MENGEJAR ASA PENDIDIKAN DI ERA PASCA PANDEMI

MENGEJAR ASA PENDIDIKAN DI ERA PASCA PANDEMI

pembelajaran di era pasca pandemi

Digitalisasi pembelajaran I Dokumentasi pribadi

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

            Pendidikan di Indonesia memasuki era peralihan dari pembelajaran daring ke pembelajaran tatap muka. Virus covid-19 yang menyebar di Indonesia memberikan dampak yang begitu luas, tidak terkecuali pada dunia pendidikan. Rencana-rencana yang seharusnya terlaksana pada pertengahan februari tahun 2020 seperti ujian nasional terpaksa terhenti. Kegiatan-kegiatan yang tersusun rapi pada kalender akademik tahun pelajaran 2019/2020 pun berubah total.

            Munculnya virus covid-19 membuat Indonesia melakukan penyesuaian diri. Penyesuain diri dengan covid-19 di dunia pendidikan dilakukan dengan melaksanakan digitalisasi pembelajaran. Tuntutan pemenuhan standar kompetensi siswa maupun lulusan bagi guru dan peserta didik memaksa pendidikan tetap dijalankan ditengah kondisi virus yang mewabah. Pengembangan pendidikan berbasis digital pun telah digalakkan. Pembelajaran online atau daring menjadi solusi alternatif pada satuan pendidikan. Berbagai media pembelajaran berbasis web pun dimanfaatkan oleh para tenaga pendidik , seperti Google meet, Teams, zoom cloud meeting, atau yang lainnya untuk membantu menyampaikan materi pembelajaran.

            Permasalahan-permasalahan digitalisasi pembelajaran pun tidak bisa dihindari. Digitalisasi tidak lepas dari jaringan internet. Jaringan internet belum tersebar secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Penyebaran jaringan internet yang tidak merata memberikan dampak, baik secara fisik maupun psikis pada pembelajaran ditengah wabah covid-19. Biaya yang dibutuhkan untuk digitalisasi ini pun cukup besar khususnya bagi kalangan ekonomi menengah kebawah. Peserta didik memerlukan gawai untuk mengikuti pembelajaran daring. Peserta didik pun memerlukan akses jaringan internet untuk tetap dapat berkomunikasi maupun mengakses web yang digunakan untuk pembelajaran.

            Permasalahan lain yang timbul yaitu psikologi belajar peserta didik. Pembelajaran daring tanpa pengawasan orang tua atau wali membuat banyak peserta didik mangkir dalam mengikuti pembelajaran. Penyampaian materi dari guru ke peserta didik pun menjadi kurang efektif. Tidak heran banyak peserta didik yang akhirnya kurang terampil dalam menguasai materi ajar. Kedisiplinan anak pun menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Peserta didik cenderung seperti tidak mengenal waktu dan hari.

            Permasalah tersebut ternyata berlanjut pada era peralihan pembelajaran daring ke luring. Penyebaran virus yang mulai membaik setelah vaksinasi yang digalakkan pemerintah membuat pendidikan di Indonesia berangsur pulih dan menuju kearah normal. Digitalisasi pembelajaran masih berlanjut bahkan menuntut guru untuk lebih inovatif dalam memanfaatkan gawai. Sayangnya dampak psikologi peserta didik masih menjadi tantangan tersendiri bagi guru.

Pembelajaran luar kelas I Dokumentasi pribadi

            Dampak psikologi pertama yaitu pada pemenuhan standar kompetensi peserta didik. Standar kompetensi peserta didik pada jenjang sebelumnya kurang maksimal yang menyebabkan guru harus mengulang kembali beberapa materi prasyarat. Kesulitan tersebut mempengaruhi psikologi peserta didik. Mindset peserta didik terhadap pembelajaran tertentu menjadi lebih susah untuk dipelajari. Hal tersebut dapat menurunkan minat belajar peserta didik (Megawanti, Megawati, & Nurkhafifah, 2020). Masalah tersebut pun menjadi tantangan bagi guru untuk meningkatkan metode pembelajaran menjadi pembelajaran yang menyenangkan saat pembelajaran tatap muka.

            Dampak psikologi kedua yaitu kedisiplinan dan kebiasaan peserta didik selama pembelajaran daring. Jam belajar yang tidak menentu pada saat pembelajaran daring menjadi faktor utama. Kedisiplinan peserta didik dapat dilihat saat berlakunya kembali pembelajaran tatap muka atau luring.  Beberapa peserta didik terlambat masuk sekolah diawal pembelajaran tatap muka (Alfin, Fatin, Ningrum, Ummah, Anshori, & Safaruddin, 2022). Selain itu, kedisiplinan dalam mengumpulkan tugas peserta didik juga menjadi tantangan bagi guru. Banyak peserta didik yang masih mempunyai tanggungan tugas saat pembelajaran daring. Saat pembelajaran daring kedisiplinan mengumpulkan tugas lebih rendah dibanding saat tatap muka (Septiani & Samputra, 2021). Peserta didik juga terbiasa mengerjakan tugas dibantu orang tua, saudara atau temannya (Alfin, Fatin, Ningrum, Ummah, Anshori, & Safaruddin, 2022).  Tentu saja masalah tersebut mempengaruhi psikologi peserta didik di era pasca pandemi ini. Namun, seiring berjalannya waktu masalah tersebut pun dapat diatasi.

Practice based learning I Dokumentasi pribadi

            Peralihan pembelajaran daring ke pembelajaran tatap muka tidak hanya memberikan tantangan bagi guru maupun peserta didik, namun juga memberikan kesan tersendiri. Kehadiran guru secara fisik membuat peserta didik lebih semangat dalam belajar. Hal tersebut karena mereka merasa senang mendapatkan penjelasan secara verbal dan langsung sehingga mempermudah dalam memahami materi (Megawanti, Megawati, & Nurkhafifah, 2020).

            Era pasca pandemi yaitu peralihan pembelajaran daring ke pembelajaran tatap muka menjadi era kebangkitan pendidikan Indonesia saat ini. Hampir dua tahun berlalu pendidikan di Indonesia terkendala oleh virus covid-19. Kebangkitan pendidikan di Indonesia menjadi tugas kita bersama. Guru sebagai fasilitator dan motivator memiliki peran inti dalam pembentukan pengetahuan, karakter dan moral bangsa. Guru hendaknya senantiasa mengembangkan mutu pembelajaran dengan menggunakan multimedia serta multimetode untuk meningkatkan minat peserta didik dalam belajar. Peserta didik sebagai subjek harus berperan aktif agar dapat mengkontruksi pengalaman-pengalaman belajarnya. Orang tua dan masyarakat berperan mengawasi jalannya pendidikaan di Indonesia. Pemerintah berperan dalam mengembangkan mutu pendidikan. Jika seluruh lapisan masyarakat bersama-sama melaksanakan peran dalam membangkitkan mutu kualitas pendidikan di Indonesia, tujuan pendidikan yang menjadi asa kita selama ini pun dapat terwujud.