Pemuda Bergerak Kemarin, Hari Ini, dan Nanti
#SobatHebatIndonesiaBaik
#JadiKontributorJadiInspirator
#BerbagiMenginspirasi
#SohIBBerkompetisiArtikel
Dahulu, semangat membara untuk merdeka adalah hal biasa. Sebab hidup di zaman penjajahan dirasa sulit untuk merasakan kata kesejahteraan. Banyak orang berlomba-lomba meningkatkan integritas dan intelektualitas yang menjadi standar kualitas seseorang pada zaman tersebut. Dengan begitu mereka mencapai kehormatan atau bahkan kekuasaan. Tak sedikit yang berfikir “Akan jadi apa bangsa ini di masa depan?”. Mereka sadar akan keadaan yang tengah mereka alami. Kesewenang-wenangan, perbudakan, dan banyak lagi ketidakadilan yang harus segera dihapuskan.
Berawal dari pemikiran-pemikiran akan masa depan bangsa-lah mereka berusaha merealisasikannya. Melalui langkah kecil seperti mengadakan jajak pendapat, komunikasi antar kalangan, hingga membentuk suatu kelompok kecil guna mengeksplorasi lebih jauh langkah yang harus mereka ambil selanjutnya. Pelan tapi pasti, keterbukaan pemikiran dan luasnya wawasan yang mereka miliki membuat banyak pihak merasa terancam. Terlebih ketika mereka mampu berkoordinasi baik dengan semua kalangan. “Pemuda Penggerak Bangsa” pernyataan itu benar adanya. Ini telah terjadi puluhan tahun silam, Indonesia adalah saksi bisu yang hingga kini masih berbenah diri. Kemerdekaan hanyalah mimpi para pemuda saat itu, hingga mereka menggerakkan banyak nurani manusia lain untuk bergerak mencapai kata “Merdeka”.
(Kutipan Ir. Soekarno | Google : Brilio.net)
Kutipan presiden pertama Indonesia itu sangatlah populer, setidaknya di telinga para pemuda zaman sekarang. Hampir setiap pemuda pernah mendengarnya, entah dari guru, teman, atau kerabat terdekat. Hal itu menjadi pengingat akan besarnya peran pemuda pada suatu bangsa. Terlebih ketika usia produktif di suatu negeri lebih banyak dibanding usia non produktif nya. Kondisi yang lebih dikenal sebagai bonus demografi tersebut merupakan kondisi emas yang harus dimanfaatkan dengan sangat baik. Berbagai penunjang harusnya di fasilitasi pemerintah sejak dini, sebab kita perlu bergerak bersama untuk mencapai yang kita cita-citakan.
Dikutip dari Kemenko PMK berdasarkan data statistik Kemendikbud tahun 2020, angka kasar perkiraan lulusan SMA sebanyak 3,6 juta pertahun. Sedangkan yang mampu melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi hanya mencapai angka 1,3 juta per tahun. Tentu bukan hal yang mudah bagi pemerintah untuk kembali menguatkan pemikiran akan pentingnya peran pendidikan terhadap kompetisi dunia kerja di masa mendatang.
(Perkiraan Bonus Demografi | Google : lombokpost.jawapos.com)
Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa bonus demografi Indonesia diperkirakan terjadi di tahun 2030-2040. Dimana dalam rentang sepuluh tahun tersebut merupakan kesempatan kita untuk mencapai “masa keemasan”. Melihat persiapan dalam menyambut bonus demografi yang di upayakan pemerintah kurang optimal. Media sosial memiliki peran tersendiri, karena tak dapat dipungkiri bahwa akses internet yang jelas tanpa batas kini menimbulkan kebiasaan baru para pemuda, salah satunya ialah turut menginisiasi pergerakan melalui berbagai jenis aplikasi. Transparansi informasi yang saat ini semakin mudah diserap oleh berbagai pihak memungkinkan kebiasaan mempengaruhi pemuda lain untuk bergerak akan menjadi sebuah “trend” yang sangat populer suatu saat nanti.
Mengingat media sosial mampu memfasilitasi berbagai hal yang disenangi oleh pemuda zaman sekarang. Hal tersebut tentu memperbesar peluang keberhasilan gerakan yang dilakukan oleh pemuda, salah satunya melalui media sosial. Sebenarnya pemuda yang bergerak melalui media sosial semacam ini sudah sangat gencar dilakukan. Misalnya saja akun Instagram @psycircle.id yang berfokus pada kesadaran akan kesehatan mental. Disini mereka mengumpulkan orang yang sama-sama peduli mengenai kesehatan mental. Seperti kita tahu bahwa masalah tersebut seringkali kita abaikan, karena dianggap sebagai suatu hal yang sepele, namun nyatanya memiliki dampak berkelanjutan jika tidak segera ditangani.
(contoh akun penggerak pemuda | gawai pribadi : instagram.com)
Selain itu terdapat pula akun Instagram @pengamatnegeri.id yang mengamati isu-isu yang beredar di Indonesia. Mereka mengkaji isu tersebut yang kemudian mengklarifikasi kebenarannya. Bersamaan dengan kajian yang mereka lakukan itu, tak lupa dibubuhi opini ilmiah di dalamnya. Berupa saran atau kritikan mengenai isu terkait guna membenahi diri menjadi lebih baik lagi. Pada dasarnya ada banyak lagi bentuk gerakan-gerakan pemuda yang memanfaatkan media sosial. Kebiasaan ini merupakan adaptasi baru yang dianggap sebagai suatu dampak positif adanya dunia maya.