Pentingnya Akselerasi Digital dalam Pelayanan Administrasi Kesehatan

Pentingnya Akselerasi Digital dalam Pelayanan Administrasi Kesehatan

Ilustrasi penerapan administrasi kesehatan berbasis digital di rumah sakit | Pexels (Markus Spiske)

Sebagian besar dari kita mungkin setuju, bahwa kesehatan adalah investasi paling berharga. Sebab, tanpa tubuh dan pikiran yang sehat, akan sulit bagi manusia untuk melakukan berbagai aktivitas.

Di Indonesia, pandemi COVID-19 menjadi salah satu momentum yang menyadarkan masyarakatnya tentang arti penting kesehatan. Dalam survei Kantar Profiles Network disebutkan, bahwa sebanyak 49 persen orang Indonesia pasca pandemi lebih memprioritaskan kesehatan dari pada komitmen kerja.

Bahkan, teknologi dan perangkat kesehatan pribadi juga mereka gunakan untuk memantau kesehatan secara rutin. Hal tersebut terungkap dalam survei yang sama, bahwa sebanyak 42 persen orang Indonesia menggunakan teknologi dan perangkat kesehatan pribadi secara teratur.

Jika masyarakat senantiasa menjaga kesehatannya dengan teratur menggunakan layanan teknologi dan perangkat kesehatan pribadi. Lantas, bagaimana dengan pelayanan kesehatan dari rumah sakit sendiri? Jika suatu saat mereka memang diharuskan, untuk mengunjungi instansi yang bergerak di sektor kesehatan tersebut.

Administrasi Kesehatan Manual Picu Antrean Panjang

Ilustrasi antrean panjang di rumah sakit | Pexels (Krizjhon Rosales)

Tak dapat dipungkiri, masih manualnya administrasi kesehatan di rumah sakit dapat menyebabkan antrean yang panjang. Padahal survei mengungkapkan, bahwa lambannya pelayanan di rumah sakit dapat berujung membuat seseorang meninggalkan fasilitas kesehatan yang disediakan.

Survei yang dilakukan The Malay Mail (2017), menunjukkan statistik tentang persepsi masyarakat Malaysia terkait masa tunggu di rumah sakit. Hasil survei mengungkapkan, bahwa sebanyak 26 persen responden meninggalkan perawatan medis karena lamanya proses pelayanan dari instansi.

Bayangkan, apabila ada ratusan orang yang antre menunggu mendapatkan pelayanan kesehatan dari rumah sakit. Kondisi tersebut tentu menyebabkan penumpukan pengujung. Antrean yang menumpuk pada akhirnya memberikan kesan yang kurang baik terhadap kinerja instansi.

Oleh karena itu, pelayanan administrasi kesehatan yang cepat dan tepat sangat penting diterapkan untuk memangkas penumpukan pengunjung di rumah sakit. Lantas, upaya seperti apa yang dapat dilakukan?

Digitalisasi Pelayanan Administrasi di Sektor Kesehatan

Ilustrasi rumah sakit yang menerapkan sistem admistrasi digital | Pexels (RODNAE Productins)

Menerapkan pelayanan adimistrasi kesehatan berbasis digital dapat menciptakan sistem kerja yang lebih efisien dan hemat waktu. Bagi pengunjung rumah sakit, penerapan teknologi tersebut dapat memberikan pelayanan yang optimal.

Dalam kasus penumpukan antrean di rumah sakit. Penerapan digitalisasi membuat pengunjung tidak perlu menunggu berjam-jam mendapatkan pemeriksaan dari dokter maupun tenaga medis lainnya.

Sebab, adanya digitalisasi maka pertemuan mereka dapat dijadwalkan secara online. Dengan demikian, para pengunjung tidak perlu datang berdesakan untuk mengamankan nomor antrean.

Dalam mewujudkan pelayanan administrasi kesehatan berbasis digital, tentu terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi. Kualitas sumber daya manusia terlebih administrator kesehatan harus selalu ditingkatkan melalui berbagai pelatihan, serta tak lupa kerja sama antar lintas sektor sangat penting dilakukan guna mewujudkan pelayanan yang optimal.

Chief Digital Transformation Office Kemenkes RI Setiaji, ST mengungkapkan digitalisasi di sektor kesehatan perlu melibatkan lintas sektor untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. Hal itu ia sampaikan dalam diskusi pada acara APL Digital Summit 2022 yang digelar oleh PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL), salah satu anggota Zuellig Pharma, Selasa (23/8).

