Perpustakaan Daerah Palembang Kini Menjadi Perpustakaan Prov. Sumsel, Makin Nyaman dan Canggih!

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan

Palembang - Mengikuti arus perkembangan zaman, Perpustakaan Provinsi yang dulunya bernama Perpustakaan Daerah (Pusda) Palembang kini telah 'tersulap' menjadi Perpustakaan Digital yang melek teknologi. Peningkatan fasilitas dan pelayanan perpustakaan salah satunya terlihat saat pengunjung (baik anggota maupun non anggota) wajib mengisi data pengunjung pada komputer yang telah disediakan. Seperti dilansir pada arsip-indonesia.org pengunjung disambut dengan fasilitas yang telah terkomputerisasi mulai dari data pengunjung, data bahan pustaka, transaksi peminjaman dan pengembalian buku, serta fasilitas Free Wifi yang menambah daya tarik pengunjung khususnya di kalangan Pelajar dan Mahasiswa.

"Dari sisi teknologi informasi, Perpustakaan Daerah telah menggunakan sistem terkomputerisasi untuk melayani aktivitas peminjaman dan pengembalian buku dengan sistem barcode. Jadi setiap anggota, khususnya anggota baru, saat ini dibekali dengan kartu online dengan bentuk seperti kartu ATM dengan ID dan password sebagai keanggotaannya. Para pengguna kartu online tinggal menggesekkan saja pada alat yang ada untuk masuk ke perpustakaan dan melakukan transaksi peminjaman dan atau pengembalian buku."

"Perpustakaan Daerah Sumsel juga menyediakan fasilitas “Free Hotspot Area: no limit, no register and no cash” yang menjadi salah satu alasan bagi banyak pengunjung yang datang ke Perpustakaan."

Perpus Prov. Sumsel 'Tersulap' berkat kerja keras ASN

Perpustakaan Provinsi ini beralamatkan di Jl. Demang Lebar Daun No.47, Lorok Pakjo, Kec. Ilir Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30137. Perpustakaan yang telah 'tersulap' canggih ini tentunya juga berkat kerja keras para pegawai ASN didalamnya. Peran fungsional para ASN Perpus Prov. Sumsel terus ditingkatkan dengan signifikan mulai dari pelayanan bidang informasi dan dokumentasi, bidang permasyarakatan, serta pendayagunaan koleksi bahan pustaka perpustakaan. Demi keberhasilan peran fungsional tersebut, para ASN Perpustakaan didorong untuk bergerak dinamis dengan mengembangkan pengetahuan cakap digital secara mandiri.

Dirangkum pada perpusnas.go.id dalam rangka peningkatan kualitas kompetensi Aparatur Sipil Negara, Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB), Badan Kepegawaian Nasional (BKN), serta Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam pembangunan dan pengembangan ASN di Indonesia telah mengeluarkan berbagai regulasi yang dimandatkan kepada seluruh Kementerian dan Lembaga termasuk Perpustakaan Nasional (Perpusnas) untuk diimplementasikan. Melihat pentingnya profesionalitas kinerja ASN, dalam hal ini juga telah disampaikan oleh Sri Sumekar, Pustakawan Utama Perpusnas, pada acara Apel Pagi pada Senin, 14 Februari 2022.

“Pengembangan SDM di kementerian dan lembaga diukur melalui keberhasilan dalam pencapaian indeks profesionalitas SDM dan sistem merit yang menjadi indikator pencapaian target reformasi dan besarnya tunjangan kinerja.” Jelas Sumekar

“Hal ini dilakukan agar semua pegawai dapat mengimplementasikannya melalui kinerja yang maksimal dan optimal sehingga sasaran kinerja individu yang selaras dengan kinerja unit kerja dan organisasi dapat tercapai.” Sambung Sumekar

“Untuk menyikapi hal tersebut, kita juga harus paling terdepan dan maju di era kemajuan metaverse ini sebagai driver bukan passenger. Tak hanya itu, marilah kita menjalani tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ajaran agama kita masing-masing.” Ujar Sumekar sekaligus mengakhiri apel pagi hari ini.

Keberhasilan Menuju 'Perpustakaan Ideal'

Menurut bpkp, "Perpustakaan yang ideal pada dasarnya adalah sebuah perpustakaan yang mampu memberdayakan masyarakat. Perpustakaan yang mampu melakukan revolusi minat baca pada masyarakat. Mampu mengubah karakter masyarakat dari tidak suka membaca menjadi suka membaca. Mengubah masyarakat tuna informasi menjadi masyarakat yang berliterasi atau melek informasi." Namun merealisasikan 'Perpustakaan Ideal' tidaklah mudah, ada banyak 'tantangan' yang harus dihadapi.

'Tantangan' dalam mewujudkan Perpustakaan Ideal itu sendiri berasal dari beragam Aspek, diantaranya Aspek Kelembagaan yang belum terstruktur, pendanaan yang minim dari pemerintah, SDM rendah untuk formasi ASN jabatan fungsional pustakawan untuk para lulusan Sarjana dan Diploma III Perpustakaan di wilayah Kabupaten/Kota, koleksi bahan pustaka yang terbatas, serta terpuruknya minat baca masyarakat.

Dirangkum dari penjelasan bpkp tersebut, penulis sekaligus pengunjung Perpustakaan Prov. Sumsel menilai Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan sudah 'hampir' mencapai keberhasilan menjadi Perpustakaan Ideal. Fasilitas yang mengikuti arus digitalisasi, dekorasi ruang yang makin nyaman dan tertata rapi, serta pelayanan para ASN Perpustakaan yang terkualifikasi.

Namun, penulis juga menyebutkan kata 'hampir' menuju Perpustakaan Ideal, dikarenakan terdapat beberapa faktor internal yang harus dimaksimalkan untuk kedepannya, demi keberhasilan terciptanya 'Perpustakaan Ideal'.