5 Mantra Self Love yang Patut Dicoba!

5 Mantra Self Love yang Patut Dicoba!

Memahami kapasitas diri melalui self love | Sumber: Unsplash (Amanda Jones)

Diikutip dari detikNews, Steven Pinker berkata, "Dunia telah menjadi lebih baik". Pernyataan ini bukan tanpa alasan, mengingat orang zaman sekarang mampu berkomunikasi tanpa dibatasi jarak. Jika dibandingkan orang zaman dulu yang hanya menerka-nerka saja di atas batu, mereka akan takjub dengan pencapaian kita, yang bisa ngobrol sesuka hati dengan orang lain yang jaraknya jauh. 

Namun, seorang sejarawan Israel bernama Noah Harari dengan kacamata skeptis dan pesimisnya berbicara sebaliknya. "Orang zaman sekarang justru lebih rentan, lebih tertekan, dan lebih keras hidupnya; bukan kekerasan fisik, namun kekerasan yang dilakukan justru tanpa melibatkan fisik."

Salah satu penyebab dari kerentanan ini ialah information overload yang tersebar dari sosial media. Adanya perspektif semu jika kesenangan dan kemapanan yang ditampilkan di sosial media menjadi tolak ukur kualitas pribadi individu. Hanya melihat postingan dan ucapan banyaknya ulang tahun di Snapgram orang lain, lantas berkecil hati. Kemudian membandingkan hidup kita dengan orang lain. Padahal postingan itu tidak sepenuhnya menentukan kualitas pribadi kita.

Nah, maka dari itu perlu tahu kualitas pribadi dengan menerapkan self love kepada diri sendiri. Self love itu ialah mencoba untuk menelisik titik terdalam diri. Untuk paham betul kebutuhan apa yang seharusnya kita dapatkan. Berikut, 5 mantra self-love yang patut kita coba! 

1. Mencari Tahu tentang Diri 

Mungkin pernyataan ini, yang sering diucapkan ke diri kita sendiri, "Ih, kok aku gini terus ya, gak ada perkembangan nggak kaya teman-teman aku yang udah sukses".

Niat buat mencari kesenangan di sosial media, malah berujung insecure tak berkesudahan. Insecure yang menjurus ke arah negatif.

Di tengah situasi kayak gini, kamu perlu meluangkan waktu untuk mencari tahu tentang diri agar mampu memahami kapasitas diri. Karena dari situ kita bisa tahu, jalan mana yang seharusnya kita tempuh. 

Mantra untuk mencari tahu diri, yaitu, "saya akan belajar memahami dengan mempelajari segala apa yang ada dalam diri, dari mulai keunggulan maupun kelemahan yang ada dalam diri."

Kita adalah individu yang memiliki keunikan tersendiri. Meskipun ada pola asuhan dalam keluarga dan adanya penggolongan kepribadian, tapi itu masih belum cukup secara utuh untuk mendefinisikan kita. Setiap dari kita adalah individu yang kompleks.

2. Validasi Rasa

Rasa burn out yang perlu divalidasi | Sumber: pexels (Andrea Piacquadio)
Rasa burn out yang perlu divalidasi | Sumber: pexels (Andrea Piacquadio) 

Memvalidasi perasaan yang ada dalam diri penting banget, guys. Karena dalam pikiran ada berbagai macam perasaan yang merasa sama sekali kita nggak menginginkannya. Maunya sih, perasaan yang datang itu adalah yang bisa membawa aura positif, seperti semangat dalam bekerja.

Namun, perasan negatif tiba-tiba muncul, seperti rasa bosan, nggak konsisten, kesal, marah, bahkan burn out. Kita ngerasa kalau perasaan negatif itu, perasaan yang nggak produktif. Nggak bisa dipungkiri kalau memang hal seperti ini tidak nyaman di pikiran dan menguras energi. Meskipun begitu, sangat penting untuk kita perhatikan.

Maudy Ayunda, seorang aktris papan atas Indonesia pernah berkata, "sebenernya sinyal itu ngasih tau kalau ada sesuatu yang ingin disampaikan."

Cara jitu menangani perasaan ini adalah mengonfirmasi bahwa memang ada perasaan yang tidak mengenakan ini. Karena kalau tidak divalidasi, kita masih berputar-putar dalam masalah yang sama.

Mantra validasi perasaan, "Saya merasakan perasaan negatif dan itu nyata, lalu saya akan mencari tahu penyebab dari perasaan ini. Kemudian akan melakukan penyelesaian dari masalah ini".

3. Afirmasi Positif

Kita berfikir semaksimal mungkin mengerjakan tugas sekolah agar menghasilkan nilai yang bagus. Padahal meskipun sudah bekerja keras untuk itu, tapi ternyata nggak pernah mendapatkan hasil yang memuaskan. Pada akhirnya memang, kegagalan sudah menjadi makanan sehari-hari.

Dikutip dari Klikdokter menyatakan bahwa afirmasi positif adalah pernyataan positif untuk menyingkirkan hal negatif. Pernyataan ini ditanamkan kepada diri sendiri.

Merasakan gagal dan menjadi pecundang itu nggak apa-apa. Namun, kita perlu mengingat kembali bahwa sudah banyak jalan yang dilalui. Berarti dari situ ada skill bertahan dan skill hadapi yang harus diacungi dua jempol. Paling mantap dalam suatu perjalanan ialah selalu menghadapinya, kan

Mantra afirmasi, yaitu "Dalam kesuksesan pasti ada kegagalan, gagal adalah awal dari kesuksesan. Kita berhak mendapatkan kesempatan untuk bangkit dan menjemput kesuksesan itu."

4. Ucapan Terima Kasih dan Maaf

Ada yang bilang hiduplah di masa sekarang bukan di masa lalu. Benar sih, begitulah seharusnya terjadi, karena masa lalu tidak menentukan sepenuhnya keadaan sekarang. 

Namun, SohIB tidak bisa lari begitu saja dari potensi ke-trigger suatu peristiwa, bahkan orang yang terlibat di masa lalu. Karena mungkin saja di masa lalu mengendapkan amarah, yang akhirnya terlalu lama terakumulasi sekian besarnya. 

Kadang masa lalu membuat kita terpukul. Adanya beban yang dipikul bertahun-tahun lamanya bisa saja membuat bom meledak sejadi-jadinya. Jiwa meraung-raung untuk melepaskan amarah dan kekecewaan yang tertimbun. 

Akhirnya ketika kita akan mulai mencoba untuk pelan-pelan mengeluarkan emosi itu, badan keringat dingin, boom! Lagi-lagi, kita merasa telat untuk mengeluarkan emosi itu. Lantas bagaimankah kelanjutannya? Langkah awal ialah mengucapkan permintaan maaf kepada diri sendiri.

Inilah mantra maaf yang bisa SohIB lakukan. "Maaf, diri aku selalu abai akan diriku. Sebenarnya aku melakukan itu karena tidak ingin membuat orang lain merasa terancam. Namun, ternyata aku acapkali tidak peduli terhadap diriku. Atas segala kejadian itu aku mohon, aku meminta maaf terhadap diriku. "

Jangan lupa untuk menambahkan mantra terima kasih setelah memaafkan diri. "Terima kasih, sudah menemani dari segala kondisi yang nggak terduga, meskipun emosi amarah tertimbun lama. Ini menjadi pembelajaran untuk di masa ini dan di masa depan, kalau emosi marah perlu dikeluarkan sebagaimana mestinya. "

5. Tidak Bisa Membuat Semua Orang Setuju

Membuat orang lain bahagia itu tindakan yang mulia. Kemudian akan menghasilkan rasa senang yang meledak-ledak dalam tubuh. Persetujuan ternyata bisa membuat bahagia. Meskipun begitu, kita tidak bisa membuat semua orang setuju dengan apa yang kita ucapkan dan keputusan yang kita ambil. 

Pengalaman dan cara pandangan akan sesuatu mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Kalau kita terlalu berekspektasi orang lain setuju dengan keputusan kita bersiap-siaplah, hidup di kendalikan oleh orang lain. Kalau sudah begini, diri terasa terpenjara dalam pikiran orang lain. 

Jadi, mantra yang diucapkan dalam ketidaksetujuan ialah, "Kita tidak bisa membuat semua orang setuju, dengan segala keputusan yang diri kita ambil. Bagi mereka itu kontra bagi kita itu keputusan terbaik yang akan diambil. "

Kita perlu melihat segala sesuatu dengan semestinya saja. Setiap individu berharga apa adanya, karena mereka di luar dari jangkauan kita. Yang paling penting adalah kita berusaha saja dalam jangkaun masing-masing, karena dengan begitu kebahagiaan sejati akan menyelimuti kita!