Pendidikan Empu Kontribusi Negeri Bagi ASEAN

Pendidikan Empu  Kontribusi Negeri Bagi ASEAN

Pendidikan Empu Kontribusi Negeri Bagi ASEAN | Advertorial:kompas.id

#SohIBBerkompetisiArtikel

Pendidikan merupakan kata yang sudah tak asing lagi di telinga masyarakat lokal maupun masyarakat global. Pendidikan menjadi tumpuan seseorang dalam mewujudkan cita-cita mereka. Tak khayal, dalam berbagai kegiatan berbangsa dan bernegara baik dalam perekonomian, politik, sosial, dan lainnya harus berlatar belakang pendidikan tinggi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Begitu pula di Indonesia yang juga mengutamakan pendidikan dalam berbagai macam hal, mulai dari melamar pekerjaan, kegiatan sosial, dan lain-lain.

Namun, pendidikan yang diutamakan tersebut justru masih memiliki indeks persentase yang rendah jika dibandingkan dengan perkembangan pendidikan di negara lain. Menurut rasioo.id, tingkat penyelesaian Sekolah Dasar di Indonesia 100 %, SMP 91.19%, SMA 78 persen, dan Perguruan Tinggi 19 %. Hal tersebut menyebabkan Indonesia berada di peringkat 67 dunia. Kemudian menurut kompas.id, Indonesia menduduki peringkat tujuh dari sepuluh negara ASEAN. Dari berbagai pernyaataan tersebut, tentu kondisi pendidikan di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja dan perlu perbaikan dalam penerapan sistem pendidikannya.

Dalam melakukan suatu pekerjaan maupun kegiatan tertentu jelas membutuhkan keterampilan dan kemahiran di bidang tertentu. Keterampilan dan kemahiran tersebut terlahir dari pendidikan yang mumpuni. Pendidikan akan melatih seseorang untuk menguasai keahlian bidang tertentu agar menjadi seseorang yang ahli atau profesional. Seorang ahli akan mempunyai banyak kesempatan untuk mendaftar pekerjaan sesuai yang ia mau dan akan berpeluang besar untuk diterima diperusahaan atau lembaga yang dipilihnya. Menurut sindonews.com, pendidikan merupakan komponen penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena itu, setiap negara gencar untuk menunjukkan dirinya sebagai pemilik sistem pendidikan terbaik dan melahirkan tenaga kerja yang berkualitas serta meningkatkan berbagai sektor sehingga  mendapatkan predikat sebagai negara maju.

Sementara di ASEAN sendiri masih banyak negara dengan predikat negara berkembang kecuali Singapura yang sudah menjadi negara maju. Predikat negara maju dan berkembang tersebut didasarkan pada pendapat per kapita tiap negaranya. Menurut kompas.com, apabila hasil baginya lebih dari US$ 10.000, maka negara itu masuk negara maju. Sedangkan apabila hasil bagi hasil baginya kurang dari US$ 80, maka dikelompokkan ke dalam negara sedang berkembang. Berdasarkan pendapatan per kapitanya, Indonesia sendiri tergolong ke dalam negara berkembang. Dilansir dari kompas.com,  pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan meningkat, bahkan menembus 5.000 dollar AS. Walaupun sudah menembus 5.000 dollar AS, namun bukan berarti Indonesia dapat dikategorikan sebagai negara maju karena pendapatan per kapita Indonesia belum mencapai 10.000 dollar.

 Pendapatan per kapita RI tahun ini berpeluang tembus US$5.000
Pendapatan per kapita RI tahun ini berpeluang tembus US$5.000 | Nasional : kabarbisnis.com

Sebenarnya secara perekonomian, Indonesia terbilang sudah cukup mumpuni ditandai dengan perkembangan sektor agraris yang kuat dan sektor ekspor serta impor yang pesat. Menurut bisnis.com pendapatan terbesar Indonesia pada tahun 2023 ini adalah pendapatan dari sektor pajak non-migas yang mencapai 78,29 triliun rupiah. Meskipun dengan beberapa sektor tersebut Indonesia dapat mengembangkan perekonomian negara dan berkontribusi sebagai salah satu anggota ASEAN, namun hal tersebut masih belum cukup untuk membuat Indonesia agar semakin maju dan lebih memberikan banyak peran untuk kemajuan ASEAN.

5 Peran Aktif Indonesia dalam ASEAN Salah Satunya Sebagai Negara Pendiri ASEAN
5 Peran Aktif Indonesia dalam ASEAN Salah Satunya Sebagai Negara Pendiri ASEAN | Kids:grid.id

Kunci utama yang perlu diperbaiki dari perekonomian Indonesia sehingga dapat memberikan kontribusi lebih bagi ASEAN ialah pendidikan. Sistem pendidikan Indonesia yang masih belum sesuai dengan minat belajar generasi muda saat inilah yang membuat minat mereka untuk belajar pada jenjang yang setinggi-tingginya menjadi rendah. Banyak dari mereka yang lebih menyukai bermain gadget dan menonton film daripada harus membaca materi. Oleh karena itu, untuk membangkitkan semangat belajar hingga menjadi seseorang yang sukses, generasi muda saat ini perlu sistem pembelajaran yang mudah dimengerti dan menyenangkan. Menurut Nadiem dalam kompas.id mengatakan bahwa sistem pendidikan di Indonesia dapat dirombak dengan mengubah kurikulum yang ramah atau user friendly. Kurikulum tersebut akan jadi opsi bagi sekolah. Jadi, tidak lagi dengan model pemaksaan semua harus melaksanakan kurikulum yang sama.

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim memantau pelaksanaan tes ASN PPPK
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim memantau pelaksanaan tes ASN PPPK | dokumentasi kemdikbudristek:kompas.id

Pendidikan dengan menerapkan sistem pendidikan yang mengasyikan akan memacu generasi muda untuk semakin bersemangat dalam belajar dan meraih cita-cita mereka. Dengan begitu angka pengangguran yang tinggi di Indonesia nantinya dapat teratasi dan sistem perekonomian di Indonesia semakin maju karena SDM yang berkualitas. Perkembangan  negara yang pesat akan memberikan peluang yang besar bagi negara untuk mendapatkan predikat sebagai negara maju. Melalui predikat tersebut, maka Indonesia pun akan semakin mudah dalam berkontribusi lebih kepada negara-negara di ASEAN dan dapat dikenal oleh dunia. Jadi, siapkah untuk menyambut masa depan yang cerah?