7 Cara Mengatasi Kecemasan saat Berinteraksi dengan Orang Asing

7 Cara Mengatasi Kecemasan saat Berinteraksi dengan Orang Asing

Cara Mengatasi Kecemasan saat Berinteraksi dengan Orang Asing | Sumber: Freepik (freepik)

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi

Apakah kamu sering merasa cemas saat berinteraksi dengan orang asing? Tenang saja, itu hal yang wajar, kok. Menurut seorang ahli komunikasi budaya, William B. Gudykunst, kecemasan sangat mungkin terjadi saat pertama kali berinteraksi dengan orang asing. Karena tidak mengenalnya, kita akan merasa was-was terhadap apa yang mungkin mereka pikirkan tentang kita atau juga tentang apa yang akan mereka lakukan kepada kita.

Adanya berbagai stigma negatif tentang orang asing tersebut juga akan membuat kita semakin cemas saat berhadapan dengannya. Perasaan cemas tentu menghalangi kita dalam berkomunikasi secara efektif. Padahal, komunikasi yang efektif adalah syarat untuk bisa membangun hubungan baik dan harmonis di antara masyarakat, lo!

Gudykunst menjelaskan cara mengelola kecemasan saat berkomunikasi dengan orang asing dari faktor penyebabnya dalam teori Anxiety and Uncertainty Management (AUM). Berdasarkan teori ini, kita akan mempelajari tujuh cara mengatasi rasa cemas saat berinteraksi dengan orang asing. So, simak baik-baik penjelasannya, ya!

1. Percaya Diri

Mengatasi kecemasan dengan percaya diri
Percaya diri bisa mengurangi kecemasan saat berinteraksi dengan orang asing. | Sumber: Freepik (storyset)

Setiap orang memiliki self concept atau konsep dirinya masing-masing. Self concept sendiri adalah bagaimana kita mendefinisikan atau menilai diri saat berinteraksi dengan orang lain. Semakin tinggi kita mendefinisikan diri dibandingkan orang asing, maka kita akan semakin "percaya diri" sehingga kecemasan akan berkurang.

Nah, kalau kita berhadapan dengan orang asing, nggak perlu minder! Anggap saja kita sedang berhadapan dengan sesama manusia yang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, jangan sampai rasa percaya diri tersebut malah membuat kita merendahkan orang lain, ya!

2. Mengenal Lebih Dekat

Motivasi untuk berinteraksi merupakan awal yang sangat penting agar hubungan baik dengan orang lain dapat tercipta. Semakin tinggi motivasi untuk berinteraksi dengan orang asing, maka kita akan semakin berusaha untuk bisa mengenalnya.

Dengan mengenal dekat, dugaan negatif kita terhadap orang asing tersebut akan hilang. Pada waktu yang bersamaan, kita juga terhindar dari stigma yang salah tentangnya. Selain itu, cara ini tentu juga dapat mengatasi kecemasan saat berinteraksi dengan orang asing.

3. Fokus pada Kesamaan

Mengatasi kecemasan berkomunikasi dengan fokus pada kesamaan
Mengatasi kecemasan saat berinteraksi dengan fokus pada kesamaan. | Sumber: Freepik (freepik)

Menurut Gudykunst, kita akan cenderung bertindak baik dan leluasa saat berinteraksi dengan orang yang mirip dengan kita. Kemiripan tersebut meliputi latar belakang, nilai-nilai, ataupun kepercayaan yang relatif sama.

Oleh karena itu, kecemasan dapat diatasi dengan menyadari persamaan antara kita dengan orang asing. Jadi, daripada mencari-cari perbedaan, lebih baik kita fokus pada kesamaan yang ada.

Baca Juga: Hindari Kebiasaan Buruk Ini Saat Bekerja!

4. Hilangkan Sekat Perbedaan

Dalam pandangan Gudykunst, kita cenderung menciptakan sekat sosial dengan memosisikan orang lain berdasarkan kategori yang menurut kita paling sesuai. Kondisi "boundery" ini tentu dapat membatasi diri kita untuk mengenal orang asing dengan baik.

