5 Kebiasaan Buruk di Pertemanan yang Sering Dilakukan, Please Stop!

5 Kebiasaan Buruk di Pertemanan yang Sering Dilakukan, Please Stop!

Jangan menormalisasi kebiasaan yang justru merusak persahabatan | Sumber: Unsplash (Duy Pham)

Siapa sih, yang tidak bahagia memiliki pertemanan yang awet? Setiap orang tentunya mendambakan jalinan persahabatan yang panjang dan saling mendukung dalam kebaikan. Perbedaan pendapat ataupun masalah yang berujung pertengkaran sebenarnya wajar terjadi. Namun, ada beberapa kebiasaan buruk yang dinormalisasi oleh sebagian orang, dan sayangnya tidak semua sadar telah melakukan hal tersebut, lo! Waduh, apa saja, ya? Yuk, baca dulu artikel ini agar kamu bisa menghindari efek negatifnya!

5 Manfaat Vitamin C untuk Tubuh Kita, Nomor 3 Belum Banyak yang Tahu

1. Bergosip di Belakang

Jika si A yang tidak datang, maka dia yang digosipkan!

Hayoloh, siapa yang masih seperti ini? Bergosip memanglah sesuatu yang tidak baik, tetapi sangat mudah dilakukan oleh siapapun, bahkan teman dekat sendiri. Salah satu tanda kamu mungkin sudah berada di lingkaran toxic friendship adalah ketika menggunjing di belakang menjadi kebiasaan yang diwajarkan.

Sahabat yang baik adalah ia yang jujur dan memberikan kritikan yang membangun kepada temannya, alih-alih menjadikannya sebagai bahan gosip. Lagipula, hal tersebut tidak hanya akan merusak pertemanan. Namun, kamu sendiri juga akan was-was dibicarakan apabila sedang berhalangan hadir untuk hangout bersama kawan-kawanmu. 

2. Gak Bisa Dipercaya

Persahabatan memang memiliki lingkup yang lebih private dibandingkan dengan teman biasa. Karenanya, nggak heran apabila selama menjadi dekat, berbagi rahasia sangat mungkin terjadi. Nah, tugas kita selain menjadi pendengar yang baik adalah menjaga rapat-rapat pembicaraan tersebut.

Sebuah hubungan yang langgeng didasari oleh kepercayaan. So, jangan rusak pertalian kalian dengan menjadi orang yang tidak amanah. Apabila suatu saat nanti rahasia sahabatmu (yang kamu juga tahu) tersebar, pastikan hal tersebut bukan dari mulut kita.

3. Sering Meminta Bantuan, Tetapi Sulit Dimintai Tolong

Meskipun berkawan dekat, tetapi masih banyak lo, cerita tentang  “teman datang kalau butuhnya doang”! Di dunia ini, tentunya ada orang-orang yang berhati sangat baik, yang saking tulusnya menjadi sering dimanfaatkan oleh temannya yang lain. Sedangkan saat dirinya yang membutuhkan bantuan, justru ghosting atau penolakan menjadi balasannya.

Poin ini tidak bermaksud memberikan kamu masukan untuk jangan terlalu baik sebagai manusia. Memang sih, menolong seseorang seharusnya tidak boleh pamrih dan pilih-pilih. Namun, ada baiknya SohIB berhati-hati menjaga diri dan hati. Salah satu caranya adalah menyortir mereka yang hanya memanfaatkan kamu semata. Memasuki usia yang lebih dewasa, kamu membutuhkan circle yang positif dan support, sehingga SohIB dapat memaknai take and give dengan lebih bijaksana.

Self Love, Penting tetapi Sering Diabaikan

4. Lupa Teman Saat Sedang Jatuh Cinta

Bucin (budak cinta) adalah istilah yang sering digunakan generasi Z saat ini untuk menggambarkan situasi seseorang yang sedang dimabuk asmara. Sayangnya, tidak semua teman mampu berpikir rasional ketika bucin, salah satunya berbagi waktu yang adil untuk dirinya, pertemanan, dan hubungan barunya itu.

Kamu pernah tidak, punya sahabat yang saat sudah punya pacar, lalu kamu dilupakan? Padahal jika sang kekasih menyakitinya, kamulah yang akan menjadi tempat pertama yang dicurhati. Bagaimana perasaanmu? Hmm… pasti tidak nyaman, bukan?

Oleh sebab itu, jadikan hal tersebut sebagai pembelajaran bagi dirimu sendiri. Jatuh cinta dan memiliki relationship menyenangkan, tentunya kita berharap ada akhir yang bahagia di sana. Namun ingatlah, punya sahabat itu bagaikan dianugerahi saudara kandung tanpa satu darah. Merekalah yang selama ini menemanimu dalam suka dan duka. Karena hal tersebut, sangat penting bagi kita sudah mempunyai ikatan pertemanan yang sehat.

5. Suka Iri dan Menuntut Diperhatikan 24 Jam

Punya teman dekat, tapi posesif, ampun banget deh! Banyak lo, kasus di mana seseorang mudah cemburu saat kawannya bergaul atau hangout dengan orang lain tanpa mengajak dirinya. Kamu juga pernah?

Mungkin alasan orang bisa seperti ini adalah terlalu sayang atau tidak punya lingkaran pertemanan yang lain. Namun, apapun penyebabnya, hal tersebut nggak baik dan sangat kekanak-kanakkan. Setiap hari kita semua akan bertumbuh lebih dewasa, dan menjadi dewasa tentu melalui problematika dan kesenangan yang tidak sama. Positive friends adalah mereka yang percaya bahwa sahabatnya nggak akan meninggalkannya ‘hanya’ karena nggak nongkrong bareng tanpa dirinya.

5 hal di atas sebenarnya tidak bisa dijadikan standar baku kebiasaan buruk apa saja yang bisa merusak pertemanan. Namun yang jelas, apabila keseharian kalian dalam bersahabat tidak menjadikan kalian menjadi lebih baik dan sehat, bisa jadi itulah red flag yang harus diperhatikan.

Mengenal Toxic Positivity dan Cara Menghindarinya

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.idya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca.

Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Semuanya gratis! Skuy, langsung gabung aja di sini! Salam Sobat Hebat Indonesia Baik! (AJ)