Peluang Bioteknologi dalam Menciptakan Hutan Lestari dan Masyarakat Mandiri

Peluang Bioteknologi dalam Menciptakan Hutan Lestari dan Masyarakat Mandiri

Ilustrasi Riset Bioteknologi di Bidang Kehutanan | Pexels (Artem Podrez)

#SobatHebatIndonesiaBaik#JadiKontributorJadiInspirator#BerbagiMenginspirasi#SohIBBerkompetisiArtikel

Kita semua mengakui, bahwa hutan dengan tegakkan pohonnya telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Salah satu manfaatnya dapat dibuktikan, dari setiap tegakkan pohon yang ditebang dapat dijadikan barang komoditi yang bernilai jual.

Namun tahukah kamu, bahwa pohon ternyata juga dapat menyuarakan haknya untuk tetap tumbuh dan berdiri tegak di muka bumi ini lo! Hal tersebut mungkin dianggap menggelitik bagi sebagian besar orang karena bagaimana mungkin sesuatu yang berada di luar manusia, bisa menyatakan keinginannya untuk hidup.

Sebagai orang yang berakal tentu kita sepakat, bahwa pohon jelas tidak bisa menyuarakan haknya dengan berkampanye turun ke jalan seperti yang dilakukan manusia di dunia nyata. Namun, sadar atau tidak pohon selama ini sebenarnya telah mengucapkan keinginanya untuk hidup kepada manusia melalui bencana alam. Oleh karena itu, tak berlebihan akhirnya jika banyak orang yang memperingatkan bahwa "Jangan anda rusak alam karena jika alam kamu rusak maka alam akan menamparmu."

Penggundulan Hutan (Deforestasi) | Pexels (Francesco Paggiaro)

Kemurkaan alam atas tindakan manusia yang serampangan dalam menggunakan sumber daya. Alhasil, membuat manusia akan berpikir ulang ketika melakukan tindakan penggundulan hutan (deforestasi). Bahkan untuk mengembalikan area hutan yang sudah rusak, banyak manusia baik di luar sana yang akhirnya menciptakan berbagai terobosan untuk memulihkan ekosistem hijau tersebut. Bioteknologi di bidang kehutanan menjadi salah satu terobosan yang digadang-gadang dapat melestarikan hutan secara global. Bahkan inovasinya juga diharapkan dapat memberdayakan masyarakat lokal, yang hidupnya secara langsung tergantung dengan alam.

Bioteknologi di Bidang Kehutanan Terobosan untuk Penghijauan Global

Dilansir dari ruangguru.com, bioteknologi adalah pemanfaatan makhluk hidup secara utuh maupun bagian-bagiannya untuk menghasilkan produk yang bermanfaat melalui teknologi tertentu. Dalam bidang kehutanan, aplikasi bioteknologi sendiri akan memanfaatkan tumbuhan hutan sebagai target utama dalam rekayasa genetik. Teknik rekayasa tersebut diharapkan nantinya dapat menciptakan bibit pohon yang unggul, sehingga dikemudian hari penanaman bibitnya dapat menghasilkan tegakkan pohon yang berkualitas tinggi untuk kelestarian hutan.

Hal tersebut seperti juga yang disampaikan Adi Rahmat, Staf akademik pada Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung dalam fdib.tripod.com (16/09), bahwa transformasi genetik dapat ditujukan dalam usaha untuk menciptakan tumbuhan dengan sistem perakaran dan kanopi pohon yang lebih baik, resisten terhadap hama, dan toleran terhadap kondisi perubahan lingkungan.

Masyarakat Lokal Berdaya Melalui Program Bioteknologi

Sebagaimana yang kita ketahui hutan tak hanya dihuni oleh flora dan fauna namun juga masyarakat lokal, yang hidupnya selama ini tergantung dengan alam. Kehadiran program bioteknologi untuk penghijauan global tentu menjadi kabar baik bagi mereka. Sebab, kehadiran programnya sejalan dengan semangat pelestarian hutan yang selama ini mereka lakukan. Masyarakat lokal pada umumnya telah lama hidup berdampingan dengan alam secara harmonis, sehingga mengenal berbagai cara memanfaatkan sumberdaya alam secara berkelanjutan (Marfai, 2010).

Masyarakat Lokal yang Hidupnya secara Langsung Tergantung dengan Alam | Kumparan.com (Agroindonesia)

Adanya jalinan kerjasama dengan masyarakat lokal dalam program bioteknologi untuk penghijauan global, tentu diharapkan dapat memberikan pemasukan bagi kehidupan mereka. Partisipasi masyarakat bukan lagi masalah mau tidaknya mereka berpartisipasi, melainkan lebih pada sejauh mana mereka melalui partisipasi tersebut akan memperoleh manfaat bagi kehidupan sosial ekonomi mereka (Adinugroho, 2005).

Dengan menempatkan masyarakat lokal sebagai aktor utama dalam program bioteknologi untuk penghijauan global. Maka, bukan hanya masyarakat dunia yang akan merasakan manfaat dari kelestarian hutan kedepannya. Bahkan masyarakat lokal yang hidupnya secara langsung tergantung dengan alam, juga akan turut pulih terutama secara finansial berkat program pemberdayaan tersebut.

Pengembangan Bioteknologi di Indonesia, Butuh Kerja Sama dengan Negara Maju

Dalam presidensi G20, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa Indonesia mendukung adanya riset global tentang keanekaragaman hayati di tanah air. Namun, dalam praktiknya tentu pengembangan riset tersebut tetap memerlukan kerja sama dengan negara lain. Hal ini sebagaimana juga yang disampaikan oleh Plt. Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Iptek, Edy Giri Rachman Putra dalam brin.go.id (25/02), bahwa perlunya membangun skema kerja sama penelitian dan inovasi diantara negara anggota G20 melalui sharing sarana, prasarana, dan pendanaan.

Ilustrasi Kerja Sama antar Negara dalam Penghijauan Global | Pexels (fauxels)

Dalam bidang kehutanan, pendanaan program bioteknologi untuk penghijauan global dapat dilakukan dengan mengembangkan penelitian dan inovasi secara berkelanjutan di Indonesia. Tak kalah penting, suntikan dana dari negara maju juga diharapkan dapat diberikan kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terutama yang berfokus terhadap isu lingkungan. Hal ini mengingat organisasi tersebut sangat berkaitan dengan program pemberdayaan masyarakat lokal dan perlindungan terhadap sumber daya alam di Indonesia. LSM adalah organisasi swasta yang secara umum bebas dari intervensi pemerintah. Ia didirikan dengan sebuah idealisme untuk memberikan perhatian terhadap isu-isu sosial, kemanusian, perbaikan kesejahteraan kelompok marjinal, perlawanan terhadap kesenjangan dan kemiskinan; perlindungan lingkungan atau sumber daya alam; manajemen dan pengembangan sumber daya manusia (Jalal, F, Kazi, 1999: 5).

Sumber: fdib.tripod.com | ruangguru.com | brin.go.id | Buku Pengantar Etika Lingkungan dan Kearifan Lokal | Buku Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut | Buku Pemberdayaan Masyarakat di Lahan Gambut