Akan tetapi, kita juga bisa menghilangkan sekat-sekat ini jika kita mengategorikan diri sendiri sama dengan orang asing tersebut. Ketika kita menganggap orang asing itu berada di kategori sosial yang sama dengan kita, maka rasa was-was terhadapnya akan semakin berkurang.

5. Memahami Proses Situasional

Mengatasi kecemasan dengan memahami proses situasional
Perasaan mayoritas akan mengurangi rasa cemas saat berinteraksi dengan orang asing. | Sumber: Freepik (freepik)

Cara mengatasi kecemasan saat berkomunikasi dengan orang asing berikutnya adalah dengan memahami proses situasional. Proses situasional adalah seperti apakah posisi kita saat berada dalam kehidupan sosial. Misalnya, apakah kita merasa sebagai golongan mayoritas atau malah minoritas dibandingkan dengan orang asing tersebut.

Kalau merasa sebagai golongan mayoritas, maka kita akan merasa punya kekuatan dan kelebihan dibandingkan orang lain. Alhasil, kecemasan dapat semakin berkurang. Akan tetapi, jangan sampai perasaan menjadi mayoritas ini membuat kita mengasingkan kelompok lain, ya!

Intinya, jangan khawatirkan apakah kita termasuk golongan mayoritas atau minoritas. Sebab, dua hal tersebut hanyalah bagian dari mindset yang tertanam dalam pikiran kita. Ingat pula bahwa tidak ada yang bisa membatasi seseorang sekalipun ia berasal dari mayoritas atau minoritas.

6. Jangan Terlalu Kaku!

Interaksi dengan orang asing dapat berlangsung melalui komunikasi formal dan nonformal. Komunikasi nonformal akan menghasilkan interaksi yang lebih "cair" dan menggambarkan kedekatan antara kita dengan orang asing sehingga dapat meminimalkan rasa cemas.

Untuk itu, ketika berkomunikasi dengan orang asing, cobalah untuk tidak terlalu kaku. Kita bisa menggunakan bahasa yang luwes, tetapi tetap sopan, serta memperhatikan lawan bicara yang sedang dihadapi.

Baca Juga: 5C, Life Skill Penting untuk Pemuda Indonesia. Capai Generasi Emas 2045!

7. Menghormati Perbedaan Norma

Mengurangi kecemasan berkomunikasi dengan toleransi
Toleransi untuk mengatasi kecemasan saat berinteraksi dengan orang asing. | Sumber: Freepik (storyset)

Norma-norma sangat bergantung pada nilai budaya yang dianut masing-masing orang. Kadang kala, yang menurut kita sopan dan baik belum tentu sopan dan baik juga menurut orang lain. Semakin tinggi perbedaan norma kita dengan orang asing, maka semakin tinggi kecemasan yang bisa terjadi.

Interaksi yang baik dapat terjadi jika kita saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Dengan bersikap toleran, ambiguitas tentang orang asing tidak akan menjadi masalah sehingga kita mampu mengatur kecemasan saat berinteraksi dengannya.

Nah, ketujuh faktor penyebab kecemasan dalam teori AUM tadi perlu kita pahami ketika berkomunikasi dengan orang asing. Ini merupakan modal dasar untuk dapat mengelola kecemasan saat berinteraksi sehingga akan tercipta komunikasi yang efektif. Semoga setelah mempelajari teori ini, kamu sudah mampu mengatasi kecemasan saat berinteraksi dengan orang asing, ya!

Jangan lupa untuk terus stay tuned di sohib.indonesiabaik.id karena akan ada banyak artikel menarik lainnya. Kamu juga bisa bergabung di komunitas SohIB yang siap mengadakan berbagai workshop keren dan bermanfaat untuk upskilling. Kuy, gabung sekarang juga!

Editor: Fria Sumitro