KPDI 2023, Mampukah Sumatera Barat Menjadi Tuan Rumah ?

KPDI 2023, Mampukah Sumatera Barat Menjadi Tuan Rumah ?

KPDI 2023

SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

Sebulan lagi bertepatan tanggal 9 s.d 11 Agustus 2022 akan diselenggarakan Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) ke 13 yang akan dilangsungkan di Solo, Jawa Tengah. Yang bertindak sebagai Tuan Rumah adalah Universitas Negeri Surakarta (UNS).  KPDI pertama kali diadakan di Kuta, Bali pada 2 s.d 5 Desember 2008. Kegiatan KPDI ini diinisiasi oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) bekerjasama dengan komunitas Forum Perpustakaan Digital Indonesia (FPDI). Secara umum KPDI bertujuan sebagai wadah berbagi pengalaman dan sharing pengetahuan antar sesama pustakawan yang peduli dengan tata kelola Perpustakaan Digital. Topik konferensi berkaitan dengan isu Perpustakaan dan Kepustakawanan di era kekinian yang terjadi sebagai ekses masifnya perkembangan teknologi informasi.

 Atmosfer KPDI sangat menarik dan semarak untuk disaksikan oleh partisipan. Seminar yang dilaksanakan tentunya menyinggung isu yang terjadi dalam bidang Perpustakaan dan Kepustakawanan. Lalu topik seminar dibagi dalam beberapa kelas diskusi. Pustakawan yang makalahnya telah divalidasi Panitia KPDI, dipersilahkan untuk mempresentasikan makalahnya dengan Power Point. Disamping mengundang pustakawan dari perguruan tinggi negeri dan swasta se Indonesia, Panitia KPDI juga mengikutsertakan para pejabat legeslatif tingkat pusat/daerah, pejabat eksekutif tingkat pusat/daerah, sivitas akademika, guru, pemerhati perpustakaan, dan Koordinator CSR (Corporate Social Responsibilty) baik milik korporasi pemerintah atau swasta. Di akhir acara, partisipan diajak menikmati wisata sejarah, alam dan kuliner ke tempat yang telah direkomendasikan oleh Panitia KPDI.

            Ajang bergengsi ini dalam penyelenggaraannya melibatkan unsur pariwisata, budaya dan perdagangan khususnya yang berkaitan dengan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Pelaku wisata sangat diuntungkan dengan adalanya KPDI yang diselenggarakan diwilayahnya. Hunian hotel diyakini akan meningkat. Aktivitas jual beli oleh-oleh pun ikut meningkat dari biasanya. Dengan kata lain, selama menjadi tuan rumah KPDI maka transaksi keuangan meningkat dan UMKM mendapatkan manfaat dari perhelatan tersebut.

            Wacana agar Sumatera Barat (Sumbar) menjadi tuan rumah KPDI memang pernah diterpikirkan oleh Ikhwan Arief, Dosen Fakultas Teknik. Beliau juga menjabat sebagai anggota Komite Perpustakaan Universitas Andalas (Unand). Penulis sempat berbincang dengan beliau beberapa hari sebelum KPDI 7 berlangsung 10 s.d 13 November 2014 di Banda Aceh. Jelang sore beliau berpapasan dengan penulis di Lantai 3 Perpustakaan Unand. Beliau mengatakan kalau bisa Unand dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar menjadi tuan rumah KPDI selanjutnya. Itu pun kalau Rektor Unand bersedia untuk menjadikan KPDI ini sebagai ajang meningkatkan kemampuan SDM Pustakawan sekaligus mempromosikan Unand secara nasional. Perlu pula dilobby para peserta KPDI di Banda Aceh itu. Apakah Mita siap untuk itu?. Beliau balik bertanya kepada penulis. Penulis haqqul yaqin sebenarnya Mita itu mampu namun yang terpenting adalah “lampu hijau” dari pihak Unand dan Pemprov Sumbar.

Mita, teknisi UPT.Perpustakaaan Unand. Demikian biasanya beliau dipanggil. Nama lengkapnya Meiriza Paramita. Lulusan S1 Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Terbuka. Hampir lima tahun beliau resign dari UPT.Perpustakaan Unand. Kebetulan makalahnya diterima Panitia KPDI. Makalah itu berkaitan dengan implementasi SLIMs (Senayan Library Management Systems) di Perpustakaan Sekolah. Makalah ini dianggap menarik karena mengandung unsur promosi penerapan teknologi informasi ke perpustakaan sekolah.  Penulis saat itu juga turut berpartisipasi akan tetapi gagal karena makalah penulis tidak diterima oleh panitia. Panitia KPDI merekomendasikan pada penulis agar dapat ikut dengan syarat membuat poster yang berisikan abstrak makalah beserta keywordnya. Akan tetapi karena anggaran RKAKL (Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga) yang terbatas membuat penulis urung berangkat karena tidak mendapatkan izin pimpinan.

