Menyambut 115 Tahun Hari Kebangkitan Nasional Bersama Transformasi Konten Digital

Menyambut 115 Tahun Hari Kebangkitan Nasional Bersama Transformasi Konten Digital

115 Tahun Hari Kebangkitan Nasional | Dok.Pri Ridho Septa Yorianda edit via Canva

#SohIBBerkompetisiArtikel 

20 Mei adalah tanggal bersejarah bagi Indonesia, dimana Dr. Sutomo bersama beberapa mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) membentuk organisasi kepemudaan bernama Budi Utomo pada tahun 1908. Pembentukan Budi Utomo kemudian membangkitkan semangat perjuangan para pemuda dan pemudi Indonesia untuk bangkit bersama dan melahirkan berbagai organisasi-organisasi lainnya, seperti Indische Partij, Jong Java, Jong Sumateran Bond, Jong Celebes, dan lainnya.

Peristiwa bersejarah ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional, untuk mengingat bagaimana titik awal kebangkitan para pemuda pemudi Indonesia untuk bersatu dan memperjuangkan kemerdekaan.

Budi Utomo, Organisasi Kepemudaan Pertama Indonesia | Ditjen Kebudayaan Kemdikbud RI

115 tahun berlalu, Indonesia telah bergerak menjadi negara yang maju bersamaan dengan arus globalisasi yang membawa perkembangan teknologi digital. Seluruh kehidupan manusia bergerak ke arah digital, mulai dari berkomunikasi, mengekspresikan diri, hingga melakukan berbagai pekerjaan. Tentu saja, perkembangan ini diterima baik oleh masyarakat karena mendukung produktivitas dan fleksibilitas manusia dalam beraktivitas.

Namun, perkembangan ini turut memberikan efek samping yang merusak generasi bangsa. Munculnya berbagai konten negatif seperti berita bohong atau hoax, pornografi, serta konten-konten yang tidak mendidik membanjiri berbagai platform digital, seperti media sosial. Sepanjang tahun 2022, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebagaimana  dilansir oleh Indonesiabaik.id mencatat telah melakukan penanganan terhadap 238.226 konten negatif dan melakukan pemblokiran sebanyak 437.741 situs yang menayangkan konten negatif, dan masih banyak konten-konten negatif yang belum dilakukan penanganan atau pemblokiran terhadapnya.

Potensi rusaknya generasi bangsa atas konten-konten negatif ini didukung dengan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dilansir oleh Dataindonesia.id menunjukkan bahwasanya 99,16 % remaja Indonesia pada rentang umur 13-18 tahun telah menggunakan Internet. Faktanya, benar bahwa remaja Indonesia kini telah terpengaruh konten negatif tersebut. Dimana kini, konten-konten negatif tersebut dominan dibuat oleh para remaja.

Konten digital adalah pisau bermata dua, yang dapat merusak lebih jauh jika tidak dimanfaatkan dengan tepat. Sayangnya, kini perkembangan konten digital telah bergerak merusak para remaja Indonesia, dan menghancurkan semangat kebangkitan nasional yang telah diperjuangkan.  

Namun, tidak terlambat bagi kita untuk bergerak menciptakan transformasi konten digital untuk menggapai kebangkitan para generasi bangsa, sebagaimana para pemuda-pemudi Indonesia menancapkan titik kebangkitan nasional pada 1908. Perjuangan tersebut bisa kita lakukan dengan melakukan transformasi konten digital melawan konten negatif tersebut, dengan melakukan langkah-langkah berikut:

  1. Menciptakan konten-konten positif yang akan menstimulai perubahan masyarakat

Sebagai generasi penerus bangsa yang lekat dengan teknologi digital, kita bisa bergerak sebagai penyintas dengan menciptakan berbagai konten positif di berbagai media sosial, misalnya di Youtube, Instagram, Tiktok, dan lain-lain.

Selama ini, konten negatif banyak beredar dikarenakan kecenderungan masyarakat yang menyukai konten-konten tersebut, dan para pembuat konten atau kreator konten akhirnya terus membuat konten-konten negatif karena laku di masyarakat, didukung dengan sistem algoritma media sosial yang lebih mengarahkan masyarakat menonton konten-konten yang laku ataupun viral saja, dibandingkan menyarankan konten-konten yang berkualitas dan bermanfaat.

