Integrasi Masyarakat Dorong Akselerasi Transformasi UMKM Digital

Integrasi Masyarakat Dorong Akselerasi Transformasi UMKM Digital

Akselerasi Transformasi ke dalam UMKM Digital

Transformasi UMKM Digital | suara.com

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) salah satu pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Sebagaimana data yang dilansir dari ekon.go.id (28/04/21), jumlah UMKM Indonesia sebesar 64,19 juta, di mana komposisi Usaha Mikro dan Kecil sangat dominan yakni 64,13 juta atau sekitar 99,92% dari keseluruhan sektor usaha. 

Dalam usaha perkembangan dan kemajuannya, masa pandemi Covid-19 cukup memukul keras stabilitas UMKM di Indonesia. Sesuai rilis Katadata Insight Center (KIC), mayoritas UMKM (82,9%) merasakan dampak negatif dari pandemi ini dan hanya sebagian kecil (5,9%) yang mengalami pertumbuhan positif.

Hasil survey dari beberapa lembaga (BPS, Bappenas, dan World Bank) menunjukkan pandemi ini menyebabkan UMKM kesulitan melunasi pinjaman serta membayar tagihan listrik, gas, dan gaji karyawan. Selain itu, sulitnya memperoleh bahan baku, permodalan, pelanggan menurun, distribusi dan produksi terhambat.

Namun di sisi lain, krisis segala sektor yang terjadi pada masa pendemi Covid-19 menjadi pintu gerbang transformasi digital secara global. Pontensi digital ini dimanfaatkan oleh sektor UMKM untuk servive dan mengoptimalisasi potensi dan produktivitas di masa krisis hingga kembali tumbuh.

Kemunculan komponen digital seperti media sosial dan paltform e-commerce telah menjadi peluang dalam peningkatan produktivitas kegiatan ekonomi terutama dalam hal advertising. Dimana digitalisasi telah membuka jangkauan komunikasi menjadi sangat luas tidak hanya dalam skala lokal maupun nasional melainkan internasional.

Gagasan transformasi digital dalam salah satu pilar G20 Presiden Indonesia menjadi langkah yang relevan dalam membangun dunia pasca pandemi Covid-19. Termasuk upaya dalam memberdayakan dan mempromosikan UMKM di mata dunia menjadi semakin nyata melalui proses akseleasri UMKM ke dalam ekosistem digital.

Menurut laporan We Are Social, terdapat 204,7 juta pengguna internet di Tanah Air per Januari 2022. Kemudian, data dari databoks.katadata.co.id (06/04/21), menunjukan Indonesia menjadi pengguna e-commerce tertinggi di dunia pada April 2021 dengan presentase sebanyak 88,1%. 
Selain itu, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia mengalami peningkatan 12,35% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 170 juta orang menjadi 191 juta orang pada Januari 2022. 

Lebih lanjut lagi, Generasi milenial dan generasi Z mendominasi penggunaan media sosial di Indonesia yang paling banyak berasal dari kalangan muda dengan rentang usia 25-34 tahun. Hampir semua (99,1 persen, 168,5 juta) pengguna media sosial mengakses lewat perangkat mobile seperti smartphone.

Melihat data di atas, menujukan perilaku digitalisasi di Indonesia semakin mendominasi. Berbagai fasilitas seperti media sosial maupun e-commerece dapat menjadi salah satu alat distribusi UMKM di tengah gempuran teknologi. Kekuatan distribusi yang kuat melalui teknologi berbasis digital dapat dimanfaatkan untuk membuka jaringan marketing. 

UMKM yang umumnya brand lokal yang tersebar di seluruh wilayah Indoensia ini dapat diperkenalkan secara luas melalui akun sosial media seperti instragram, facebook maupun Tik-Tok. Kita bisa menggunaan berbagai cara marketing kretaif di media sosial seperti iklan melalui insta story, memposting produk di laman sosial media, endorse, review dengan konten video menarik, atau kita juga memanfaatkan fasilitas market place yang tersedia di facebook, instragram maupun platform e-commerce lainnya. 

