Green Jobs Sebagai Langkah Pemulihan Iklim di Indonesia

Green Jobs Sebagai Langkah Pemulihan Iklim di Indonesia

Menyambut Perkembangan Green Jobs di Indonesia | freepik.com

#SobatHebatIndonesiaBaik

#JadiKontributorJadiInspirator

#BerbagiMenginspirasi

#SohIBBerkompetisiArtikel

Beberapa tahun belakangan ini, emisi karbon dan gas rumah kaca semakin meningkat tiap tahunnya. Hal tersebut mulai meningkat semenjak terjadinya revolusi industri, dimana mulai terjadi perubahan secara besar-besaran di bidang ekonomi, transportasi, pertambangan, dan teknologi. Teknologi yang digunakan dalam transisi industri sangat berdampak pada perubahan lingkungan dengan menimbulkan kerusakan lingkungan dan peningkatan polusi akibat bertambahnya pabrik-pabrik produksi. Sehingga, lahan hijau semakin berkurang dan emisi gas karbon serta rumah kaca semakin meningkat—dimana memicu peningkatan pemanasan global.

Data kenaikan emisi karbon (metrik ton per kapita) pada tahun 2000 - 2018 secara global | Data World Bank

Pada data statistik dari The World Bank, terlihat bahwa emisi karbon semakin mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal tersebut tentu meresahkan banyak pihak yang memiliki concern terhadap masa depan dunia dan lingkungan, sehingga berbagai negara mulai mengawal The Paris Agreement, yaitu perjanjian internasional yang mengikat secara hukum mengenai perubahan iklim. Menurut United Nations Climate Change, tujuan dari diadakannya Paris Agreement tersebut untuk membatasi pemanasan global hingga di bawah 2°C, sehingga banyak negara, termasuk Indonesia, yang melakukan berbagai cara untuk mencapai puncak global emisi gas rumah kaca dalam mencapai dunia yang netral iklim (net zero emission) pada tahun 2050. Komitmen Indonesia dalam memenuhi target tersebut adalah melakukan sejumlah kebijakan yang berfokus pada transisi energi menjadi energi bersih dengan mengoptimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Pengoptimalan pemanfaatan EBT dapat dilakukan dengan penerapan teknologi EBT ke desa yang membutuhkan pasokan listrik, mengadakan kebijakan untuk meningkatkan finansial negara, serta menaikkan tren Green Jobs di Indonesia.

Apa itu Green Jobs?

Menurut International Labour Organization, Green Jobs merupakan jenis pekerjaan yang berkaitan dengan agenda pembangunan berkelanjutan dan rendah emisi. Meningkatnya Green Jobs di Indonesia ini sangat berpengaruh pada pelestarian lingkungan, pertumbuhan ekonomi, dan membuka lapangan pekerjaan baru. Selain meningkatkan keberlanjutan ekonomi dan kehidupan, Green Jobs diduga akan menjadi pekerjaan yang booming di masa depan. Hal tersebut semakin diperkuat dengan pernyataan dari CEO Google dan Alphabet Sundar Pichai bahwa proyek yang berkaitan dengan iklim akan menciptakan lebih dari 20.000 pekerjaan terkait industri dan energi bersih pada 2025. Indonesia pun turut menunjukkan dukungannya terhadap transisi pemulihan iklim dan energi melalui Green Jobs dengan melakukan pembangunan yang mengutamakan keberlanjutan di Indonesia. Pada Desember 2018, Indonesia telah menunjukkan dukungan terhadap Green Jobs dalam forum ASEAN Labor Ministers Meeting (ALMM) yang mengangkat tema “Promoting Green Jobs for Equity and Inclusive Growth of ASEAN Community”.

Ilustrasi Green Jobs sebagai langkah keberlanjutan kehidupan manusia | freepik.com

Green Jobs dan Keterkaitannya dengan EBT

Pada dasarnya, Green Jobs hadir untuk menjawab berbagai isu dan permasalahan global dari climate change. Sektor pekerjaan yang dikhususkan pada Green Jobs ini juga berfokus pada pemulihan lingkungan. Contoh bidang-bidang pekerjaan yang dapat menjawab masalah perubahan iklim adalah pengolahan limbah dan daur ulang, transportasi umum, suplai dan efisiensi energi, pelestarian biodiversitas dan ekosistem, dan sebagainya. Salah satu bidang yang menjadi fokus utama sekarang adalah suplai dan efisiensi energi.

Suplai dan efisiensi energi merupakan langkah transisi energi dari sektor industri energi tak terbarukan (minyak bumi dan batubara) untuk beralih pada industri dengan energi baru terbarukan (EBT). Langkah ini juga merupakan inisiatif pemerintah untuk mempercepat pengurangan emisi gas karbon yang mulai membahayakan lingkungan di sekitar. Sebagai langkah awal, PLN mempresentasikan rencana penghentian penggunaan batubara yang dimulai dengan 1 GW pada tahun 2030. Beriringan dengan hal tersebut, potensi lapangan kerja di sektor EBT Indonesia diperkirakan akan naik hingga tahun 2030, dimana elektrifikasi diperkirakan akan mencapai 69.652 MW dan potensi pekerjaan akan bertambah hingga 1.721.435.

Pemasangan PLTS oleh generasi muda sebagai komitmen dalam transisi energi

Hadirnya Green Jobs pada transisi energi di Indonesia tentunya menyumbang elektrifikasi bersih yang memadai untuk masa mendatang. Sebagai contoh, berkat perkembangan penggunaan EBT, emisi karbon dioksida yang ada di Indonesia mengalami penurunan hingga 10,37 juta ton pada kuartal ke-3 2021 menurut data dari Direktorat Jenderal EBTKE. Jumlah yang sangat besar mengingat target yang diinginkan hanya 4,92 juta ton karbon. Bayangkan jika seluruh generasi di Indonesia bersama-sama turut peduli dan beralih ke Green Jobs, akan sebersih apa udara yang kita hirup sekarang? 

Apakah Generasi Muda dapat Berpartisipasi?

Dengan memaksimalkan sektor Green Jobs di Indonesia, negara kita dapat mencapai Zero Net Emission pada tahun 2050 dan turut serta dalam memulihkan iklim dunia dengan maksimal. Maka dari itu, kita sebagai generasi muda harus mengambil andil dalam pemulihan lingkungan dengan mendukung gerakan transisi energi melalui Green Jobs. Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya mengambil andil dan peduli dengan isu climate change serta transisi energi, supaya dapat lebih siap dalam menghadapi tantangan yang ada pada masa mendatang.

Tidak perlu melakukan hal yang ekstrim, cukup dengan menambah wawasan, edukasi, dan mengambil langkah untuk masuk ke sektor Green Jobs supaya menjadi agen pemulihan lingkungan, gerakan yang sangat berarti untuk masa mendatang. Green Jobs merupakan salah satu langkah dalam pemulihan dunia dan jembatan untuk menciptakan masa depan yang layak demi memulihkan Planet Bumi bersama, dan siapa lagi yang dapat mendukung gerakan tersebut jika bukan kita?