Karang Taruna Cigombong Hipnotis Peserta Kemah Budaya, Tampilkan Seni Musik Tarawangsa

Karang Taruna Cigombong Hipnotis Peserta Kemah Budaya, Tampilkan Seni Musik Tarawangsa

Penampilan musik tradisional Tarawangsa Karang Taruna Kecamatan Cigombong | Sumber : Foto Azis/Karang Taruna Kecamatan Cigombong

#JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SobatHebatIndonesiaBaik 

Karang Taruna Kabupaten Bogor menggelar kegiatan Kemah Budaya yang bertajuk "Dinu Kiwari Ngancik Nu Bihari Seja Ayeuna Sampereun Jaga." Kalimat tersebut memiliki makna, bahwa apa yang terjadi hari ini merupakan warisan masa lalu. Kita sebagai generasi saat ini diharapkan untuk tidak melupakan sejarah dan sejarah yang lahir harus dilestarikan untuk generasi selanjutnya di masa yang akan datang.

Kegiatan tersebut berlangsung pada tanggal 19-20 November 2022, bertempat di Griya Astuti, Cisarua, Bogor. Event kebudayaan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten Bogor, tokoh sejarah (sejarawan) Kabupaten Bogor dan anggota Karang Taruna se-Kabupaten Bogor.

Adapun rangkaian kegiatan tersebut dimeriahkan dengan beberapa sambutan. Mulai dari sambutan ketua panitia pelaksana, Ketua Karang Taruna Kabupaten Bogor, dan Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten Bogor, Bapak Deni Humaedi AS, S.IP.,MM. Beliau juga merupakan Ketua Majelis Permusyawaratan Karang Taruna (MPKT) Karang Taruna Kabupaten Bogor.

Karang Taruna Kecamatan Cigombong melalui Sanggar Buhun Colony berhasil menghipnotis peserta kemah budaya dengan menampilkan musik tradisional, tarawangsa.

Sanggar Buhun Colony merupakan wadah bagi generasi muda yang memiliki misi untuk menjadi sebuah wadah pecinta seni budaya guna mengembangkan minat serta bakat, khususnya para generasi muda yang memiliki ketertarikan akan seni budaya, terutama dalam sektor musik tradisional tarawangsa.

musik tradisional tarawangsa
Penampilan musik tradisional Tarawangsa Karang Taruna Kecamatan Cigombong (Sanggar Buhun Colony) | Foto : Azis/Karang Taruna Kecamatan Cigombong

Sanggar ini berhasil menampilkan persembahan musik yang memukau para peserta kemah budaya, karena musik tradisional ini memiliki karakter atau ciri khas tersendiri. Panggung diramaikan dengan penampilan ciamik dari para budayawan Kabupaten Bogor, seperti Ki Gola, Ki Bambang Sumantri, dan Ki TB Ule Sulaeman. Mereka berkolaborasi bersama Karang Taruna Kecamatan Cigombong. Ditambah pula dengan Aban Sudrajat sebagai pemain jentreng, Agung memainkan tarawangsa, dan Belgi Alhuda memainkan tarian (ngibing).

Dalam kesempatan tersebut, Belgi Alhuda berhasil menarik beberapa penonton untuk ikut serta menari. Tak hanya itu saja, ia berhasil menarik Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten Bogor, Bapak Deni Humaedi, untuk ikut serta menari atau ngibing. Hal tersebut tentu saja disambut tepuk tangan dari peserta.

tarian ngibing
Belgi Alhuda pada saat menari (ngibing) ditengah alunan musik tradisional Tarawangsa | Foto : Azis/Karang Taruna Kecamatan Cigombong

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan dapat memperkenalkan kembali kearifan lokal, seni budaya, serta merubah pola pikir generasi muda untuk kembali mengenal dan mengetahui serta mempertahankan atau melestarikan seni budaya di tengah gempuran modernisasi global.

Acara tersebut dilengkapi pula dengan sesi diskusi yang melibatkan para tokoh sejarah atau budayawan yang ada di Kabupaten Bogor, di antaranya Ki TB, Ki Gola, dan Ki Bambang Sumantri (Ketua Pamong Budaya Kabupaten Bogor). Tanya jawab seputar seni budaya dan kearifan lokal pun dilontarkan beberapa anggota Karang Taruna yang menghadiri kegiatan kemah budaya ini.

"Budaya terdiri dari dua suku kata, yaitu, budi dan daya. Budi itu akal sedangkan daya adalah kemampuan. Jadi, kemampuan serta akal yang menciptakan kreasi secara terus-menerus dan diyakini secara turun temurun," kata Ki Bambang Sumantri dalam sesi pemaparannya.

Sementara itu, Ki TB Ule Sulaeman, menjelaskan secara rasional, bahwa budaya itu merupakan sesuatu hal yang diyakini lintas generasi dan dilakukan secara konsisten. Dirinya melempar pertanyaan menarik kepada peserta, yaitu siapa yang pertama kali korupsi di negara ini.

"Jadi yang pertama kali korupsi, bisa dianggap sebagai penemu korupsi yang kini semakin menjamur. Karena hal itu telah menjadikan budaya korupsi yang terjadi dan dilakukan secara turun-temurun," sebutnya. Sontak saja jawaban rasional ini mendapat gelak tawa dari peserta yang hadir.

Belgi Alhuda, pecinta seni Karang Taruna Kecamatan Cigombong memiliki harapan, bahwasannya semoga kegiatan ini dapat manghadirkan kepedulian terhadap seni budaya yang ada, khususnya di Kabupaten Bogor. Karang Taruna dan pemuda di wilayah Kabupaten Bogor dapat berkontribusi untuk pembangunan dan pemberdayaan melalui seni budaya.

"Kearifan lokal (local wisdom), seni budaya nusantara, tentu saja memiliki keanekaragaman serta kekayaannya. Maka jangan sampai terkikis oleh budaya asing, karena budaya sebagai jati diri bangsa dan mencerminkan identitas bangsa," tutup Belgi.