Nakhoda Tanpa Awak di Awang

Nakhoda Tanpa Awak di Awang

Sebuah kapal tidak bisa berlayar hanya mengandalkan nakhoda

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

Ingatkah kalian ketika dulu kita kecil selalu ditanya oleh orang dewasa “Nanti kalau udah gede kamu mau jadi apa?”

Suasana kelas anak - anak | Unsplash @CDC
Suasana anak - anak dalam ruang kelas mengutarakan cita - citanya I Unsplash @CDC

Sebuah pertanyaan retoris untuk sebuah anak – anak, uniknya pertanyaan ini bahkan diabadikan dalam sebuah lagu anak yang berjudul Susan Punya Cita – Cita. Dokter, Polisi, Tentara, Pilot, dan berbagai profesi lainya kerap menjadi jawaban dari kita ketika masih kecil. Dulu saya berpikir menjadi pilot adalah cita – cita yang menyenangkan, terbang di angkasa berkeliling dunia melihat pemandangan berbagai negara dan melambai pada anak – anak sebaya yang ada di daratan. Seiring dengan bertambahnya usia, saya mulai sadar bahwa dunia tidak bekerja seperti negeri dongeng dan kita perlu mencari panggilan jiwa profesi kita yang sebenarnya.

Banyak diantara kita mengincar profesi yang prestisius di mata masyarakat dan menyepelekan pekerjaan lain

Semua pekerjaan mulia dan memilki peran dan fungsi yang perlu diapreasiasi I Unsplash @surararam

Dalam perjalanan mencari jati diri kerapkali kita lalai dan tidak dapat melihat gajah di pelupuk mata. Contohnya ketika seseorang berniat menjadi seorang dokter atau polisi tentunya perlu menjalani sekolah mulai dari tingkat dasar hingga atas. Kemudian guru mungkin menjadi profesi yang paling banyak mendapat apreasiasi, tapi pernakah kita berpikir untuk mengapreasiasi jasa seorang tukang kebun sekolah, petugas administrasi, penjaga kantin, ataupun satpam sekolah ? Peran dan tugas mereka sama pentingnya dalam sekolah dan ketidakhadiran satu profesi saja dapat menyebabkan sekolah menjadi tidak berjalan seperti yang kita kenal hingga saat ini. Ibaratkan sebuah kapal tanpa awak, nakhoda tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan hanya terawang – awang. Nakhoda tanpa awak di awang adalah sebuah analogi untuk kita menjadi terpanggil dan mengapreasiasi segala aktivitas yang dilakukan oleh setiap orang yang berkontribusi aktif positif dalam setiap peristiwa yang membawa manfaat bagi orang banyak. Selayang pandang panggilan nakhoda tanpa awak menjadi penting terutama untuk kaum muda yang masih sibuk mencari jati diri.

Remaja terkadang mencari jati diri dengan mencari sensasi yang membahayakan diri dan orang lain

Remaja sering kali melakukan kegiatan yang berbahaya untuk mendapatkan sensasi dan ketenaran I Unsplash @roadtripwithraj

Sayangnya kita dapat melihat banyak kaum muda justru menghabiskan waktunya mencari sensasi dengan melakukan kegiatan yang jangankan tidak bermanfaat, bahkan diantaranya ada yang berbahaya hingga mengancam nyawa. Hal ini sejalan dengan pernyataan BAM STIKI Malang bahwa ketidakdewasaan emosional pada kaum remaja dapat membawa bahaya. Sepertinya sudah saatnya kaum muda diberikan wadah untuk mengekpresikan diri mereka dengan kegiatan positif sebagai rangkaian perjalanan mencari jati diri mereka. Saya jadi teringat dengan seorang aktivist muda yang bernama Greta Thurnberg, seorang gadis muda dari Swiss yang memulai kampanye gerakan peduli pemanasan global. Protesnya dimulai dengan gerakan yang sangat sederhana, setiap pulang sekolah dia akan membawa sebuah spanduk bertuliskan School Strike for Climate. Sikapnya kemudian mengundang banyak perhatian dan pendukung hingga menciptakan gerakan anak muda peduli pemanasan global yang dikenal dengan nama Friday for Future

