Pentingnya Investasi Moral Bagi Generasi Muda Dalam Penggunaan Media Sosial

Pentingnya Investasi Moral Bagi Generasi Muda Dalam Penggunaan Media Sosial

Investasi moral

#SobatHebatIndonesiaBaik#JadiKontributorJadiInspirator#BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel Hai sahabat kawula muda. Tentu kata “Moral” sudah biasa kita dengar semenjak kita duduk di bangku sekolah dasar (SD). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1989:592), moral merupakan akhlak, budi pekerti atau susila. Moral mengajarkan sesuatu hal yang baik untuk dilakukan dan menjauhi perbuatan buruk. Sederhana namun tidak mudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Moral juga penting dimiliki orang-orang untuk berlaku hidup yang baik sesuai ajaran Agama dan norma yang berlaku.

Moral berhubungan dengan kata “Etika”, yang mana sudah tidak asing kita dengar. Ada yang mengaitkan etika dengan nilai moral dan dikenal dengan sebutan kode etik seperti kode etik kedokteran, etika guru, etika jurnalistik dan lain-lain. Ada juga perilaku etika yang masih dilakukan dan diajarkan turun menurun ke generasi berikutnya seperti etika masyarakat Batak, Jawa, Badui dan sebagainya.

MEDIA SOSIAL

Lalu apa kaitan moral dengan penggunaan media sosial? Sebagaimana kita ketahui, setiap hari tontonan televisi atau media sosial menyajikan beraneka ragam berita seperti entertainment, bisnis, ragam hobi dan masih banyak lagi. Ada saja berita mengenai anak-anak muda mulai dari hobi, kreativitas hingga perilaku negatif. Generasi muda bahkan orang dewasa menggemari konten-konten melalui aplikasi tiktok, instagram, youtube, telegram dan media sosial lainnya. Berbagai informasi mudah kita dapatkan dan pengaksesan tidak terbatas waktu.

Media sosial │ Sumber: Unsplash (Christine Juliana)

Media sosial selalu menyita perhatian siapa saja, baik tua dan muda untuk mempunyai akun media sosial. Menurut rilis resmi Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet hingga bulan Juni 2022 berjumlah sekitar 220 juta dibandingkan sebelum pandemi yang hanya mencapai 175 juta. Disrupsi digital ini disebabkan adanya perkembangan teknologi selama pandemi, di mana pada masa itu masyarakat dipaksa untuk melakukan aktivitas bisnis atau kegiatan belajar dengan mengurangi perjumpaan dengan orang lain. Tuntutan inilah membuat banyak perusahaan yang bergerak di bidang media cetak, bisnis retail dan moda transportasi untuk berinovasi demi menunjang semua kegiatan agar berjalan sesuai perubahan zaman.

Permasalahan yang muncul yakni sebagian pengguna internet tidak menggunakan informasi media sosial secara bijak. Anak-anak yang belum cukup umur dan tidak ada bimbingan orang tua akan lebih mudah menonton konten, menyerap informasi lalu mempraktekkan tanpa mencerna baik buruknya suatu konten. Hal ini dapat menyebabkan kemerosotan moral seseorang dan dikenal dengan istilah dekadensi moral.

Kemerosotan moral di kalangan pelajar yang merupakan generasi muda Bangsa membuat orang tua dan guru harus lebih waspada. Perilaku pelajar yang melanggar norma agama dan sosial seperti mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkotik, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA), pornografi membuktikan bahwa media sosial membawa dampak dan ketergantungan bagi pelajar. Jadi media sosial dapat mengakibatkan perubahan perilaku khalayak dan akhlak seseorang.

KEYAKINAN KELAS

Untuk menghindari terjadinya kerusakan moral generasi muda akibat penggunaan media sosial, maka upaya pencegahan dapat dilakukan di rumah atau di sekolah. Di rumah, orang tua dapat berperan aktif mengawasi dan mendampingi anak-anak dalam mengakses media sosial. Orang tua dapat mengatur pembatasan terhadap konten apa yang dapat diakses dan durasi penggunaan media sosial. Bila terlalu lama, anak akan terbiasa sibuk dengan aktivitasnya sendiri dan membuat anak tidak komunikatif dengan orang di sekitarnya. Sedangkan upaya pencegahan yang dapat dilakukan di sekolah yakni guru menerapkan pendidikan karakter yang diintergrasikan dengan pelajaran di sekolah ataupun mendidik anak untuk berperilaku baik. Guru juga dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk ambil bagian dalam kegiatan positif seperti mengikuti rohis, bersedekah, dan tindakan moral lainnya.

Poster keyakinan kelas yang dibuat oleh siswa │ Sumber: Unsplash (Christine Juliana)

Salah satu kegiatan yang dapat mengingatkan anak-anak untuk mempunyai moral yang baik adalah membuat keyakinan kelas. Isi materi dari keyakinan tersebut merupakan kesepakatan kelas untuk melakukannya setiap hari. Dengan begitu anak akan mengingat keyakinan kelas setiap harinya agar senantiasa bersikap yang baik, berkarakter dan memiliki nilai-nilai moral.

MANFAAT INVESTASI MORAL

 

Samakah investasi moral dengan investasi uang? │ Sumber: Unsplash (Christine Juliana)

Investasi merupakan kegiatan yang dilakukan sekelompok atau perseorangan memasukkan sejumlah uang ke dalam alat investasi baik berupa reksa dana, emas, saham, deposito dan lainnya agar mendapatkan keuntungan dalam kurun waktu tertentu. Apakah ini berlaku bagi investasi moral? Tentu berbeda, karena orang itu sendiri yang akan menjadi alat investasi, Berbagai nasihat, pesan moral, ajaran agama, norma-norma yang diajarkan oleh orang tua atau guru kepada anak akan menjadi modal bagi kehidupan anak pada masa depannya. Keuntungan atau manfaat dari investasi moral sedari kecil besar manfaatnya. Beberapa manfaat investasi moral adalah Anak bisa membedakan perbuatan yang baik dan buruk, menjaga keharmonisan hubungan sosial antar sesama, membentengi diri dari hal-hal yang buruk, berbuat baik tanpa pamrih dan mampu mengendalikan diri sesuai ajaran agama dan norma yang berlaku  Bila ini terus dilakukan sejak kecil, maka akan bermanfaat bagi perkembangan akhlak anak di kemudian harinya. Peran serta orang tua, guru dan keluarga harus dioptimalkan sehingga dapat membimbing generasi muda mampu menggunakan media sosial dengan baik dan menghindari dampak buruk dari akses informasi digital tanpa melupakan nilai-nilai moral sesuai ajaran agama dan falsafah Pancasila.