Peran dan Tantangan Komunitas Literasi di Era Perubahan

Peran dan Tantangan Komunitas Literasi di Era Perubahan

Komunitas Literasi di Purbalingga | Dokumentasi oleh Muhamad Wafa

Yuval Noah Harari menyiratkan melalui bukunya yang berjudul "21 Pelajaran untuk Abad ke-21" bahwa kemampuan literasi sebagai satu set kemampuan dasar penting untuk dikuasai oleh setiap individu. Upaya menumbuhkan kemampuan literasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu upaya dalam membumikan pentingnya keterampilan literasi dalam kehidupan masyarakat adalah dengan ketersediaan wadah belajar yang dapat dioptimalkan.

Apa Itu Komunitas Literasi?

Komunitas literasi adalah suatu gerakan yang diinisiasi untuk mewujudkan ekosistem literasi di masyarakat melalui berbagai kegiatan kerelawanan. Dalam mencapai tujuannya, komunitas literasi menyediakan fasilitas berupa akses buku bacaan, fasilitas edukasi, hingga forum diskusi. Komunitas literasi dapat menjadi pemantik dalam menumbuhkan potensi-potensi masyarakat.

Peran penting dari keberadaan komunitas adalah tentang penyediaan dukungan, mempromosikan, dan menciptakan ekosistem literasi yang membuka selebar-lebarnya pertukaran ide dan refleksi. Menjadikan komunitas sebagai wadah yang mendorong partisipasi aktif dan kolaboratif, serta membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapapun untuk mengasah keterampilannya. Serta tentunya menjadikan komunitas yang 'elastis' akan perubahan melalui kegiatan-kegiatan literasi yang menarik lagi relevan.

Di era perubahan, dimana teknologi berkembang begitu cepat sehingga begitu cepat pula dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, komunitas tidak akan bertahan apabila tidak mampu beradaptasi. Perkembangan teknologi memungkinkan komunitas literasi untuk mengubah cara pandangnya melihat suatu masalah, terutama dalam melihat permasalahan yang tidak lagi sama sehingga perlu cara baru untuk menyelesaikannya.

Tantangan Komunitas Literasi

Hal yang dapat dilakukan komunitas literasi dalam menghadapi era perubahan adalah dengan mengidentifikasi tantangan kedepan dan melakukan penyesuaian kegiatan sehingga manfaat yang diberikan menjadi berkelanjutan. Setidaknya berikut beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh komunitas literasi, antara lain:

  1. Perubahan teknologi dan digitalisasi: Kemajuan teknologi terus berubah dengan cepat, dan komunitas literasi perlu beradaptasi dengan perkembangan ini. Meningkatnya penggunaan perangkat digital dan konten online dapat memengaruhi minat dan kebiasaan membaca serta mengharuskan komunitas literasi untuk mencari cara baru untuk menarik dan melibatkan pembaca.
  2. Kesenjangan akses dan kesenjangan digital: Meskipun akses ke informasi semakin meluas, masih ada kesenjangan akses di berbagai wilayah dan kelompok masyarakat. Beberapa komunitas mungkin menghadapi tantangan dalam menyediakan akses ke sumber daya literasi yang memadai, terutama di daerah pedesaan atau daerah dengan keterbatasan infrastruktur digital.
  3. Perubahan budaya membaca: Dalam era yang dipenuhi dengan hiburan visual dan singkat, budaya membaca mungkin berubah. Komunitas literasi perlu menghadapi tantangan ini dan menemukan cara untuk mempertahankan minat dan kebiasaan membaca dalam masyarakat yang semakin terdistorsi oleh perhatian yang terbagi.
  4. Pemahaman kritis terhadap informasi: Dalam era informasi yang berlimpah, penting bagi komunitas literasi untuk membantu anggotanya mengembangkan keterampilan kritis dalam memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dengan bijak. Tantangan ini mencakup penyebaran berita palsu, kecenderungan konsumsi informasi yang dangkal, dan kemampuan memilah informasi yang relevan dan dapat dipercaya.
  5. Perubahan kebutuhan literasi: Perkembangan sosial, teknologi, dan ekonomi juga dapat mengubah kebutuhan literasi masyarakat. Komunitas literasi harus beradaptasi dengan perubahan ini dan menyediakan program dan sumber daya yang relevan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat, termasuk keterampilan literasi digital, literasi media, dan pemahaman budaya yang lebih luas.

Komunitas literasi perlu terus berinovasi, membuka lebar kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya, seperti pemerintah, sekolah, perpustakaan, dan organisasi non-pemerintah, serta menggunakan teknologi sebagai alat untuk memperluas akses dan keterlibatan. Penting juga untuk mengembangkan strategi yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat, dan menggali potensi dari berbagai kelompok dalam komunitas untuk memajukan literasi.

Terima kasih sudah membaca. Semoga bermanfaat.

 

Sumber :
1. Harari, Y. N. (2018). 21 Lessons for the 21st Century. Spiegel & Grau, Jonathan Cape.
2. OECD, (2005), Literacy Skills for the Knowledge Society: Further Results from the International Adult Literacy Survey.
3.  Schwab, K. (2019). Revolusi Industri Keempat. Gramedia Pustaka Utama.