“Digitalisasi dalam layanan kesehatan adalah inisiatif yang dipimpin oleh pemerintah. Mengingat kompleksitas sektor kesehatan, kolaborasi-lintas, dan wadah berdiskusi sangat krusial untuk memastikan akses dan distribusi yang sama terhadap fasilitas kesehatan bagi masyarakat,” sebut Setiaji mewakili Menkes, Budi Gunadi Sadikin.

Keuntungan Menerapkan Administrasi Kesehatan Berbasis Digital

Nah, berikut beberapa manfaat penerapan administrasi kesehatan berbasis digital yang perlu SohIB ketahui,

1. Manajemen Informasi Lebih Cepat

Tahukah SohIB, bahwa manfaat dokumen digital di rumah sakit dapat membuat pelayanan administrasi lebih efisien? Ya, kondisi tersebut sangat berarti bagi administrator kesehatan, sebab surat fisik yang biasanya identik dengan tumpukan kertas kini dapat dikerjakan lebih cepat.

Berkat sistem digital, kumpulan laporan yang memuat ratusan bahkan ribuan dokumen pasien dapat dicari dengan mudah. Bahkan, laporan yang memerlukan lampiran juga bisa menyalin dari data yang sudah tersedia.

Dari segi fisik dokumen, laporan yang akan dicari juga tidak perlu dikhawatirkan hilang dan cacat. Sehingga, penerapan digitalisasi membuat pelayanan administrasi selain semakin cepat juga menjadi lebih aman.

2. Menghemat Anggaran Belanja

Digitalisasi pada administrasi kesehatan, selain membuat pelayanan lebih cepat juga dapat meminimalisir anggaran. Sebab, penerapan dokumen digital dapat menghemat pengeluaran biaya terutama dalam membeli kertas.

Efisiensi biaya menjadi salah satu manfaat yang dapat dirasakan pihak rumah sakit, jika menerapkan dokumen digital. Penggunaan digitalisasi arsip, secara otomatis akan mengurangi biaya penggunaan kertas, alat tulis, gudang arsip, serta biaya operasional distribusi laporan administrasi rutin.

3. Mengurangi Penggunaan Kertas

Administrasi secara manual diakui sangat bergantung kepada penggunaan kertas, yang tentu saja dari segi fisik tidak tahan lama. Seperti, berisiko mudah basah, termakan oleh rayap, terbakar, dan memerlukan ruangan yang cukup besar untuk menyimpan setiap dokumen.

Melalui pendataan digital, selain dapat mengurangi biaya percetakan dan menjaga keamanan dokumen secara fisik. Maka, dari segi lingkungan juga ramah lingkungan karena tidak menambah sampah kertas dan mengurangi tumpukan dokumennya di meja kerja.

Kolaborasi Perusahaan di Indonesia Wujudkan Pelayanan Rumah Sakit yang Optimal

Sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat, anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), Yakes Telkom, kembali memperluas cakupan layanan melalui kerja sama kemitraan dengan rumah sakit Primaya Group.

Sinergitas tersebut ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) yang dilakukan oleh Direktur Utama Yakes Telkom, Tri Priyo Anggoro dengan CEO RS Primaya Group, Leona A. Karnali di Rumah Sakit Primaya, Tangerang. Kerja sama tersebut merupakan wujud komitmen Yakes Telkom untuk senantiasa memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi peserta.

Dikutip dari kontan.co.id (2/2), Direktur Utama Yakes Telkom, Tri Priyo Anggoro menyampaikan bahwa, "Perspektif pelayanan kami adalah bagaimana merawat peserta selayaknya merawat orang tua sendiri, dengan layanan yang tepat dan standar yang sama di seluruh Indonesia.”

Ruang lingkup kerja sama yang terjalin dengan Primaya Group ini memungkinkan, peserta Yakes Telkom mengakses layanan kesehatan di 15 Rumah Sakit Primaya yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, kemudahan proses layanan administrasi kesehatan juga akan dirasakan oleh mitra dan peserta Yakes Telkom melalui penerapan digitalisasi administrasi kesehatan dengan bridging system.

So, itu tadi penjelasan mengenai urgensi dan manfaat digitalisasi administrasi kesehatan di rumah sakit. Bagaimana menurutmu, ada yang masih bisa ditambahkan lagi? Yuk, komentar di bawah, SohIB!