Momentum Pulih Bersama Menciptakan Pertumbuhan Berkelanjutan

Momentum Pulih Bersama Menciptakan Pertumbuhan Berkelanjutan

Hidup yang sehat dan berkelanjutan | Unsplash (Robert Collins)

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel 

Tidak terasa sudah tiga tahun dunia menjalani kehidupan new nomal dimana masyarakat menghadapi dampak multidimensi imbas pandemi. Pandemi Covid-19 memberi tekanan berat di segala bidang, mulai dari ekonomi dan pembangunan hingga isu iklim dan lingkungan hidup. Pasca pandemi, negara-negara di dunia beriringan bangkit sehingga sektor-sektor tersebut harus digerakkan kembali untuk proses pemulihan. Pandemi tidak hanya mempengaruhi kehidupan dan mata pencaharian, melainkan ikut menghambat dan membatalkan berbagai hal dalam pembangunan berkelanjutan.

Adanya pandemi dapat dijadikan pemicu kuat atas kesadaran kehidupan berkelanjutan dan melakukan refleksi. Pandemi juga membuka mata akan kerentanan yang tidak terlihat pada gaya hidup modern kini. Agar bersama-sama pulih dari pandemi dan berperan lebih kuat, diperlukan gaya hidup yang berkelanjutan. Suatu hal yang kini menduduki prioritas tidak hanya tentang kemiskinan, ketidaksetaraan, ketidakadilan, melainkan kelangsungan hidup spesies manusia. Akses teknologi, pendanaan, pendidikan, dan langkah inovasi sangat dibutuhkan utamanya bagi negara kurang berkembang.

Ilustrasi negara-negara G20 | Pexels (Lara Jameson)
Ilustrasi negara-negara G20 | Pexels (Lara Jameson)

Melansir dari g20.org, presidensi G20 sebagai momentum satu kali setiap generasi mendukung dan berupaya memberi dampak positif bagi pemulihan utamanya perekonomian. Ada tiga pilar yang menopang presidensi Indonesia, yaitu meningkatkan produktivitas, memperkuat ketangguhan dan stabilitas, dan memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui tema presidensi G20 Indonesia 2022 yaitu “Recover Together, Recover Stronger”, Indonesia berniat mengajak seluruh dunia bahu-membahu, saling mendukung agar pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan. Proses pemulihan sektor kesehatan dan perekonomian dilakukan dengan menghayati aspek lingkungan dan perubahan iklim.

Pelaksanaan program vaksinasi | Unsplash (Mufid Majnun)
Pelaksanaan program vaksinasi | Unsplash (Mufid Majnun)

Aspek kesehatan tentu merupakan prioritas utama dalam pengendalian pandemi. Seiring dengan berjalannya vaksinasi, dunia berangsur pulih setelah melewati dua tahun sulit melawan pandemi. Meskipun bentuk geografis Indonesia berupa negara kepulauan cukup menyulitkan pelaksanaan vaksinasi. Namun, kekebalan di seluruh wilayah tetaplah target utama dan dibuat merata supaya tidak ada ketertinggalan. Di samping itu, dilakukan peninjauan dan evaluasi cara-cara memperkuat sistem kesehatan di tingkat nasional, regional, dan global yang lebih tahan dari segala ancaman kesehatan masyarakat.

Aktivitas ekonomi di pasar | Unsplash (Alex Hudson)
Aktivitas ekonomi di pasar | Unsplash (Alex Hudson)

Pemulihan sektor ekonomi sangat penting bagi negara-negara berkembang yang cukup terpuruk dengan pandemi. Dampak berkepenjangan krisis diatasi dengan meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan jangka panjang lewat realokasi modal, memperhatikan ketenagakerjaan melalui antisipasi pengangguran dan mendukung kemampuan baru. Mendorong otoritas moneter serta fiskal bersinergi memformulasikan kebijakan sistem keuangan atau investasi, infrastruktur, program perpajakan, dan transformasi digital sebagai kendaraan perekonomian tumbuh lebih lanjut. Perpindahan menuju endemi mengakibatkan sisi permintaan akan mulai bergerak. Pada sisi suplai, rawan terdapat gangguan pasokan sehingga harga akan dinaikkan untuk mengantisipasi inflasi. Inflasi hasil kenaikan harga barang dapat diantisipasi dengan bauran kebijakan agar daya beli masyarakat terjaga dan golongan rentan serta miskin terlindungi. Tidak lupa memastikan kesiapsiagaan dan pencegahan pandemi dari segi ekonomi.

