Pentingnya Pendidikan Karakter di Instansi Pendidikan

Pentingnya Pendidikan Karakter di Instansi Pendidikan

Pendidikan tidak hanya sekadar akademis, tetapi juga karakter | Sumber: Unsplash (Ivan Aleksic)

Pendidikan karakter saat ini menjadi hal yang sedang hangat dibicarakan. Banyak yang bertanya apa sebenarnya esensi pendidikan karakter di lingkungan sekolah dan siapa yang bertanggung jawab atas pendidikan karakter di sekolah.

Guru adalah orang pertama yang akan bertanggung jawab atas pendidikan karakter di sekolah. Keluarga adalah tempat pembentukan karakter pertama seorang individu. Namun, guru juga berperan aktif dalam pembentukan karakter seorang anak karena seorang anak akan mengenyam pendidikan dasar.

Menurut Rabia’tul Auliah, seorang Mahasiswi di Universitas Brawijaya mengatakan, “Penerapan pendidikan karakter di sekolah adalah hal yang harus dilakukan. Karena hal ini akan berdampak pada moral baik yang dimiliki siswa tersebut. Bukan hanya keluarga yang memiliki peran penting, tetapi juga guru memiliki peran yang fital dalam hal pendidikan karakter siswa yang baik.”

Saat ini, masih banyak anak-anak muda yang belum menerapkan karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Masih sering kita melihat perkelahian antarsiswa maupun warga dan kurangnya sikap toleransi di masyarakat maupun di sekolah. Perubahan zaman yang semakin canggih membuat individu memiliki sifat individualisme yang sangat bertolak belakang dengan kodrat manusia, yaitu mahluk sosial.

David Elkind, psikolog asal Amerika Serikat, menjelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan segala sesuatu yang dilakukan pendidik, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara dalam menyampaikan materi, bagaimana caranya bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya

Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki intelektual yang tinggi. Namun, mereka juga harus memiliki karakter dan perilaku yang baik. Desakan pengajar semakin berat sering berjalannya waktu karena dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Banyak yang menganggap pendidikan akademis adalah hal utama yang harus diperhatikan. Namun, pendidikan akademis jika tidak ditunjang dengan pendidikan karakter akan percuma. Sebab, output yang dihasilkan akan menjadi siswa yang unggul dalam hal akademis, tetapi tidak memiliki karakter dan perilaku yang baik.

Berbagai kasus tidak sedikit ditemukan kenakalan siswa di luar sana yang melakukan tindak kejahatan karena kurangnya pendidikan karakter di sekolah. Banyak yang harus dibenahi dalam pendidikan kita. Terutama dari hal yang paling mendasar adalah mindset guru tentang pendidikan karakter yang selama ini masih belum selaras. Concern tersebut sangat penting bagi seorang individu agar memiliki moral dan perilaku yang baik dalam hal bermasyarakat.

Hal tersebut akan berjalan dengan lancar bila ditunjang dengan guru yang memliki moral baik dan mampu menjadi teladan bagi para siswanya. Tentu, bukan pada masalah bagaimana guru bisa memberi contoh yang baik pada siswa. Namun, berkaitan erat pula pada pola pengajaran seorang pendidik terhadap siswa. Misalnya, guru yang menggunakan gawai di dalam kelas selain untuk proses pembelajaran, hal tersebut tentunya akan berdampak negatif pada siswa.

“Banyak hal yang bisa dilakukan dalam menumbuhkan karakter baik dalam diri siswa. Misalnya, memberikan contoh yang baik di dalam kelas, menerapkan sistem pengajaran yang baik dan efektif,” terang Rabia’tul Auliah.

Seorang pengajar yang profesional harus memiliki karakter, baik di dalam lingkungan sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Pola pengajaran yang baik tentu saja akan melibatkan emosi dan perilaku positif seorang pendidik, dan dapat berdampak baik pula pada siswanya.

Pendidikan karakter yang ditumbuhkan melalui pendidikan anak usia dini, akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap karakter siswa di kemudian hari. Tak jarang, banyak kita temui orang tua yang sudah menyekolahkan anaknya sejak usia dini. Namun, hal tersebut juga harus ditunjang dengan lingkungan yang memiliki karakter baik pula.

Lingkungan pergaulan memiliki faktor yang cukup besar terhadap karakter siswa. Karena banyak sekali siswa yang berasal dari keluarga yang bermoral baik, tetapi akhirnya anak tersebut bermoral buruk karena berada pada lingkungan pergaulan yang kurang mendukung.

Peristiwa ini juga menjadi jawaban bahwa pendidikan karakter bukan hanya untuk ditanamkan dan diajarkan, melainkan juga harus selalu diawasi. Pengawasan tersebut bukan hanya tugas orang tua, tetapi guru juga terlibat dalam hal ini. Alasannya, pengajar juga bertanggung jawab atas perilaku muridnya dalam pergaulannya.

Label: