Pentas Kebudayaan: Propaganda Pemilu Damai Sekaligus Ajang Unjuk Diri Negara Indonesia dalam Memanifestasikan Harapan ASEAN

Pentas Kebudayaan: Propaganda Pemilu Damai Sekaligus Ajang Unjuk Diri Negara Indonesia dalam Memanifestasikan Harapan ASEAN

ASEAN | Freepik (freepik.com)

#SohIBBerkompetisiArtikel

Indonesia merupakan negara yang menjadi salah satu anggota ASEAN sejak 8 Agustus 1967 tepat setelah diadakannya Deklarasi Perbara oleh beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Deklarasi tersebut diadakan di Bangkok, Thailand dan melahirkan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau biasa dikenal dengan Assocoation of Southeast Asian Nation, ASEAN.

Bergabungnya Indonesia dalam perhimpunan ASEAN sendiri menjadi titik berat bangsa untuk selalu mencapai tujuan yang diharapkan seluruh negara-negara di Asia Tenggara. Masalah-masalah regional menjadi kepentingan bersama entah dalam bidang-bidang ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan maupun administrasi.

Pemilu | Freepik (freepik.com)

Namun menjelang pemilu yang akan berlangsung di Indonesia, hal ini menjadi tajuk hangat dan kesempatan negara dalam menunjukkan kemolekannya kepada negara-negara tetangga. Seperti yang biasa marak diperbincangkan, bahwasannya pemilu menjadi tanduk dengan kerawanan dalam pelanggaran maupun terjadinya hoaks digital. Antusiasme masyarakat dalam menyongsong pemilu yang jujur dan adil semena-mena luntur karena hoaks yang menjadi salah satu momok kekhawatiran rakyat.

Menggunakan sistem pendekatan sosial dan budaya, ketergantungan tersebut bisa diwacanakan dalam mengurangi konflik dan berperan aktif bagi masyarakat dengan menjalani tindakan preventif pada periode pemilu ini. Mengapa demikian? Menengok Indonesia yang sangat kaya akan suku dan budayanya, hal ini juga bisa terlaksana sebagai pendayagunaan kebudayaan yang kian luntur terpengaruh oleh perkembangan zaman.

Anggota Bawaslu RI, Lolly Suheti berpendapat bahwa seni dan budaya memiliki nilai kehidupan yang mendalam dan dapat pula mewujudkan terciptanya pemilu yang aman. “Kalau semua orang menggunakan nilai seni dan budaya, maka pemilu 2024 akan aman,” Ujar Lolly dikutip dari Ayobandung.

Keadaan tersebut diharapkan agar masyarakat Indonesia perpegang teguh dengan menghormati satu sama lain dan menghargai pendapat yang di usung agar bisa meminimalisasi konfrontasi dalam pemilu. Selain itu, adanya pemilu menerapkan pendekatan yang menjunjung tinggi asas kebudayan berpotensi untuk mendemonstrasikan seniman-seniman Indonesia agar dapat unjuk diri dan turut aktif dalam berkarya sebagai propaganda akan pemilu yang damai.

Artist | Freepik (freepik.com)

Tantangan yang memungkinkan terjadi dapat menjanjikan solusi yang mutakhir dengan langkah-langkah berikut.

Adanya Sosialisasi Pemilu Anti Hoaks dengan Pendekatan Sosial Budaya

Sebagai upaya penangkalan, sosialisasi sangat penting untuk dilaksanakan bagi masyarakat. Menjelang pemilu menjadikan banyaknya berita palsu yang simpang-siur di sosial media dan dapat menjadi dampak runtuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dikutip dari Antaranews, sosialisasi yang terselenggara di Kalimantan Barat menggunakan materi dengan pendekatan budaya melalui drama anti hoaks dan mengangkat kehidupan masyarakat di tepian sungai Kapuas. Lalu, materi sosialisasi dilakukan dalam bentuk pantun berdendang (tundang), dimana hal tersebut merupakan salah satu budaya masyarakat Melayu di Kalimatan Barat. Pembacaan Syair Gulung juga menjadi kearifan lokal dari masyarakat Melayu Ketapang. Dengan adanya sosialisasi seraya mencapai pendekatan kebudayaan ini, diharapkan masyarakat bisa bekerja sama dan memilah berita bohong yang kerap sekali berseliweran.

Menggunakan Sistem Prebunking

Prebunking menjadi salah satu cara menyukseskan pemilu yang aman, dimana prebunking merupakan proses dalam pemeriksaan fakta. “Sementara Prebunking, adalah membangun pondasi pengetahuan masyarakat maupun jurnalis dalam membedakan informasi benar dan tidak (hoaks),” ujar Wawan Akuba dikutib dari InfoPublik. Hal ini menjadi salah satu cara yang efisien dalam memberantas informasi-informasi yang tidak benar.

Memanifestasikan Pentas Kebudayaan atau Pameran Seni dengan Tema Pemilu Damai

Pentas Kebudayaan berperan penting dalam pembangunan pemilu. Aksi ini sekaligus menyuarakan kreatifitas anak muda Indonesia yang tengah bergelut di bidang seni dan budaya. Langkah ini sangat esensial merujuk tujuan demi membuktikan harapan ASEAN kepada Indonesia. Dikutip dari Ayobandung, Bawaslu merancang kampung seni partisipatif dimana puluhan dalang dan seniman ikut serta untuk melakukan pencegahan pelanggaran pemilu. Dalam pementasan wayang, para dalang dapat menyebarkan nilai-nilai kebudayaan serta merangkul masyarakat membuat pemilu yang jujur dan adil. Selain itu, menggelar Pameran Seni bagi komunitas perupa di seluruh Indonesia menjadikan penyampaian persuasi kepada masyarakat secara luwes dan terlaksana dengan baik.

Peranan Indonesia di ASEAN dalam bidang sosial dan budaya sejatinya untuk mewujudkan ambisi aktif dalam melakukan pengenalan budaya melalui berbagai kegiatan serta platform yang beragam. Salah satunya kesempatan diadakannya pemilu ini menjadi angan-angan masyarakat Indonesia dalam membangun pemungutan hak suara yang bersih demi menunjukkan kepada negara-negara anggota ASEAN bahwasannya Indonesia merupakan negara rebuplik yang demokratis serta kaya akan kebudayaan.