Greta Thurnberg tergabung dalam gerakan kaum muda peduli pemanasan global I Unsplash (Pascal Bernardon)

Pada suatu waktu Greta bahkan berkesempatan berpidato di gedung PBB, dengan lantang mengajukan pertanyaan yang menohok kepada semua orang yang hadir dan menonton dengan kalimat “Bagaimana kalian tega?” Pertanyaan ini seakan diungkapkan dengan kekesalan dan membawa tamparan kepada kaum muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan berperan mengambil langkah. Inspirasi bermuatan positif ini kadang luput dari mereka yang sudah berumur tapi tidak bagi kita yang masih muda, yang masih memiliki tenaga dan emosi, yang apabila disalurkan dengan baik tentunya dapat membawa perubahan yang positif.

Ayo waktunya kaum muda buat tren gerakan positif!

Waktunya anak muda untuk membuka mata liat dan melihat peluang sembari mencari jati diri I Unsplash (Garret Jackson)

Gerakan kampanye kaum muda seperti Greta yang memperhatikan lingkungan dan membawa banyak dukungan membawa angin segar, bahwa gerakan positif bisa eksis bahkan berkembang menjadi sebuah tren. Gerakanya pun tidak harus berfokus pada isu strategis, bisa dimulai dari isu yang dirasakan dari diri pribadi. Hal ini karena setiap individu dalam masyarakat bisa berperan sebagai awak maupun nakhoda, kita tidak tau kapan harus berperan sebagai siapa, tetapi membawa sebuah isu kepermukaan dan memberikan aksi nyata adalah kunci dari suatu gerakan. Dengan adanya platform yang semakin beragam, ini menambah potensi dan warna dari gerakan menjadi lebih dapat menjangkau banyak pihak dan membawa banyak isu yang mungkin sudah mendarah daging tanpa kita sadari.

Mari buat gerakan kaum muda untuk mengharumkan nama Indonesia di Presidensi G20 I G20 (g20.org)

Bertepatan dengan presidensi G20 tahun 2022 yang digelar di Indonesia lantas bagaimana seharusnya kaum muda melakukan gerakan? Presidensi G20 yang digelar di Indonesia merupakan sebuah momentum untuk mengenalkan Indonesia ke berbagai negara dengan berbagai budaya, kearifan, dan keanekaragaman berbagai daerah dengan harapan meningkatkan rasa keingintahuan, investasi luar negeri, dan bertumbuhnya sektor pariwisata. Pemerintah sendiri terlihat penuh antusias menyembut momentum ini dengan berbagai kampanye digital melalui iklan, perlombaan, dan diskusi. Tentunya kaum muda juga dapat mengambil peran untuk memperkenalkan Indonesia dengan berbagai platform dan kemampuanya masing – masing. Bisa saja kaum muda membuat challenge jawab soal bertema Indonesia di Instagram, video review makanan singkat di Tiktok, tari tradisional di Tiktok, video kunjungan ke tempat pariwisata di Indonesia di Youtube, dan itu semua disemarakan dengan menggunakan tagar yang sama untuk meningkatkan optimisasi pencarian. Tentunya kreatifitas kaum muda tidak hanya terbatas dari apa yang saya sebutkan saja, pasti ada saja ide – ide fantastis dan liar yang mungkin dipikirkan sebelumnya. Dengan dorongan motivasi tentunya kita akan menyaksikan bersama kelahiran Greta – Greta baru di Indonesia hingga masa yang akan datang dan memastikan perlayaran Indonesia dipenuhi dengan para awak dan nakhoda yang tepat dan tau tujuan yang dicari.