5 Kesalahan Saat Membuat Portofolio yang Sering Dilakukan!

5 Kesalahan Saat Membuat Portofolio yang Sering Dilakukan!

Buatlah portofolio yang dapat merepresentasikan diri kita dengan baik | Sumber: Unsplash (Anete Lūsiņa)

Selain Curriculum Vitae, portofolio menjadi salah satu prasyarat umum yang sering diminta oleh pihak perusahaan dalam proses perekrutan. Secara definisinya, portofolio berisi ragam informasi yang berkaitan dengan karya yang sudah dihasilkan secara profesional sebagai bukti kemampuan kita. Dewasa ini, portofolio terbagi menjadi dua ya, SohIB, yakni versi cetak maupun digital.

Meski portofolio memiliki peranan yang sangat penting untuk menunjukkan diri kita, nyatanya, masih banyak lo, orang yang melakukan kesalahan fatal dalam menyusun dokumen ini. Melansir dari Porinto, seorang pelamar harus bisa memposisikan dirinya dengan sudut pandang penilai portofolio.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sebuah ‘dokumen karya’ bisa mengesankan, yakni isi konten, pemilihan huruf yang digunakan, warna layout, data diri yang tercantum, hingga pengalaman kerja.

So, tanpa berlama-lama lagi, yuk, kita bersama-sama menyimak 4 kesalahan yang sering dilakukan saat menyusun portofolio! Jangan sampai SohIB lakukan, ya!

Baca juga: Soft Selling, Cara Ampuh Tingkatkan Promosi

Nggak Riset Terlebih Dahulu

Portofolio ada untuk mempertegas bukti skills kita di jajaran perekrut. Namun, bayangkan apa jadinya apabila SohIB justru ‘salah alamat’ karena tidak memperhatikan apa yang sedang perusahaan cari? Niatnya ingin melamar sebagai desain grafis, tetapi karya yang kamu tonjolkan lebih banyak di bidang kepenulisan. Wah, lumayan jauh, ya!

Cari terlebih dahulu informasi mengenai company yang kita tuju beserta dengan dengan jobdesk yang sedang diincar. Membuat portofolio nggak boleh asal-asalan. Bila SohIB mendaftar sebagai desain gambar untuk majalah kesehatan yang notabene lebih minimalis dan tegas, tentu nggak mungkin dong, bila akan menggunakan gaya metal sebagai tema dokumen?

Kamu Menyantumkan Hasil Karya Secara Berlebihan

Iya, tau kok, beberapa dari kamu memiliki pengalaman yang banyak dan mumpuni. Rasa-rasanya, ingin memasukkan semua hasil kerja keras kita ke dalam portofolio agar lolos penerimaan memang wajar, bukan?

Namun, please jangan lakukan, ya! HRD biasanya akan melakukan sortir secara singkat, sehingga, alih-alih SohIB memberikan 10 halaman berisi karyamu, lebih baik berikan bukti secara padat, ringkas, dan on point. Berikan informasi yang paling terbaru (misalnya yang sudah dikerjakan selama 3 tahun terakhir). Selain itu, bersikap rendah hati alias tidak tampak terlalu membanggakan diri itu penting.

Akses Mobile yang Terbatas

Suka bete nggak sih, SohIB, bila sedang membuka file, ternyata kurang support dengan gadget kita? Sedangkan pekerjaan lainnya sedang menumpuk dan kita tidak memiliki waktu lebih untuk sekadar mengubah dokumen agar lebih mudah dibaca.

Yap, ingat kata kunci dalam membuat portofolio, yakni posisikan diri kita sebagai perekrut! Jangan membuat format file SohIB rumit hingga perlu aplikasi khusus untuk membukanya. Biasanya, dokumen berbentuk PDF sangat dianjurkan karena selain mudah diakses, juga tidak merubah tampilan asli portofolio kamu.

Baca juga: Yuk, Buat Tampilan Profilmu Lebih Menarik di LinkedIn!

Data yang Dicantumkan Kurang Jelas

Tidak hanya wanita yang ingin kejelasan ya, tetapi proses rekrutmen juga! Berikan informasi dalam portofolio secara jelas, misalnya kapan karya tersebut di-publish, link yang bisa dibuka untuk melihat karya secara langsung, atau di mana informasi tersebut diposting.

Dengan begitu, keotentikan karyamu bisa dikonfirmasi dan tentunya, membuat HRD semakin percaya dengan potensi yang dimiliki SohIB!

Tampilan Portofolio Nggak Menarik

Pilihlah font yang mudah untuk dibaca | Sumber: Unsplash (Brett Jordan)

Berbicara masalah selera, setiap orang memang berbeda-beda. Namun, dalam membuat portofolio, merupakan sebuah keharusan agar membuat tampilan file kita mudah dipahami orang.

That’s why, gunakan font dan simbol yang gampang untuk dibaca orang. Pilihlah warna desain yang tidak mencolok dan template yang sederhana. Kecuali untuk SohIB yang akan melamar di bidang seni, mungkin kamu perlu lebih berekspresi dan kreatif dalam portofolio.

Ingat, portofolio adalah langkah awal kamu untuk mengenalkan diri ke perusahaan incaranmu, sebelum bertemu tatap muka di interview. Jadi, berikan yang terbaik dalam menyusun ‘presentasimu’ ini.

Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar Wawancara Kerja, Apa Saja?

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca. Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Skuy, langsung gabung aja di sini! So, sampai berjumpa lagi dan salam Sobat Baik Indonesia Hebat! (AJ)