh masih banyaknya yang berpandangan bahwa menjadi petani itu kelas sosialnya lebih rendah. Penghasilannya juga rendah. Ada juga  kemungkinannya karena gengsi, orang lebih suka bekerja di bidang non pertanian. Hal itu menjadi sebuah tantangan untuk pengembangan pertanian.

Menurut BPS (Badan Pusat Statistika) pada 2013 mengungkapkan bahwa 65 persen jumlah petani di Indonesia kini berusia 45 tahun ke atas dengan produktivitas relatif rendah. Sementara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, mengungkapkan hanya sekitar empat persen anak muda usia 15-23 tahun yang tertarik bekerja jadi petani.

Tetapi dengan pengembangan teknologi untuk pertanian akan membuat anak-anak muda lebih tertarik pada pengembangan pertanian. Apalagi di era industri 4.0 ini banyak pekerjaan yang sudah memanfaatkan teknologi untuk pengembangan sebuah pekerjaan.

Memanfaatkan Teknologi

pemanfaatan teknologi dalam pertanian

pemanfaatan teknologi dalam pertanain (www.pertanian.go.id)

Inovasi teknologi untuk pertanian akan menjadi hal yang sangat menarik. Seperti penggunaan mesin dan robot tentu sebuah pekerjaan yang berkelas di mata dunia. Kelak petani menjadi sebuah profesi yang sangat didambakan dengan pemanfaatan teknologi.

Dengan memanfaatkan teknologi maka akan mempermudah produksi hasil pertanian dalam skala besar walau menggunakan tenaga manusia yang sedikit. Karna yang bekerja adalah mesin dan robot. Poduksi hasil pertanian dalam skala besar akan menjadi solusi atas meningkatnya penduduk dunia ditahun 2050.

Membangun pertanian memang amat penting. Terlebih di era revolusi industri yang ke-empat ini atau biasa disebut juga Industri 4.0. Revolusi industri ini ditandai dengan penggunaan mesin-mesin otomatis yang terintegrasi dengan jaringan internet. Sektor pertanian juga perlu beradaptasi dengan teknologi 4.0 untuk menjawab tantangan ke depan. Pasalnya, pertanian tak mungkin bisa mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah tanpa teknologi.

Pertanian 4.0, dibutuhkan keterhubungan dan keterpaduan bekerja sama yang terintegrasi sehingga nantinya pertanian 4.0 mampu menjadikan teknologi sebagai sarana yang memudahkan petani, bukan sekedar hiburan saja.

Pertanian 4.0 bercirikan pertanian yang aktifitas dan atau proses bisnisnya harus melibatkan teknologi informasi dan jaringan internet yang menghubungkan semua unit operasinya dengan berbagai instrumen (sensor, satelit, drone) dan peralatan (robot dan mesin) yang memungkinkan itu semua bekerja secara sinergis, cepat, akurat dan cerdas berdasarkan data dan informasi relevan terkini. SDM (sumber daya manusia) yang kita miliki harus paham akan hal tersebut, sehingga peran dari generasi muda atau generasi milenial ini yang menjadi penggerak pertanian 4.0.

Mengajak Millenial

pemanfaatan teknologi menjadi salah satu cara untuk menarik orang-orang muda untuk terlibat dalam produksi pertanian.  Dengan kecanggihan teknologi itu perlu juga disiapkan sumber daya manusia untuk pengembangan pertanian. Perlu ada sistem pendidikan yang lebih spesifik mempelajari teknologi dalam pertanian. Teknologi dan sumber daya manusia yang berimbang menjadikan pertanian di indonesia akan berkembang. Kebutuhan pangan untuk 9 milyar jiwa pendudukan akan bisa terpenuhi dan peperangan pun bisa dihindari.

Generasi millenial merupakan orang yang memang sering bersentuhan dengan digital, pola pikirnya sangat berbeda, dia lebih cepat, lincah dan lebih terbuka, dan sebagainya. Mereka melek teknologi, itu lah yang membuat mereka lebih adaptif terhadap perubahan. Karena sikap itu dimiliki oleh generasi millenial maka sikap itu relevan dengan kondisi perkembangan teknologi yang begitu cepat. Sejatinya perkembangan pertanian di Indonesia berada ditangan generasi millenial, perlu pendekatan yang lebih untuk menarik perhatian para anak-anak muda.

Selain itu kemudahan memperoleh pupuk juga perlu, karena pupuk di indonesia sulit untuk didapatkan. Dengan program khusus untuk memperoleh pupuk untuk para petani akan mebuat orang semakin tertari menjadi petani.

Setelah hasil pertanian bisa dipanen, banyak juga para petani yang belum bisa memasarkan hasil pertanian dengan baik. Dengan pemanfaat teknologi seperti aplikasi khusus akan mempermudah penyaluran hasil pertanian kepada perusahaan atau pun konsumen.

Perlu juga ada sosialisasi tentang standart hasil pertanian yang bisa dipasarkan ke pasar internasional. Dengan sosialisasi itu petani lebih mudah mengatur hasil pertanian yang akan diproduksi.

Untuk mencapai itu semua orang-orang yang tertarik dalam hal pertanian juga perlu mengalami kemudahan atas keuangan seperti modal untuk pengembangan pertanian. Pinjaman dengan bunga ringan dan pengembalian dalam jangka waktu lama salah satu solusi yang baik.