Jadi People Pleaser Itu Nggak Baik Untuk Kita!

Jadi People Pleaser Itu Nggak Baik Untuk Kita!

Menjadi people pleaser tidak baik dan bisa merusak mental | Sumber: Unsplash (Timon Studler)

Pernahkah kamu dalam situasi nggak enakan sama teman saat dia meminta bantuan, tetapi di sisi lain kamu ingin menolak? Bahkan, tanpa alasan yang jelas sekalipun, sebenarnya tidak salah lo, apabila kamu mengatakan ‘tidak’. Yang jadi problem itu jika kamu terus-menerus menjadi people pleaser untuk orang sekitarmu.

People pleaser adalah istilah yang merujuk pada seseorang yang selalu berusaha membuat orang di sekitarnya senang, meskipun dirinya sendiri tidak benar-benar menginginkannya. Mereka akan cenderung melakukan apapun dan mengorbankan diri karena khawatir orang menjadi kecewa. Bisa dibayangkan dong, betapa tertekannya saat mengatakan ‘iya’ padahal dalam hati nggak mau banget

Memang sih, hingga kini belum diketahui penyebab pasti kita menjadi people pleaser. Namun, beberapa psikolog mengindikasikan bahwa hal ini berhubungan dengan masalah diri sendiri, seperti takut kehilangan teman, rasa insecure, hingga ada trauma di masa lalu.

Baca juga: 5 Love Languages, Biar Relationship Semakin Understanding

Ciri Utama People Pleaser

Jika SohIB ingin mengenali tanda-tanda kamu ternyata seorang people pleaser, coba check di bawah ini!

1. Tidak Bisa Menolak Orang Lain

Nggak enakan adalah ciri khas utama dari people pleaser. Kamu tahu bahwa sebenarnya lagi nggak mampu menolong temanmu, tapi tetap mengiyakan permintaan mereka karena sulit bilang ‘tidak’. Bila ini terus berlanjut, SohIB akan terbiasa untuk tidak mendengarkan diri sendiri dan sibuk melayani orang di luar sana. Perasaan ini menimbulkan rasa lelah yang berkepanjangan pada mental dan fisik, lo!

2. Sering Minta Maaf Meski Nggak Salah

Jika kamu meminta maaf karena melakukan kesalahan, tentu saja itu penting karena menunjukkan bahwa SohIB orang yang bertanggung jawab. Namun, apa jadinya bila kamu sering melakukan hal ini tanpa dasar apapun? Misalnya minta maaf karena kamu nggak ada saat temanmu menangis setelah putus dari kekasihnya, padahal memang kamu nggak tahu sama sekali.

Guys, berhentilah mengutamakan orang lain di atas dirimu. Ini bukan tindakan yang egois kok, selama SohIB tidak mengabaikan mereka. Intinya adalah jadilah orang yang seimbang untuk memahami kondisimu dan kondisinya. Lagipula, daripada sibuk meminta maaf untuk orang lain meski tidak salah, kapan terakhir kamu melakukan itu kepada diri sendiri?

3. Perlu Pujian Agar Merasa Tenang

Setiap orang pasti senang ketika mendapatkan apresiasi, tetapi bukan berarti menjadikan pujian itu sebagai validasi dirinya. Pada people pleaser, seseorang akan sering meminta pengakuan karena telah melakukan banyak hal hingga mengorbankan diri. Ya, mungkin tidak secara terang-terangan, sih! Namun bila diketahui ada yang kurang puas dengan pertolongan kita, mungkin hal ini membuat SohIB jadi cemas, gelisah, dan merasa nggak berharga. Apakah benar?

4. Bersalah Pada Diri Sendiri

People pleaser berpotensi besar tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri dan sulit bahagia, karena selalu mengutamakan orang lain. Mereka menjadi terbiasa tidak memahami isi hatinya hingga pada satu titik, lupa siapa dirinya yang sebenarnya?

5. Terlalu Memikirkan Perasaan Orang

Namanya juga people pleaser, tentu saja perasaan orang lain adalah yang terpenting! Jika SohIB terpaksa menolak mereka (meskipun jarang dan pasti sudah sangat gelisah ketika bilang tidak), timbul perasaan yang kurang nyaman dan feel guilty. Pada akhirnya, akan kembali lagi seperti poin kedua, yakni meminta maaf untuk hal yang bukan kesalahannya.

Baca juga: 7 Superhero Dengan Kekuatan Super Duper Aneh, Apa Saja, ya?

Bagaimana Cara Berhenti Menjadi People Pleaser?

Pahami dan berikan batasan pada diri sendiri ketika menyenangkan orang | Sumber: Unsplash (Brooke Cagle)

Kunci utama keluar dari ‘lubang setan’ ini adalah dari diri sendiri. Apabila SohIB masih belum ada keinginan untuk itu, maka akan lebih sulit untuk dilakukan. Berikan batasan mana yang harus diprioritaskan, mana yang bisa dilakukan, dan yang benar-benar harus ditolak. Pahami bahwa bukanlah tanggung jawabmu atas kebahagiaan atau yang dialami orang lain. Setiap manusia diberikan kapasitas masing-masing untuk menyelesaikan masalahnya.

Carilah apa yang menjadi kebahagiaanmu, tanpa bantuan dan validasi dari siapapun. Setiap orang memiliki persepsinya masing-masing dalam mengenali siapa kita, sehingga kamu tentu saja tidak bisa memaksakan mereka mendefinisikan kamu sebagai apa.

Sekali lagi, membantu adalah tindakan yang terpuji ya, guys. Hanya saja, lakukan semampumu dan berikan hati yang tulus. Lupakan apresiasi orang lain dan berikan penghargaan untuk dirimu sendiri karena telah menjadi sosok yang bermanfaat dan baik. Dengan begitu, SohIB akan terlahir kembali sebagai sahabat yang positif, suportif, tetapi juga mencintai diri sendiri.

Baca juga: Gangguan Kesehatan Mental Ini Sering Disebutkan, Berikut Arti Sebenarnya!

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca. Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Skuy, langsung gabung aja di sini! So, sampai berjumpa lagi dan salam Sobat Baik Indonesia Hebat! (AJ)