Kita bisa memanfaatkan kondisi ini untuk merubah persepsi masyarakat dengan menciptakan berbagai konten-konten positif yang tidak kalah menarik dari pada konten-konten negatif. Hal ini bukan sebuah kemustahilan, dikarenakan telah banyak konten kreator yang sukses dengan konten-konten mereka yang positif.

Misalnya saja, Jerome Polin dengan channel Youtube-nya Nihonggo Mantappu, yang memberikan konten edukasi terkait budaya Jepang, pembelajaran Matematika dan eksplorasi kebudayaan Indonesia. Terbukti, kini channel Nihonggo Mantappu telah mencapai 10 Juta subscriber.

Jerome Polin, contoh konten kreator Youtube yang sukses dengan konten positif | Channel Youtube Nihonggo Mantappu

Contoh lainnya bisa kita lihat adalah pandawaragroup, salah satu akun Tiktok yang kini sedang viral dengan konten 5 sekawan yang membersihkan berbagai sampah yang ada di sungai, dan kini akun tersebut telah 6,5 juta pengikut di Tiktok.

Masih banyak contoh-contoh konten kreator lainnnya yang juga berhasil dengan konten yang positif, seperti channel Youtube GadgetIn dalam edukasi seputar gadget dan perangkat elektronik lainnya, channel Youtube Kok Bisa yang memberikan konten seputar pengetahuan umum yang menarik, dan masih banyak yang lainnya. Mereka adalah bukti, bahwasannya konten-konten positif juga bisa diminati oleh masyarakat dan bisa tetap sukses menjadi konten kreator dengan konten-konten yang berkualitas dan mendidik.

Dengan dukungan teknologi , kini kita bisa mulai dengan membuat konten-konten sederhana sesuai hobi kita atau bakat yang kita miliki hanya menggunakan smartphone yang kita miliki. Langkah-langkah sederhana ini akan mendorong anak muda lainnya untuk ikut bergerak menuju dunia konten digital yang sehat.

  1. Mulai merubah preferensi konten digital yang kita tonton dan ajak orang-orang lainnya

Langkah ini adalah langkah termudah yang bisa lakukan untuk mendukung transformasi konten digital. Dimana kita bisa mulai merubah preferensi yang kita lihat sehari-hari. Mulailah melakukan eksplorasi terhadap konten-konten positif di media sosial kesukaan kalian, sehingga kita terbiasa dan akan terus menyukai konten-konten tersebut.

Mengontrol preferensi konten digital yang kita tonton | Unsplash (black laptop computer turned on)

Langkah lainnya adalah mendukung para konten kreator tersebut dengan mem-follow atau men-subscribe akunnya, memberikan like dan comment atas konten-kontennya. Ini tak hanya berdampak terhadap semangat sang konten kreator untuk meneruskan konten-kontennya, tetapi juga membantu konten-konten tersebut bisa melawan algoritma sosial media dan membuat konten tersebut bisa viral dan direkomendasikan kepada orang lain juga.

Lainnya, kita bisa mengajak teman atau kenalan kita dengan menyebarkan konten-konten tersebut kepada mereka, bisa melalui grup-grup Whatsapp, forum Facebook, komunitas Discord, dan yang lainnya. Langkah-langkah ini akan membentuk sebuah kebiasaan baru dalam melawan kehadiran konten-konten negatif di berbagai media sosial.

  1. Laporkan konten-konten negatif yang kita temukan ke Pengelola Platform serta Kominfo

Sebagai seorang pengguna, kita bisa membantu mengurangi konten-konten negatif dengan cara melaporkan konten tersebut kepada pengelola platform media sosial yang kita gunakan, dimana setiap media sosial pasti memiliki fungsi report atau melaporkan konten-konten yang tidak sesuai dengan kebijakan media sosial tersebut.

Langkah lainnya adalah dengan melaporkan konten negatif kepada Kominfo untuk nantinya dilakukan penanganan, seperti penghapusan atau pemblokiran situs penyedia konten tersebut. Sebagaimana dilansir dari situs Indonesiabaik.id, kita bisa melaporkan melalui laman aduankonten.id, email aduankonten@kominfo.go.id, maupun melalui akun Twitter @aduankonten. Selain itu, kita juga bisa melaporkan melalui WhatsApp di nomor 08119224545.

Tiga Langkah ini bisa kita terapkan bersama untuk mentrasformasi konten digital Indonesia dengan melawan konten-konten  negatif di berbagai platform media sosial, dan bersama semangat 115 tahun Hari Kebangkitan Nasional ini kita  bangkit memperjuangkan dunia konten digital yang sehat.