Gerakan Pelestarian Dolanan ala Kampoeng Dolanan

Gerakan Pelestarian Dolanan ala Kampoeng Dolanan

Bermain bersama Kampoeng Dolanan di CFD Tunjungan

 #SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

Tak Sepopuler Dulu

Bermain, sebuah aktifitas menyenangkan yang menjadi kegemaran bagi siapapun tanpa mengenal batasan usia, pekerjaan, atau bahkan keyakinan. Hal itu dibutkitkan dengan adanya beragam jenis permainan yang terus diwariskan dari generasi ke generasi, atau seringkali dikenal dengan istilah permainan tradisional. Hampir masing-masing dari kita mengenal berbagai jenis dan nama dari setiap permainan tradisional tersebut dengan bermacam-macam istilah, mulai dari congklak, dakon, delik-delikan, bentik, dan lain sebagainya. Bukan tanpa alasan, hal tersebut dikarenakan sifatnya yang diwariskan dari kebudayaan daerah masing-masing, sehingga jenis dan namanya pun akan mengikuti.

Namun, seiring perubahan zaman, eksistensi dari permainan tradisional di masyarakat juga terpengaruh dampaknya. Salah satunya, dengan semakin pesatnya laju perkembangan di bidang teknologi dan informasi, diikuti dengan munculnya beragam aplikasi ataupun permainan modern berbasis elektronik yang semakin menggeser posisi dari dolanan tradisional dari minat masyarakat, khususnya generasi muda. Pasalnya, dengan hanya sekali klik pada gawai masing-masing, permainan modern berupa gim tersebut bisa langsung dimainkan, akan sangat berbeda dengan permainan atau dolanan tradisional yang masih memerlukan effort lebih untuk dapat dinikmati.

Kepopulerannya yang semakin tergerus juga menjadi salah satu faktor penyebab. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya generasi muda yang cederung kurang mengenal permainan tradisional, khususnya bagi mereka yang tinggal di perkotaan. Bukan hal yang mustahil, sebab semakin beragamnya alternatif permainan modern dan berbasis elektronik melalui gawai-gawai mereka, tentunya akan lebih menarik perhatian. Sehingga, gabungan antara kurang menarik dan kesan ribet dari permainan tradisional, seolah menjadi combo kuat yang menyebabkan keberadaannya semakin tenggelam dimakan zaman.

Kampoeng Dolanan, Gerakan Pelestarian Dolanan

Kurang populernya dolanan atau permainan tradisional, ternyata justru menumbuhkan berbagai macam gerakanan pemuda yang berusaha mencoba untuk mengenalkan hingga melestarikannya. Tren gerakan pelesatarian permainan tradisional ini muncul dalam bentuk komunitas-komunitas dan tersebar di berbagai daerah dengan beragam nama, namun kurang lebih memiliki arah dan tujuan yang sama di bidang tersebut.

Kampoeng Dolanan, adalah salah satu komunitas yang bergerak di bidang pelestarian permainan tradisional. Berdiri sejak tahun 2016, dan berpusat di Surabaya, tepatnya di daerah Simokerto ini memang getol dalam bergerak di bidang tersebut. Merangkul berbagai kalangan, khususnya para pemuda yang tergabung sebagai relawan Kampoeng Dolanan untuk turut mengenal, memainkan, dan melestarikan dolanan tradisional, dengan slogan utamanya yaitu “Kenalkan, Mainkan, Lestarikan”.

Secara rutin, para relawan Kampoeng Dolanan ini akan sering nongkrong di kawasan jalan Tunjungan setiap hari minggu pagi pada saat event Car Free Day (CFD). Tongkrongan mereka di CFD ini akan diisi dengan berbagai permainan tradisional yang dapat dimainkan di tempat secara gratis oleh siapapun. Selain itu, para relawan komunitas Kampoeng Dolanan ini juga akan ikut meramaikan dengan mengadakan permainan yang bisa diikuti oleh para pengunjung, seperti misalnya permainan engklek, tarik tambang, hingga bentik. Tujuannya adalah untuk mengenalkan dan mempopulerkan kembali dolanan tradisional kepada masyarakat, dengan langsung mengajak khalayak umum pengunjung Car Free Day Tunjungan.

