Inovasi Transisi Energi Hilangkan Polusi Melalui Sepeda Listrik Masa Kini

Inovasi Transisi Energi Hilangkan Polusi Melalui Sepeda Listrik Masa Kini

Inovasi Transisi Energi Hilangkan Polusi Melalui Sepeda Listrik Masa Kini

Gambar 1 : Langkah Menuju Transisi Energi | ppsdmaparatur.esdm.go.id

Gambar 2 : Sepeda Listrik | hipwee.com

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

     Indonesia merupakan negara berkembang, yang berpotensi dan berambisi untuk menjadi negara maju. Setiap kemajuan membutuhkan suatu perubahan. Konotasi itu adalah gebrakan pedoman Indonesia, yang dibuktikan melalui langkah nyata keikutsertaan dalam anggota G20. Dimana forum G20 melatih daya berpikir kritis warga negaranya untuk menanggapi, menganalisis serta menjadi problem solver terhadap masalah dan risiko yang dihadapi. Banyak krisis yang dihadapi terlihat dalam skala kecil namun ternyata berdampak berkepanjangan terhadap sektor-sektor yang ada. Sehingga hal ini harus menjadi awareness atau kesadaran pada setiap warga negara untuk mengatasinya. Dalam pengusungan tema “Recover Together, Recover Stronger" presidensi Indonesia berfokus pada penguatan arsitektur secara global, transformasi digital dan transisi energi. Secara inklusifitas, penulis akan membahas mengenai transisi energi. Transisi Energi G20 berfungsi menjembatani dan mendorong negara-negara maju, serta negara-negara berkembang agar mempercepat peralihan ke energi bersih.

     Di Indonesia sendiri, dalam beberapa tahun terakhir, topik yang hangat disuarakan adalah mengenai kualitas udara. Diketahui kondisi udara yang kian semakin tidak sehat adalah salah satu tantangan yang berkarat dari dahulu hingga saat ini yang berdampak juga pada saat pandemi Covid-19, karena menyerang organ pernapasan paru-paru. Produksi dan penggunaan energi, sebagian besar dilakukan melalui proses pembakaran yang tidak efisien dan bahkan tidak diatur secara baik oleh regulasi, Satu-satunya adalah sumber utama emisi polutan udara buatan manusia. Bahan bakar yang digunakan untuk transportasi, terutama solar, menghasilkan lebih dari setengah nitrogen oksida. Emisi gas buangnya dapat memicu masalah pernapasan, dan terbentuknya materi partikel serta polutan berbahaya lainnya. Dalam skenario utama yang diproyeksikan, penggunaan bahan bakar tetap meningkat secara konstan, untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi sebesar sepertiga dari kebutuhan energi global. Namun, emisi gas buang secara global dari materi partikel ini diproyeksikan akan turun sebesar 7%, sulfur dioksida sebesar 20%, dan nitrogen oksida sebesar 10% hingga tahun 2040.

                                                   Gambar : sanyangtaxconcultants.com      Gambar: suara.com

     Untuk itulah masalah tersebut harus bisa direduksi dan diatasi. Dalam meminimalisirnya, inovasi pemerintah dilakukan dengan cara mendorong penetrasi ekosistem kendaraan listrik. Pada 16 Maret lalu, sebagai contoh, Presiden Joko Widodo ikut meluncurkan Hyundai Ioniq 5. Mobil listrik ini dianggap istimewa sebab dirakit di pabrik Hyundai di Bekasi. Meskipun, ini merupakan salah satu cara meningkatkan ekonomi Indonesia melalui ekspor sekaligus cukup mengurangi populasi udara yang ada. Tetapi dampak negatifnya tergolong belum seimbang dikarenakan jika mobil atau motor listrik diproduksi dengan jumlah yang banyak, hal itu tetap tidak mengurangi kemacetan yang terjadi, dan kapasitas energi listrik yang digunakan juga berjumlah besar.

     Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi yang lebih menunjukkan perubahan positif namun tetap memperhatikkan aspek yang akan terjadi di masa mendatang.

     Jika merefleksi kembali dari gaya hidup negara maju seperti Jepang, Belanda dan Belgia yang cenderung menggunakan sepeda sebagai transportasi utama. Maka hal itu perlu dijadikan contoh bagi negara ini. Seiring meningkatnya jumlah penduduk populasi kendaraan mobil maupun motor pun bertambah, khususnya ibu kota seperti Jakarta. Memberikan efek konsumtif yang kian membludak.

     Sebagai alternatif solusinya, sepeda listrik adalah inovasi yang tepat untuk menurunkan volume populasi udara emisi, maupun volume lalu lintas kendaraan. Ada tiga unit yaitu sepeda penggerak, baterai dan kontroler. Minimnya penggunaan motor dan mobil membuat kemacetan semakin berkurang. Biaya perawatan sepeda listrik diklaim jauh lebih irit ketimbang motor atau mobil listrik serta biaya charging atau isi ulang baterai juga lebih murah. Penanggulangan sampah baterai dapat dikurangi berdasarkan contoh dari negara AS yang proaktif mendaur ulang baterai yang ada dan memasukkan ke dalam baterai baru. Atau seperti Perusahaan India ACE Green Recycling Inc yang telah mengembangkan proses suhu ruangan dengan mengubah timbal dari baterai bekas menjadi briket dengan kemurnian hingga 99,95 persen. Dengan kendaraan listrik, tentu tingkat emisi akan berkurang serta polusi hanya akan berasal dari pembangkit listrik dan tidak dari kendaraannya langsung. Hal ini tentu akan memberikan efek positif terhadap tingkat polusi udara di daerah yang padat populasi. Sehingga tingkat kesehatan masyarakat pun akan mengalami peningkatan.

     Dari sisi masyarakat, mereka tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga dibandingkan sepeda manual, sehingga mempercepat pekerjaan yang dilakukan. Sepeda listrik atau e-bike mampu mengurangi populasi lingkungan serta memerangi perubahan iklim pada tingkat individu, sehingga ini layak untuk dijadikan sebagai transportasi utama. Dengan demikian,  terciptalah kekuatan sistem keberlanjutan energi global, energi bersih dan iklim dunia.