Dari Ekonomi Hingga Indentitas

Pameran Produk UMKM | Tempo.co

UMKM menjadi ladang produktifitas ekonomi bagi para pelaku usaha yang dapat dimulai dari skala kecil, dengan menciptakan berbagai produk seperti kuliner, fashion, kerajinan, otomotif dan lain sebagainya. Interkasi ekonomi yang dilakukannya oleh para pelaku UMKM turut menggerakan roda perekonomian di Indonesia. Sehingga sumbangsih dari mereka mampu mengurangi ketimpangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, produk-produk UMKM tidak hanya memiliki nilai jual secara ekonomis. Namun memiliki lokalitas dan membawa jati dirinya masing-masing. Mereka tidak hanya menciptakan dan memanfaatkan peluang untuk usaha. Tetapi juga membuat dan menawarkan keanekaragaman identitas Indoneisa.

Para pelaku UMKM di setiap daerah menciptakan peluang usaha dengan memanfaatkan potensi yang ada ditempatnya masing-masing. Sementara di Indonesia antara kota satu dengan kota lain, atau provinsi satu dengan provinsi yang lain memiliki keunikan yang berbeda-beda. Misalnya saja antara batik Pekalongan dengan batik Solo memiliki corak dan ciri khas yang berbeda. Soto Lamongan dengan Soto Betwai memiliki bumbu, cara pengolahan hingga cita rasa yang berbeda.

Melalui kegiatan UMKM secara tidak langsung telah menampilkan apa yang menjadi identitas bangsa Indonesia dari unit terkecil. Memperlihatkan bagaimana keragaman kekayaan Indonesia tertuang dalam sektor kuliner, fashion dan lain sebagainya kepada mata dunia.

Implementasi Recover Together Recover Stronger

Jual beli produk UMKM| kompas.com

Menjadikan UMKM sebagai salah satu pilar pemulihan perekonomian menjadi langkah pembangunan eknonomi inklsusif yang tepat. Karena pemberdayaan ini tidak hanya berorientasi pada satu kalangan pelaku usaha tertentu saja. Melainkan mendorong seluruh pelaku usaha termasuk pelaku usaha kecil untuk memaksimalkan potensinya.

Upaya ini juga terus didukung oleh para pemerintah dan masyarakat dalam rangka pemulihan ekonomi negara pasca krisis pandemi Covid-19. Sebagaimana yang menjadi semangat dan tema besar dalam gelaran G20 Presidensi Indoensia yakni Recover Together Recover Stronger. Bahwasanya kebangkitan untuk hidup berkelanjutan dalam bidang ekonomi salah satunya menjadi visi kita bersama.

Bagaimana para pelaku UMKM terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitasnya untuk menujukan bahwa produk-produk asli Indoneisa memiliki daya saing. Selain itu, bagaimana membuat produk yang unik dan memiliki nilai jual yang tinggi. Agar nilai lokalitas dan identitas yang ada pada setiap produk siap bersaing dengan produk dari luar negeri.

Selain itu, rasa kepercayaan dari masyarakat juga turut mendorong interaksi perekonomian. Percaya bahwasannya produk-produk lokal juga memiliki kualitas yang dapat diperhitungkan. Sehingga masyarakat kita terdorong untuk membeli, memakai dan mencintai produk dalam negeri.

Dalam upaya akselesrasi UMKM ke dalam ekosistem digital, pengetahuan tentang teknologi dan kemampuan literasi digital menjadi tidak terhindarkan. Untuk mendukung usaha ini, pemerintah sebagai fasilitator memberikan pemahaman dan pelatihan cakap digital. Hal ini agar para pelaku usaha UMKM mampu beradaptasi dan memanfaatkan kekuatan teknologi secara lebih produktif terutama untuk medukung usahanya.

Selain kekuatan media, dalam proses advertising dan marketing, sebagaimana dalam gelaran G20 presidensi Indonesia, pemerintah juga menjadi jembatan atau medium untuk mempromosikan produk produk UMKM dikancah multilevel.

Melihat realitas ini, untuk membangun sebuah visi bersama yakni pemulihan ekonomi yang berkelanjutan tidak bisa hanya dijalankan oleh pihak tertentu saja. Integrasi dan keja sama yang solid dari masyarakat, generasi muda, pelaku UMKM dan pemerintah menjadi kunci dan faktor penting untuk membuka peluang yang lebih besar dan dalam mewujudkan pemulihan perekonomian negara.