Mungkin ada yang mempertanyakan, mengapa Sumbar harus mengambil kesempatan sebagai tuan rumah KPDI 14 tahun 2023? Hal tersebut karena event KPDI 2023 bersamaan dengan Visit Beautifull West Sumatera 2023 atau Tahun Kunjungan Wisata Sumbar 2023 yang dicanangkan oleh Bank Indonesia (BI) dan Pemprov Sumbar pada awal Desember 2021 yang lalu. Dengan adanya even ini partisipan yang mengikuti kegiatan KPDI 14 sekaligus menjadi wisatawan domestik yang nantinya dapat meningkatkan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Sumbar.

Sebetulnya secara umum Sumbar siap menjadi tuan rumah. Sumbar telah memiliki hotel bintang lima seperti Whiz Prime, Ibis dan Mercure. Hotel tersebut memiliki fasilitas wifi dan gedung pertemuan yang sesuai standar nasional dan internasional. Disamping itu Sumbar juga memiliki obyek wisata yang tidak kalah menariknya dengan obyek wisata di Pulau Jawa. Obyek wisata Lembah Harau, wisata belanja Kota Bukittinggi, dan Masjid Raya Kota Padang.

Kesiapan sarana dan prasarana tentu tidak cukup yang paling penting adalah “lampu hijau” dari Rektor Perguruan Tinggi baik Negeri/Swasta dan juga pemangku kepentingan di Pemprov Sumbar atau pun Pemerintahan Kota (Pemko) Padang. Selanjutnya lobby ke Panitia KPDI 2022 perlu dilaksanakan dengan menampilkan video profile yang akan dipresentasikan kepada panitia dan partisipan. Dipastikan Sumbar akan mendapat pesaing dari provinsi lain yang ingin memanfaatkan even ini untuk meningkatkan promosi wisatanya. Penetapan sebagai tuan rumah tentunya menjadi diskusi yang alot diantara sesama anggota FPDI.

            Berdasarkan kesiapan atau peluang menjadi tuan rumah, UNP (Universitas Negeri Padang) lebih berpeluang daripada Unand dan juga Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bondjol. Kesiapan UNP dapat ditunjukkan dengan adanya fasilitas UNP Hotel & Convention Center yang setara bintang empat. Para mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi serta Kearsipan UNP dapat dikerahkan sebagai volunteer. Diharapkan apabila UNP direkomendasikan sebagai Panitia KPDI 2023, seyogianya UNP melibatkan semua pihak termasuk pengurus yang berada di Ikatan Pustakawan Indonesia dan FPPTI (Forum Perustakaan Perguruan Tinggi Indonesia) serta dosen yang home basenya di Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi serta Kearsipan seperti UNP, UIN Imam Bondjol serta Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Batusangkar.

Sebagai catatan penting, perlu adanya figur yang “kuat” yang memiliki lobby yang kuat untuk mengajak pemangku kepentingan yaitu Gubernur Sumbar atau Walikota Padang agar bekerjasama menyukseskan KPDI 2023. Figur yang penulis maksud berasal dari kalangan staf Pengajar Ilmu Perpustakaan dan Informasi serta Kearsipan yang tak hanya dikenal di daerah namun juga dikenal di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Figur ini nantinya akan menjadi Ketua Panitia KPDI 14 yang insyaAllah diselenggarakan di Padang.

Last but not least, kerjasama yang baik antara akademisi dan birokrasi seyogianya harus dibangun saat ini dan juga lobby di FPDI harus ditingkatkan selama KPDI 2022 di Solo. Utusan Sumbar yang diwakili oleh Perguruan Tinggi Negeri/Swasta dituntut mampu melakukan lobbying sehingga dapat meyakinkan semua pihak yang hadir bahwa Sumbar mampu menjadi tuan rumah. A dream does not become reality through magic; it takes sweat, determination, and hard work. Sebuah mimpi tidak menjadi kenyataan melalui sihir; butuh keringat, tekad, dan kerja keras. Demikian kata Colin Powell, mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat era George Walker Bush.