Hutan yang rusak | Pexels (Khari Hayden)
Hutan yang rusak | Pexels (Khari Hayden)

Ketika mempertimbangkan risiko iklim dan risiko transisi menuju ekonomi rendah karbon guna pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, perlu aksi menghentikan dan mengembalikan hutan global yang hilang. Melindungi hutan yang tersisa dan mempercepat modernisasi ekosistem akan memberi manfaat mitigasi iklim, menghentikan keanekaragaman hayati, dan menciptakan keberlanjutan air. Hal ini memberi mekanisme adaptasi kelompok rentan selama menghadapi resiko hilangnya sumber penghidupan, kerusakan properti, dan hambatan pulih. Perhatian lain yaitu mengurangi produksi plastik selaku penanganan masalah polusi plastik global baik di darat maupun di laut. Pengurangan polusi plastik dari sumbernya lewat regulasi dapat disuarakan dengan perjanjian internasional. Selain itu, pendekatan berdasarkan inklusivitas dan pemenuhan hak. Hak asasi manusia wajib dihormati dan perlindungan kelompok rentan seperti rumah tangga berpenghasilan rendah, lansia, anak muda, perempuan, difabel, petani kecil, dan masyarakat adat patut diprioritaskan.  

Tiga krisis lingkungan global saat ini diantaranya krisis iklim, keanekaragaman hayati yang terancam punah, dan terjadi over populasi. Upaya pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan dapat dilaksanakan sembari memitigasi pandemi Covid-19 dari dampak sosial ekonomi. Beberapa langkah telah diambil untuk meningkatkan respons nasional secara keseluruhan terhadap pandemi Covid-19. Upaya pertama yaitu terus meningkatkan pemantauan kualitas air dengan tujuan memastikan akses air, sanitasi dan kebersihan (WASH) yang lebih baik. Kedua, pengelolaan limbah medis di tingkat rumah tangga dan fasilitas kesehatan. Ketiga, memberi kemudahan perizinan fasilitas kesehatan sekaligus memperkuat pemantauannya. Keempat, bekerja sama dengan perusahaan manufaktur dalam memproduksi peralatan medis. Langkah kelima berupa keterlibatan masyarakat pesisir pada perawatan lahan yang terdegradasi.

Mayarakat luas harus sadar akan hidup berkelanjutan selaras dengan alam serta tanggung jawab kepada diri sendiri, sosial, dan lingkungan yang dilakukan sepanjang waktu terus-menerus. Pengaplikasiannya melalui prinsip GoodforYou, GoodforEarth, dan GoodforSociety. Kontribusi dapat diberikan dengan menjadi konsumen yang bijak, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mencegah penggunaan berlebihan termasuk energi dan pangan, memisahkan berbagai sampah sesuai jenisnya, hingga menghijaukan lingkungan sekitar.

Tradisi sebagai warisan budaya | Unsplash (Joshua Newton)
Tradisi sebagai warisan budaya | Unsplash (Joshua Newton)

Bidang seni dan budaya turut terpukul akibat pandemi. Dari sisi kebudayaan, pemulihan bisa diperoleh dari tradisi dan ekspresi budaya yang telah diwariskan turun-temurun. Kebudayaan ibarat DNA bangsa Indonesia. Budaya berperan sebagai solusi jangka panjang yang mencorakkan penggerak kehidupan yang berkelanjutan. Untuk itu, kemampuan budaya bisa digali semaksimal mungkin. Kebijakan yang dibuat berbasis budaya karena akan memberi dampak ekonomi, lingkungan dan sosial. Kebudayaan menawarkan pada dunia praktik sistem pangan lokal yang menghormati martabat makhluk hidup, fashion berkelanjutan memanfaatkan bahan-bahan alam, pengetahuan dan teknologi yang ramah lingkungan. Untuk membangun kesepakatan global akan normal baru berkelanjutan maka layak menginisiasi agenda pemulihan global dengan pembentukan jaringan aksi bersama di bidang kebudayaan. Dengan begitu, harmoni manusia dengan sesama manusia dan antara manusia dengan alam tetap terjaga.

Kita semua pasti mendambakan kondisi tidak adanya orang kelaparan maupun miskin. Semua orang mendapat pendidikan berkualitas, sehat, dan terwujud kesetaraan. Meratanya energi yang bersih dan terjangkau, pekerjaan yang baik, hidup di tempat yang nyaman, transportasi yang memadai, berkurangnya kesenjangan, dan berkurangnya perilaku pemborosan. Terkendalinya perubahan iklim, alam baik di darat dan laut dapat terpulihkan. Satu hal yang sangat penting yaitu tidak ada lagi kekacauan yang menimpa berbagai negara.

Menghadirkan hidup yang berkelanjutan, pulih bersama, dan bangkit dari masa yang penuh tantangan dapat diusahakan dengan kerja sama dan solidaritas yang besar. Oleh karena itu, negara-negara mesti bertindak nyata mencapai pemulihan yang berkelanjutan dan inklusif. Kontribusi membuat dunia yang lebih sehat merupakan tanggung jawab bersama. Namun dalam berbagai kebijakan dan langkah yang diambil membutuhkan kehati-hatian mengingat adanya pembelajaran dan kewaspadaan yang tetap dijaga.