Lapak Kampoeng Dolanan di CFD Tunjungan
Kampoeng Dolanan di CFD Tunjungan, Surabaya | Dokumentasi Pribadi

Teknik jemput bola inilah yang menjadi titik awal dari komunitas ini menjadi dikenal oleh masyarakat. Berawal dari titik inilah kemudian serangkaian agenda roadshow yang disebut dengan istilah sambang dari Kampoeng Dolanan yang sering dikenal dengan singkatan KD ini mulai berjalan. Kegiatan sambang ini adalah ketika relawan Kampoeng Dolanan akan berkunjung ke suatu tempat, event, atau semacamnya untuk mengisi dan mengajak siapapun yang ada di sana untuk bermain berbagai permainan tradisional. Hasilnya, menurut data dari Kampoeng Dolanan jumlah orang yang diajak mengenal dan bermain dolanan tradisional tersebut telah mencapai lebih dari 300.000 orang selama kurun waktu 2016 hingga saat ini.

Kenalkan, Mainkan, Lestarikan

Lalu, teknik seperit apa yang digunakan oleh Kampoeng Dolanan untuk dapat survive dan berhasil mengajak sedemikan banyak orang untuk bermain permainan tradisional ? Jawabannya ada pada teknik jitu yang menjadi slogannya, yaitu kenalkan, mainkan, lestarikan dan menjadi ciri khas dari setiap gerakan ataupun kegiatan yang mereka selenggarakan. Teknik tersebut pada dasarnya adalah sebuah tahapan untuk bisa melestarikan dolanan tradisional.

Kenalkan, tahap pertama yang harus dilewati untuk bisa menarik minat orang lain mengenai permainan tradisional. Dikutip dari website Kampoeng Dolanan, bahwa penyebab anak-anak tidak memainkan permainan tradisional bukan disebabkan oleh ketidak tertarikan mereka, namun karena ketidak tahuan mereka tentang hal tersebut. Berawal dari pemikiran awal itulah maka diperlukan upaya untuk mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda untuk lebih mengenal dan paham tentang dolanan tradisional.

Bermain dakon atau congklak bersama
Kenalkan dan Mainkan permainan dakon | Dokumentasi pribadi

Mainkan, learning by doing adalah cara yang paling mudah untuk mengenalkan seseorang mengenai permainan tradisional. Tahap kedua untuk dapat mengedukasi anak-anak tentang dolanan tradisional adalah dengan langsung mengajak mereka memainkan suatu permainan, seperti misalnya tarik tambang, balap karung, engklek, dakon dan lain sebagainya. Melalui cara inilah anak-anak atau siapapun akan secara langsung mengetahui cara untuk bermain hingga keseruan dibalik permainan tersebut. Teknik ini akan lebih efektif apabila dibandingkan dengan hanya memperkenalkannya saja melalui cerita ataupun gambar.

Lestarikan, tahapan terakhir yang akan benar-benar bisa tercapai apabila kedua tahap sebelumnya telah dilakukan. Hal ini merujuk pada kegiatan setelah seseorang mengetahui dan memahami minimal mengenai daya tarik dan keseruan dalam bermain permainan tradisional, maka secara otomatis akan mencoba mengajak atau menarik minat orang lain untuk ikut bermain. Sebab, pada umumnya suatu dolanan tradisional akan semakin menarik dan asyik apabila dimainkan bersama-sama. Melalui hal itulah, maka proses pelestarian permainan tradisional akan terjadi secara alamiah.

Mari Bermain Bersama

Melalui tiga tahapan tersebut, gerakan pelestarian permainan tradisional oleh komunitas Kampoeng Dolanan bisa terus eksis dan berjalan hingga saat ini. Ketiga konsep tersebut juga menjadi dasar dari beragam kegiatan komunitar ini, mulai dari agenda Roadshow dari satu daerah ke daerah lain dengan total kurang lebih 90 kota/kabupaten yang telah dikunjungi, hingga kegiatan sambang, workshop dolanan, riset dolanan, outbound dolanan, hingga jualan dolanan tradisional.

Bermain lompat tali di CFD Tunjungan, Surabaya
Mari bermain lompat tali bersama | Dokumentasi Pribadi

Pada dasarnya gerakan dari komunitas Kampoeng Dolanan dalam upaya untuk melestarikan permainan tradisonal melalui jalan edukasi ini adalah suatu bentuk cara untuk mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk bermain bersama. Karena, dengan memainkan permainan tradisional bersama-sama, maka mereka yang sebelumnya tidak tahu menjadi paham dan merasakan keseruan di dalamnya. Kemudian, dengan mengetahui hal tersebut, langkah selanjutnya adalah akan muncul ajakan dan ketertarikan dari teman-teman atau orang lain di sekitarnya untuk ikut bermain, dan melalui cara inilah dolanan tradisional akan bisa terus lestari. Jadi, mari kita bermain bersama !